Contoh Teks Anekdot
– Anekdot yaitu bentuk teks dengan kisah singkat tetapi bermaksud untuk menyindir beberapa golongan tertentu. Biasanya, anekdot berbentuk kisah lucu dan sederhana. Tema yang diangkat biasanya mengenai isu politik, sosial, ataupun isu-isu publik lainnya yang menjangkau banyak kalangan masyarakat.
Anekdot juga bisa digunakan untuk menyindir pemerintah. Anekdot semacam ini biasanya ada di koran-koran nasional dengan kolom kecil di sudut koran tersebut. Biasanya, anekdot dilengkapi dengan karikatur lucu untuk menambah ‘pedasnya’ sindiran tersebut.
Pengertian Teks Anekdot
Secara sederhana, teks anekdot mempunyai arti sebagai sebuah teks yang ditulis dengan cara yang menarik dan lucu. Teks anekdot juga bisa ditulis berdasarkan kisah yang benar-benar terjadi. Biasanya, tujuan umum dari sebuah teks anekdot yaitu menghibur dan sebagai sindiran.
Berikut beberapa pola teks anekdot.
Contoh Teks Anekdot Sosial
Berikut beberapa pola teks anekdot sosial. Anekdot ini biasanya digunakan untuk menyindir situasi-situasi yang berafiliasi dengan keadaan sosial.
Contoh Teks Anekdot Sosial Tema Membuang Sampah Sembarangan
Sampah
Vivi dan Airin ingin berangkat kerja dan mengendarai kendaraan beroda empat dari rumah. Pagi itu hujan turun dengan derasnya. Sudah seminggu hujan turun dan itu sering kali membuat Vivi marah. Selain jadi macet, Vivi yakin kalau hujan niscaya akan terjadi banjir. Dan betul saja, di salah satu jalan arteri yang biasa mereka lewati terdapat genangan air yang panjang dengan plastik-plastik yang mengapun di atasnya menyerupai kapal.
“Dasar pemerintah! Ngelola sampah aja gak becus, makanya kota banjir terus!” Vivi mengomel sambil menyetir. Di hadapannya, bentangan banjir menghadang dan mengharuskan banyak kendaraan beroda empat putar arah. Mengambil jalan dengan jalur yang lebih jauh. Dengan ogah-ogahan, Vivi memutar jalan. Airin mengangkat bahu.
“Ya, namanya demam isu hujan, Vi. Ya, Banjir.”
Vivi masih tidak terima. Baginya, banjir terjadi lantaran banyaknya sampah yang acak-acakan di seluruh jalan kota, terutama sungai. Sampah itu menyumbat aliran sehingga air menumpuk dan ketika hujan terjadilah banjir. Vivi terus menggerutu wacana bagaimana pemerintah harusnya bisa mengatur dan mengelola sampah dengan lebih baik.
Gerutuan Vivi semakin keras ketika jalanan di depannya tampak macet. Dia menginjak pedal rem dan ikut mengantre bersama mobil-mobil yang macet tersebut. Airin paling malas mendengar Vivi mengomel dan menentukan menyalakan radio dan mendengar isu banjir di seluruh kota.
Vivi membuka dasboar kendaraan beroda empat dan mengambil sebuah permen. Dia membuka bungkus permen itu dan memakan isinya. Lalu menurunkan beling kendaraan beroda empat untuk membuang plastik pembungkus permen. Airin melihat itu kemudian menimpali.
“Kamu buang sampah sembarangan! Nanti makin banjir!”
Vivi mencibir sinis tidak mau kalah, “Alah, cuma bungkus permen kecil, kok!”
Airin cuma menggeleng sambil tertawa kecil. Dasar Vivi!
Contoh Teks Anekdot Sosial Tema Prank
Prank
Bejo yaitu seorang Youtuber muda yang terkenal. Subscribernya mencapai jutaan orang dengan puluhan juta penonton kontennya. Slogan yang selalu dia bawa adalah, ‘Anak Muda Berkarya’ dan selalu menangkis cibiran orang terhadapnya dengan slogan kebanggaannya itu.
Anton yaitu salah satu penonton setia Bejo. Dia selalu terkagum-kagum dengan konten yang dibawakan youtuber tersebut. Setiap ada konten baru, lonceng pemberitahuan akan masuk ke ponsel Anton. Jika sudah begitu, secara cepat kilat dia akan menonton konten terbaru tersebut. Hal ini mengambarkan bahwa dia yaitu seorang subsriber sejati dari Bejo.
Hari itu, Anton menonton sebuah klip berisi wawancara Bejo dengan salah satu televisi nasional. Di dalam layar datar yang ia tontonn, ia melihat seorang presenter mewawancarai youtuber kesayangannya itu.
“Gimana dengan orang yang menyebut konten Anda itu dengan konten sampah?”
Bejo mengibaskan rambut panjangnya ke belakang dan berdeham, “Tidak ada sebuah karya seni yang layak dianggap sampah, Bung! Anak muda itu berkarya, dan ini yaitu karya saya! Lagipula, setiap konten saya selalu mempunyai makna tersembunyi. Sama menyerupai setiap insiden yang selalu mempunyai hikmah, kan? Konten saya juga begitu.”
Anton semakin kagum dengan youtuber tersebut. Sebagai fans, balasan diplomatis atau ngeles ala Bejo itu menjadi sebuah panutan yang diyakininya. Dia juga aktif membela Bejo kalau ada orang yang menyerang youtuber itu dengan kata ‘lebay’, ‘alay’, ‘tidak bermanfaat’, dan lain sebagainya. Anton menganggap itu loyalitas.
Suatu hari, Anton melihat konten milik Bejo yang terbaru. Begitu tanda lonceng muncul, dia eksklusif membukanya demi melihat panutannya beraksi. Hari itu kontennya yaitu mengerjai sahabat si youtuber atau dengan bahasa gaulnya yaitu prank. Pranknya yaitu akal-akalan bertengkar dan membuat duduk masalah dengan sahabatnya sendiri. Dan itu membuat Anton terinspirasi. Bagi Anton, hikmahnya yaitu bisa menguji kesetiaan pertemanan.
Besoknya, dia mendatangi salah seorang temannya untuk melaksanakan hal yang sama. Karena budgetnya minim, dia mempersiapkan segalanya sendiri. Begitu temannya datang, Anton eksklusif mencari gara-gara dengan temannya tersebut. Berbeda dengan di konten, sahabat Anton eksklusif murka dan memukuli Anton.
“Hei, tunggu-tunggu! Ini cuma prank!” kata Anton panik.
Temannya memukul sekali lagi hingga Anton terjatuh dan tertawa puas. “Oh, tenang aja, Ton. Aku juga cuma nge-prank!”
Kata temannnya sambil menunjuk kamera yang ada di sebelah mereka. Anton menggerutu kesal! Prank sialan!
Contoh Teks Anekdot Sosial Tema Daging
Daging
Putri sedang ujian, sehingga dia butuh ketenangan semoga bisa berguru dan berkonsentrasi. Jadi, supaya bisa lebih paham, Putri bangun semenjak subuh untuk belajar. Baginya, pagi yaitu waktu yang paling baik, lantaran pagi har tidak seberisik siang, sehingga Putri yakin ia bisa berkonsentrasi penuh. Dia berguru dengan tenang dan damai.
Hingga tiba-tiba, tepat di pukul 6, dia mendengar bunyi berisik yang cempreng, memecah kesunyian.
“Daging! Daging!”
Putri berusaha mengabaikannya lantaran bunyi tersebut masih jauh. Tetapi ketika bunyi tersebut semakin dekat, Putri merasa gelisah dan kesal. Konsentrasi belajarnya buyar.
“Daging! Daging! DAGING!!”
Dengan marah, Putri bangun untuk keluar rumah kemudian membalas teriakan si penjual daging tersebut.
“Bang! Gak ada otak, ya!”
Si penjual daging berhenti dan menoleh kepada Putri. “Enggak, Neng! Ini perjuangan punya DPR! Enggak ada otak, yang ada daging semua!”
Putri pun tertawa dan tidak jadi marah-marah.
Contoh Teks Anekdot Sosial Tema Tidak Sempat Sholat
Tidak Sempat Sholat
Mimi masih di kantor ketika kurang jelas mendengar adzan berkumandang. Dengan kaget, dia melihat ke arah jam tangannya dan mengembuskan napas. Memang sudah masuk waktu dzuhur. Dengan cepat Mimi mengetik ctrl+s untuk menyimpan ketikannya dan menoleh ke arah Ira.
“Ra, dzuhur dulu, yuk!”
Ira menggeleng sambil terus memelototi mmonitornya. “Duluan, Mi. Kerjaanku masih banyak lagi.”
“Oh, ya sudah. Aku duluan, ya!”
Mimi pun beranjak menuju musholla kantor untuk melaksanakan sholat dzuhur. Lima belas menit kemudian, Mimi selesai mendirikan sholat dan kembali ke kubikelnya. Dia melihat Ira masih berkonsentrasi pada monitornya. Mimi menetapkan untuk membantu Ira semoga temannya itu sempat sholat.
“Ra, sini tak bantui kerjaanmu, biar kau sholat,” kata Mimi sambil menghampiri kubikel Ira. Tetapi Mimi eksklusif mencibir begitu melihat apa yang terpampang di layar monitor Ira.
“Memang, ya, manusia! Ndak sempat sholat tapi sempat main game Plant vs Zombie!”
Contoh Anekdot Sosial Tema Mangga Muda
Mangga Muda
Budi kebingunan ketika istrinya yang sedang hamil meminta untuk dicarikan mangga muda. Pasalnya, ketika itu belum musimnya mangga muda untuk berbuah.
“Yang, diganti pakai kedondong muda, mau gak? Kan, sama-sama asem!”
Si istri tidak mau dan tetap ngotot ingin mangga muda. “Kamu mau anak kita tukang ngeces?”
Budi tidak sanggup membayangkan anaknya menjadi tukang ngeces, jadilah dia berangkat keliling kampung untuk mencari mangga muda. Alkisah, dia tidak menemukan mangga muda lantaran memang belum demam isu berbuah. Jadi, dia duduk di tepi jalan sambil berpikir bagaimana caranya mendapat mangga muda.
“Ke toko buah saja, Mas!” kata Irfan ketika Budi bertanya dimana dia bisa mendapat mangga muda.
“Toko buah punya mangga muda?”
“Ya, enggak, sih,” kata Irfan. “Tapi, Mas tulis saja bacaan muda di mangga itu. Jadinya, kan, mangga muda juga.”
Budi menggaruk kepala, menahan diri untuk tidak menampol pundak Irfan. “Punya teman, kok, gak beres!”
Irfan menimpali, “Punya istri, kok, banyak mau!”
Contoh Anekdot Sosial Tema Kolusi
Kolusi
Di suatu hari yang cerah, Nono berorasi ketika demo di depan kantor bupati. Nono bersama teman-teman mahasiswa protes wacana kebijakan bupati wilayahnya yang suka melaksanakan praktik kolusi. Setiap yang mempunyai hubungan kekerabatan dengan sang bupati, niscaya lebih simpel mendapat pekerjaan atau memasuki kampus mana pun yang mereka sukai. Berbeda dengan orang-orang yang tidak punya hubungan dengan bupati. Jangankan sanggup pekerjaan, masuk kampus favorit perti berguru keras dan bekerja keras.
Oleh lantaran itu Nono dan kawan-kawan mahasiswanya melaksanakan agresi untuk menghentikan praktik kongkalikong tersebut.
“Hentikan praktik kolusi!” kata Nono dengan semangat.
“Hentikan!” sahut teman-temannya menyetujui bagai koor.
“Pejuang 98 tidak menurunkan presiden hanya untuk melihat praktik kongkalikong dimana-mana!”
“Betul!”
Mereka berorasi hampir 1 jam. Sampai kemudian salah seorang sahabat Nono memanggil Nono untuk turum. Nono menyerahkan toa kepada sahabat yang lain dan turun menghampiri temannya tersebut.
“Ada apa?”
“Si Latifah tanya soal siapa yang mau wakili organisasi untuk lomba baca puisi: Neno atau Irsyad.”
“Neno aja,” jawab Nono tanpa berpikir. Temannya heran, soalnya untuk soal puisi, Irsyad jauh lebih bagus dari Neno.
“Kenapa Neno?”
“Soalnya dia kembaran gue.”
Temannya tepuk jidat. Pantas kongkalikong di negara ini tak habis-habis! Yang menentang kongkalikong pun, melaksanakan praktik kolusi.
Contoh Teks Anekdot Sosial Tema Cantik
Cantik
Beti yaitu anak berumur 4 tahun yang suka membaca. Dia menggunakan kacamata dan giginya ompong. Suatu hari, Tante Tuti dan Tante Tati, adik dari Mama Beti tiba berkunjung. Beti yang membukakan pintu, menyuruh kedua tantenya masuk dan memanggil Mamanya. Setelah berbasa-basi sebentar, Mama Beti beranjak ke dapur untuk mengambil minum. Tinggalah Tante Tuti dan Tante Tati bersama Beti di ruang tamu.
“Beti umur berapa?” tanya Tante Tati kepada Beti.
“4 tahun, Tante Tati.”
“Udah sekolah?” tanya Tante Tuti.
“Belum Tante Tuti, Beti maunya eksklusif SD.”
“Oh, iya,” kata kedua tantenya. Kemudian, kedua tante itu berdiskusi mengenai keadaan Beti.
“Dia beda dari Mamanya, ya?” kata Tante Tati.
“Iya, dia enggak C-A-N-T-I-K kan?” timpal Tante Tuti.
“Tapi Beti anak yang P-I-N-T-A-R, Tante Tati dan Tante Tuti,” sahut Beti dari sudut ruangan. Kedua Tantenya terdiam malu.
Contoh Teks Anekdot Sosial Tema Semua Orang Itu Cantik
Semua Orang Itu Cantik
Binda yaitu seorang anak yang rendah diri, alasannya merasa wajahnya tidak cantik. Memang, wajah Binda tidak glowing menyerupai teman-temannya yang lain, malah cenderung kusam. Dan itu membuat Binda sering mengeluh dan tidak percaya diri dengan wajahnya sendiri.
Seperti hari itu, Binda melihat sebuah bisul muncul di hidungnya yang kusam. Dia eksklusif misuh-misuh dan curhat dengan sahabatnya, Kuma.
“Kum, lihat, nih, gue jerawatan. Udah muka gue kusam, makin jelek, deh, lantaran ada jerawat.”
“Ah, lo enggak jelek, kok, Bin,” kata Kuma menghibur. “Jerawat itu wajar, kali. Namanya juga remaja.”
“Tapi gue buruk banget. Enggak kayak si Marni, tuh. Udah cantik, mulus lagi. Huh!”
“Semua orang itu cantik, kok, Bin,” kata Kuma lagi dengan kalem.
Binda mencibir tidak percaya. Kuma meyakinkan sahabatnya lagi bahwa semua wanita itu intinya cantik.
“Iya, semua orang itu cantik. Asalkan punya duit buat ngerawat wajahnya!”
Binda melempar tisu ke wajah Kuma. “Sialan! Secara gak eksklusif lo bilang gue udah jelek, miskin lagi!”
Kuma hanya tertawa jahat.
Contoh Teks Anekdot Sosial Tema Sisa Saos
Sisa Saos
Fredi dan Dedi sedang makan siang bersama. Mereka makan di sebuah rumah makan khusus yang menjual segala jenis olahan ayam. Fredi memesan ayam geprek sementara Dedi memesan ayam goreng tepung lengkap dengan saosnya. Ketika masakan datang, Fredi minta suplemen selada lantaran menyukai lalapan itu, sementara Dedi menuangkan saos banyak-banyak lantaran suka pedas.
Mereka makan sambil mengobrol, sesekali tertawa. Di simpulan perjamuan itu, Fredi mendorong piringnya ke tengah sambil serdawa. “Aku udahlah. Udah selesai.”
Dedi juga mendorong piringnya menjauh. “Aku pun udah selesai.”
Mereka duduk untuk menenangkan perut. Tanpa sengaja, Dedi melihat ke arah piring Fredi sambil mencibir. “Heh, Fredi! Kau tau, gak? Kalau makan gak habis, nanti sisanya dimakan setan! Itu seladamu masih banyak, nanti dimakan setan!”
Fredi gantian mencibir. “Alah, lebih kejam kau, Ded! Setannya bisa kepedasan gara-gara saosmu masih seperempat piring lagi!”
Contoh Teks Anekdot Sosial Tema Tawar Harga
Tawar Harga
Bu Susi mau mencari lukisan untuk rumah barunya. Makara dia memesan taksi daring dan pergi ke sebuah galeri rekomendasi dari temannya. Kata temannya, galeri itu sudah terkenal dengan stok lukisannya yang banyak dan bagus-bagus. Semua aliran lukisan ada di sana dan Bu Susi tinggal memilih.
Karena suka tampilan rumah yang artistik, Bu Susi menetapkan untuk mengunjungi galeri itu. Dia ingin membeli sebuah lukisan yang akan dipajang di ruang tamunya. Setelah beberapa menit naik taksi daring tersebut, Bu Susi hingga di galeri yang dimaksud. Dia eksklusif masuk dan melihat-lihat.
Dia menemukan sebuah lukisan abnormal yang tampak bagus dengan warna dasar biru. Dia bertanya pada salah satu pegawai galeri soal harga lukisan tersebut.
“Oh, kalau yang itu tiga setengah, Bu,” kata si Pegawai dengan ramah. Bu Susi mengerutkan kening.
“Mahal kali tiga setengah juta! Aku mau beli kalau harganya dipotong jadi satu setengah juta! Gimana? Mau beli tunai, ini. Gak pake kredit.”
“Maaf, Bu,” kata di Pegawai masih dengan senyuman ramah. “Maksud saya tiga setengah itu 350.000 bukan tiga setengah juta.”
“350.000?” tanya Bu Susi lagi. Keningnya masih berkerut. “Aku mau beli lukisan ini kalau harganya turun jadi 200.000!”
Penjaga toko geleng-geleng kepala. Memang konsumen ini semua pada tukang tawar harga!
Contoh Teks Anekdot Sosial Tema Bermain dengan Tuhan
Bermain dengan Tuhan
Budi yaitu anak dari sepasang suami istri yang bekerja di sebuah perusahaan besar. Budi berusia 5 tahun dan sangat cerdas. Banyak yang mengakui kecerdasan dari Budi. Dari mulai tantenya hingga ke guru-guru di Taman Kanak-kanak tempat Budi bersekolah menghabiskan hari.
Suatu hari di hari sabtu yang cerah, Ibu Budi berada di rumah lantaran tidak ada pekerjaan. Biasanya setiap sabtu Ibu Budi rapat bahkan hari ahad pun bekerja. Jadi, ketika Ibunya benar-benar libur, Budi merasa senang. Mereka mengobrol banyak dan bermain bersama.
“Bu, saya paling suka main bola,” kata Budi ceria.
Ibunya tersenyum dan bertanya. “Kenapa Budi suka main bola?”
“Karena kalau main bola, Budi bisa main sama Tuhan?”
“Main sama Tuhan?” Ibu budi mengerutkan kening bingung. “Gimana caranya?”
“Gampang, Bu,” jawab Budi percaya diri. “Budi lempar bola ke atas, terus Tuhan melempar kembali bola itu ke arah Budi!”
Contoh Teks Anekdot Sosial Tema Speaker Baru
Speaker Baru
Pak Supri dan Ibu Supri yaitu penikmat musik sejati. Hari ini mereka gres saja membeli speaker baru. Speaker itu yaitu keluaran paling mutakhir dengan harga yang paling mahal. Bapak dan Ibu Supri sangat gembira dengan speaker tersebut, alasannya selama ini mereka hanya bisa mendengarkan musik dari sebuah speaker kecil yang murah. Jadi, begitu mendapat speaker gres dengan kualitas dan harga terbaik, mereka sangat bahagia.
Setiap hari mereka memasang lagu dengan menggunakan speaker itu. mulai dari lagu lawas, dangdut, hingga ke lagu pop masa kiri. Mereka bersenang-senang dengan speaker gres tersebut.
Hingga suatu hari, Ibu Supri bermaksud untuk mengundang tetangga mereka. Tujuannya semoga mereka bisa menikmati musik bersama. Ibu Supri tahu bahwa tetangga mereka juga suka mendengar musik. Jadi, dia pergi ke rumah tetangganya dan mengetuk pintu.
“Iya, Bu Supri, ada apa?”
“Hayu, Bu, tiba ke rumah kami. Kami sudah beli speaker gres dan suaranya jernih sekali. Ayo, kita mendengarkan musik di rumah saya bersama-sama. Hitung-hitung syukuran speaker baru, Bu.”
“Oh, enggak perlu, Bu,” kata tetangganya dengan ramah. “Masuk saja ke rumah saya dan kita akan mendengar lagu dari speaker gres Bu Supri dengan terperinci dari dalam sana.”
Contoh Teks Anekdot Sosial Tema Ikannya Darimana?
Ikannya Darimana?
Doni yaitu seorang pria muda yang kaya dan royal. Dia sering mengajak teman-teman perempuannya untuk makan malam bersama. Doni suka dipuji dan suka bicara. Dia biasanya banyak bicara kepada gadis-gadis dan memberitahu soal hal-hal yang dia ketahui. Itu akan membuat gadis-gadis tertawa dan menyebutnya pintar. Hal tersebut pulalah yang disukai Doni.
Suatu hari, dia mengajak Tiara, sahabatnya, untuk makan di sebuah restoran seafood. Di restoran tersebut, Doni bertanya pada Tiara ingin memesan apa. Tiara melihat daftar sajian dan menunjuk salah satu hidangan ikan yang tampak lezat.
“Aku mau ikan, kelihatannya enak.”
Doni melihat sajian yang ditunjuk Tiara dan mengangguk. “Ikan yang itu memang enak. Aku pernah makan. Aku bahkan tau itu ikannya berasal dari mana.”
“Masa?” tanya Tiara tidak percaya. Doni berdecak meyakinkan.
“Betul. Ikan itu punya ciri khas sendiri sesuai tempat asalnya. Jadi, sekali lihat juga tahu itu ikannya berasal dari mana. Aku pernah berguru soal ikan dan ciri khasnya.”
Tiara masih tidak percaya dan menunjuk ke salah satu sajian ikan. “Kalau gitu coba tebak, ini ikan dari mana?”
Doni melihat gambar yang ditunjuk Tiara dan mengangguk pasti.
“Ini dari tempat timur. Kayaknya Lombok,” jawab Doni yakin, kemudian menoleh ke arah pelayan yang mencatat pesanan mereka. “Iya, kan, Mas? Ini ikannya dari Lombok?”
“Enggak tahu, Mas,” jawab pelayan itu santai. “Ikannya gak pernah ngobrol sama saya dia berasal dari mana.”
Tiara tertawa, sementara Doni menunduk malu.
Contoh Teks Anekdot Sosial Tema Omong Kosong
Omong Kosong
Indra yaitu wartawan gres di salah satu koran ternama. Koran tempat Indra bekerja sudah terkenal kredibilitasnya dan konten yang disajikan selalu berisi, bermanfaat, dan berkualitas. Suatu hari, Indra disuruh untuk meliput sebuah konferensi pers dari salah satu pejabat pemerintah. Ini merupakan kiprah penting pertama Indra. Biasanya, Indra hanya disuruh untuk meliput hal-hal sepele. Jadi, dia sangat senang disuruh meliput sebuah konferensi pers orang penting.
Dan lantaran ini kiprah pertama Indra, bosnya tidak lelah mengingatkan wartawan gres itu untuk menjaga dapat dipercaya koran.
“Jangan tulis hal-hal yang enggak bermanfaat!” kata bosnya. “Tulis saja hal penting, isu harus padat, tetapi menggunakan bahasa yang santai. Terus, jangan pernah sebar hoax. Koran kita tidak menyebar hoax. Jangan melewatkan apapun yang dikatakan pejabat itu. Dengar, Indra?”
“Siap, Pak!” kata Indra dengan semangat. Dia kemudian pergi ke konferensi tersebut dan bertekad membuat isu yang baik. Agar dia cepat menjadi wartawan hebat menyerupai yang diidamkan.
Seminggu kemudian, bos koran tiba ke kubikel Indra sambil marah-marah dan melempar kertas hasil goresan pena Indra.
“Kenapa kertas laporan konferensi pers itu kosong, Ndra! Kamu tiba ke konferensi itu atau tidak sebenarnya?”
“Datang, Pak,” jawab Indra. “Tapi Bapak bilang kita enggak boleh menyebar hoax. Semua yang dikatakan pejabat pemerintah itu yaitu pernyataan yang mengandung hoax, Pak! Makanya tidak saya tulis!”
Bos koran tepuk jidat, menyesal telah menentukan Indra sebagai karyawannya dan telah menentukan pejabat pemerintah yang suka berbohong itu.
Contoh Teks Anekdot Dialog
Teks anekdot obrolan yaitu teks anekdot yang penulisannya berbentuk dialog. Biasanya, dibentuk dengan mode percakapan semoga lebih simpel dipahami lantaran jalan kisah yang cenderung lebih sederhana.
Contoh Teks Anekdot Dialog – Korek Api
Korek Api
Pak Irwan yaitu seorang karyawan sebuah perusahaan yang sangat suka berjalan. Jarak dari rumah dan kantornya memang cukup dekat, sekitar 800 meter saja dan dia tidak pernah mau menaiki sepeda motor kesayangannya hanya untuk berangkat ke kantor. Dia menentukan untuk berjalan cepat. Bahkan ketika sedang hujan, Pak Irwan menentukan menggunakan jas dan membawa payung untuk hingga ke ke kantornya.
Di perjalanan menuju kantor, Pak Irwan selalu bertemu dengan penjual korek api yang menjajakan dagangannya. Harga korek tersebut 2000 rupiah. Pak Irwan selalu memperlihatkan 2000 rupiah kepada penjual korek tersebut, tetapi tidak pernah mengambil korek yang dijajakan. Dia melakukannya hanya untuk memberi sedikit uang kepada penjual korek yang miskin tersebut.
Suatu hari, Pak Irwan memberi uang 2000 kepada penjual korek tersebut tanpa mengambil koreknya. Setelah melaksanakan hal itu, dia kembali berjalan. Tetapi, penjaga korek tersebut berteriak kepada Pak Irwan:
“Pak, kini harga koreknya sudah 2500 rupiah! Ini kurang 500!”
Contoh Teks Anekdot Dialog – Liburan Akhir Pekan
Liburan Akhir Pekan
Budi dan Irfan yaitu dua sahabat yang bekerja di kantor yang sama. Mereka berdiskusi wacana planning liburan panjang di simpulan pekan. Hari jum’at dan senin yaitu hari libur nasional, otomatis libur 4 hari itu menjadi liburan panjang buat para karyawan kantor.
Budi: “Fan, simpulan pekan ini lo mau liburan kemana?”
Irfan: “Kayaknya gue ke rumah tunangan gue aja, deh.”
Budi: “Ah, serius lo liburan malah ke rumah tunangan? Anak-anak di kantor ngerencanain buat liburan ke pantai. Nyewa villa selama 3 hari dua malam.”
Irfan: “Ide liburan yang bagus, tuh.”
Budi: “Lo gak mau gabung sama gue?”
Irfan: “Kayaknya enggak, deh. Gue tetap mau ke rumah tunangan aja.”
Budi: “Dasar Bucin, lo! Liburan panjang gini cuma ada setahun sekali!”
Irfan: “Iya, gue tahu. Tapi simpulan pekan ini gue mau nikah sama tunangan. Gue gak mau bolos dari pesta ijab kabul gue sendiri!”
Contoh Teks Anekdot Dialog – Pekerjaan Baru
Pekerjaan Baru
Ana sedang bercerita pada Leo bahwa dia mendapat tawaran pekerjaan gres dari salah seorang kolega. Itu membuatnya bingung, soalnya dia suka dengan pekerjaannya yang sekarang. Sebagai seorang teman, Leo berusaha membantu Ana menemukan jalan keluar.
Ana: “Menurutmu gimana, Leo?”
Leo: “Ya, ambil aja keputusan yang menurutmu tepat, Na.”
Ana: “Aku suka sama pekerjaanku yang sekarang, Le.”
Leo: “Soal honor gimana?”
Ana: “Besaran yang tawaran gres ini.”
Leo: “Ya udah. Ambil aja.”
Ana: “Tapi saya suka sama kerjaanku yang sekarang. Orang kantornya ramah, pekerjaannya menyenangkan.”
Leo: “Kamu harus cepat ambil keputusan, Na. Pilih salah satu.”
Ana: “Kenapa harus menetapkan cepat-cepat?”
Leo: “Karena saya ingin tau sama keputusanmu. Aku mau nyoba ambil kerjaan gres yang kau sebutkan tadi kalau kau enggak mau ambil!”
Ana menepuk jidat Leo dengan kesal. Ternyata ada udang di balik bakwan!
Contoh Teks Anekdot Dialog – Jalan-jalan
Jalan-Jalan
Di suatu sore, Rendi dan Mino terlihat bosan di depan teras kos mereka. Tidak ada jadwal kuliah dan kegiatan organisasi membuat mereka galau ingin melaksanakan apa. Mereka duduk di teras, kemudian Rendi mengajak Mino mencari angin.
Rendi: “Jalan, yuk. Hari cerah begini masa mau dilewatkan di kos doang!”
Mino: “Oke. Kemana?”
Rendi: “Ke Bandara, yuk. Sekalian ngadem.”
Mino: “Oke, di bandara banyak yang bisa dilihat juga.”
Rendi: “Besok, kita ke pelabuhan. Liat-liat kapal.”
Mino: “Boleh juga, sekalian liat sunset, lah. Biar keliatan kayak anak indi.”
Rendi: “Gue pengen sekali-kali punya flight ke luar kota. Pasti kalau naik pesawat lebih cepat dan lebih nyaman.”
Mino: “Iya, sih. Tapi, kalau liburan pakai kapal lebih simpel istirahat. Tinggal tiduran aja di kabin.”
Rendi: “Iya, sih. Tapi kalau naik pesawat kelihatan lebih keren. Lebih cepat hingga jadi waktu gak terbuang sia-sia di jalan.”
Mino: “Naik kapal lebih berkesan. Liat ombak terus bahari biru luas. Kalau capek tinggal tidur di kabin. Pokoknya naik kapal lebih jos.”
Rendi: “Ya udah, jalan-jalan nanti, kita beli tiket pesawat aja. Buktiin kalau traveling naik pesawat lebih bagus!”
Mino tertawa dan menepuk pundak Rendi: “Jalan-jalan apaan? Kita cuma mau ngadem di bandara, woy!”
Rendi ikut tertawa bersama Mino.
Contoh Teks Anekdot Dialog – Diet
Diet
Di suatu siang, Dita dan Tomi pergi makan siang bersama di sebuah restoran terkenal. Dita permisi ke toilet sebelum memesan makanan. Sekembalinya dari toilet, Dita membuka sajian restoran sambil cemberut.
Tomi: “Kamu mau pesan apa?”
Dita: “Aku belakangan ini gendutan. Tadi, pas saya ngaca, saya liat pipiku makin chubby aja. Ini niscaya berat badanku naik. Makara hari ini au mau makan sedikit aja. Aku mau pesan sup sama snack diet aja, deh. Aku mau nurunin beratku 2 kg bulan ini.”
Tomi: “Kalau itu doang mana cukup buatku. Aku udah kerja dari pagi sampe siang, energiku terkuras banget. Aku beneran laper, jadi saya mau pesan ayam geprek pake nasi uduk. Seladanya banyakin dan jus alpukatnya 1. Terus juga mau cheese cake buat masakan penutup.”
Dita: “Kayaknya saya mau makan itu juga, deh.”
Tomi: “Bukannya kau mau diet?”
Dita: “Iya, dietnya dimulai besok!”
Contoh Teks Anekdot Dialog – Nonton
Nonton
Suatu hari, Jeremi mendatangi rumah Bila, sahabatnya. Sudah usang mereka tidak bertemu dan ketika punya waktu luang, Jeremi mendatangi rumah Bila untuk mengajak wanita itu jalan-jalan.
Jeremi: Bil, kita sudah usang enggak jalan-jalan, nih. Sebulanan. Keluar, yuk.
Bila: Oke, mau kemana?
Jeremi: Nonton ajalah, biar gampang. Kamu mau nonton apaan? XYZ Film, mau?
Bila: Ah, reviewnya jelek. Gak mau. Nanti saya kecewa pas nonton film itu.
Jeremi: Ya sudah, nonton Winter Summer mau?
Bila: Itu, kan, film remake. Kita udah pernah nonton versi lamanya ngapain nonton yang ini juga? Paling cuma ganti pemain aja. Jalan ceritanya tetap sama.
Jeremi: Kalau Kill Netti mau gak? Lagi booming, tuh.
Bila: Ya, memang lagi booming, sih. Tapi saya gak suka film thriller.
Jeremi: Aku maunya nonton yang lucu-lucu. Cintaku di Atas Atap mau tayang, kan?
Bila: Udah tayang, sih. Udah tayang 15 menit lalu!
Jeremi: Kalau gitu terus jawabanmu, kita gres bisa nonton film lagi bulan depan, Bil! Dasar cewek ribet!
Contoh Teks Anekdot Dialog – Gigi Palsu
Gigi Palsu
Mika seorang suster di sebuah praktik dokter gigi. Suatu hari, telepon di tempat praktik itu berbunyi. Dengan segera Mika mengangkat telepon tersebut.
Mika: Halo, selamat pagi. Dengan klinik gigi XYZ. Ada yang bisa dibantu?
Heri: Saya Heri, saya mau membuat janji dengan Dokter Iban untuk melihat gigi saya.
Mika: Sebentar, ya. Saya akan mengatur janji antara Pak Heri dan Dokter Iban dua ahad dari sekarang, ya, Pak.
Heri: Saya bisa tiba besok saja, Mbak?
Mika: Sepertinya tidak bisa, Pak. Soalnya, besok Dokter Iban ada janji dengan pasien yang lain. Daftar janjinya penuh hingga dua ahad ke depan.
Heri: Oh, gak apa-apa, Mbak. Saya enggak mau ketemu dia. Saya cuma perlu dia melihat gigi saya aja dan akan saya tinggalkan di klinik praktik besok. Soalnya, yang mau diperiksa itu gigi palsu.
Contoh Teks Anekdot Dialog – Cek Kesehatan
Cek Kesehatan
Tubuh Ibu Betriks terasa sakit dan dia mengunjungi dokter ternama di sebuah rumah sakit ternama. Dia meminta diperiksa secara menyeluruh. Dokter itu memeriksanya kemudian memperlihatkan hasil pemeriksaannya kepada Ibu Betriks
Dokter: Hasil investigasi sudah keluar, Bu. Tubuh itu baik-baik saja.
Betriks: Saya enggak butuh di x-ray, Dok?
Dokter: Sama sekali tidak, Bu.
Betriks: Saya enggak butuh tranfusi darah, Dok?
Dokter: Tidak, Bu. Tubuh Ibu baik-baik saja.
Betriks: Dokter jangan bohong, saya merasa sakit. Bagian tubuh dalam saya terasa membara, tenggorokan sakit, dan kepala saya pusing berat. Saya juga merasa lemah dan pandangan berkunang-kunang selama 2 hari. Bukankah itu tanda-tanda sedang sakut parah?
Dokter: Enggak, Bu. Itu yaitu tanda-tanda flu ringan. Jangan khawatir.
Contoh Teks Anekdot Dialog – Menulis Surat
Menulis Surat
Helen mengunjungi Billy, tetapi dia mendapati Billy sedang sibuk. Helen ingin tau dan mendekati Billy yang terlihat sedang menulis sesuatu.
Helen: Lagi apa, Bil?
Billy: Nulis surat.
Helen: Keren. Untuk siapa?
Billy: Keren apanya? Aku kebingungan. Minggu kemudian Kak Tiara ngasih saya kado, tapi saya lupa kadonya apa. Aku mau buat surat terima kasih, takut salah kata.
Helen: Ya udah, buat aja kayak gini: untuk Kak Tiara tersayang. Makasih buat kado istimewanya. Bagaimana Kakak tau saya pengen kado tersebut? Semoga abang sehat selalu, salam sayang, Billy. Selesai. Dia enggak akan tau kau lupa kadonya.
Billy: Oh, ya! Gitu aja! Makasih Helen. Kamu punya ide yang pintar!
Helen: Kalau kau pelupa, paling tidak kau harus pintar, Bil.
Contoh Teks Anekdot Dialog – Mengerjai Setan
Mengerjai Setan
Juli dan Juni makan malam bersama di sebuah warung makan. Begitu pesanan datang, Juni segera berdoa, sedangkan Juli eksklusif melahap semua masakan yang ada di depannya. Hal tersebut membuat Juni gusar dan menegur Juni.
Juni: Kamu makan gak doa dulu?
Juli: Enggak
Juni: Ih, baca Bismillah, gak?
Juli: Enggak juga.
Juni eksklusif merasa kesal pada saudara kembarnya. Dia menunda makan, kemudian mengulang lagi kalimat yang pernah disampaikan Ibu mereka dulu.
Juni: Kalau makan tanpa baca Bismillah, setan ikut makan dan jadi gendut sehat, tuh, setan-setan yang ikut kamu.
Juli: Tahu. Justru lantaran itu saya gak baca Bismillah.
Juni: Hah? Biar setanmu gendut gitu?
Juli: Enggak. Makara nanti, di tengah makan saya baca Bismillah. Biar setannya tersedak!
Juli melongo, tidak menyangka mempunyai saudara kembar yang seabsurd itu.
Contoh Teks Anekdot Dialog – Terbalik
Terbalik
Gunawan membaca koran di teras rumah. Midi mengeluarkan teh manis hangat dengan asapnya yang masih mengepul. Midi melihat Gunawan yang mengerutkan kening, kemudian bertanya.
Midi: Ada apa, Gun?
Gunawan: Aku heran, Mid.
Midi: Heran kenapa?
Gunawan: Aku kira, meski pemerintah benci cadar dan anti Arab, mereka yaitu orang yang mengadopsi Atab habis-habisan.
Midi: Kenapa begitu?
Gunawan: Tingkah dan perbuatan mereka persis goresan pena Arab. Harusnya dari kiri jadi dari kanan. Terbalik!
Contoh Teks Anekdot Dialog – Hukuman
Hukuman
Setelah menonton tayangan isu di televisi, Minda dan Damin berdiskusi wacana isu yang tadi ditayangkan.
Damin: Gila! Nyolong cokelat dieksekusi 5 tahun penjara! Nenek-nenek lagi! Padahal dia nyolong buat makan. Aneh negeri ini!
Minda: Maksud kau hakimnya gak adil, Min?
Damin: Iyalah! Koruptor aja yang nyolong 1 milyar cuma dieksekusi 5 bulan, kok, Nenek nyolong cokelat sebiji dieksekusi 5 tahun!
Minda: Tapi kayaknya, hukumannya masuk akal, deh, Min.
Damin: Masuk nalar dari mananya? Orang menyerupai kau ini, nih, yang bikin aturan di negeri kita makin hancur. Memaklumi semua hal.
Minda: Ini dihitung kerugian per kepala, Min. Nenek itu mencuri 1 cokelat dan menghasilkan kerugian 10.000 kepada si pemilik cokelat. Si koruptor korupsi 1 milyar dibagi 200 juta, jadi cuma 20 rupiah per kepala yang rugi. Iya, toh?
Darmin mengusap wajahnya frustasi.
Darmin: Punya sahabat begonya gini amat!
Contoh Teks Anekdot Dialog – Rokok
Rokok
Mimin dan Mamat sedang berjalan-jalan di sebuah taman yang indah. Mereka mengobrol dengan asyiknya, hingga Mamat mengeluarkan sebatang rokok dan membuat Mimin mengerutkan kening.
Mimin: Kamu merokok?
Mamat: Iya, udah usang kali.
Mimin: Kenapa, sih, mau merokok?
Mamat: Ya, dulu pertama coba-coba aja. Lama-lama ketagihan.
Mimin: Makanya gak usah sok coba kalau belum bisa mengendalikan diri. Tuh, jadinya kau suka merokok hingga sekarang. Rokok tuh gak bagus buat kesehatan tubuh dan kantong. Rokok sanggup menjadikan serangan jantung, impotensi. Udah banyak kali contoh-contoh perokok yang mati gara-gara kena paru-paru atau lehernya bolong! Kenapa? Karena mereka merokok!
Mamat: Kalau gak dicoba mana tahu. Sama kayak saya ke kamu. Kalau dulu enggak coba-coba naksir kamu, mana bisa naksir kau beneran.
Mimin menabok pundak Mamat keras. Dasar tukang gombal!
Contoh Teks Anekdot Dialog – Berjasa
Berjasa
Budi dan Bandi yaitu sepasang sahabat yang sedang menikmati sore hari di halaman kampus. Mereka gres saja selesai rapat. Wajah Bandi terlihat kesal sambil mengelus tenggorokannya yang terasa gatal-gatal sakit.
Bandi: Sialan, tuh, si Simon! Malah merokok di depan gue. Udah tahu gue alergi segala jenis asap rokok. Nih, jadinya tenggorokan gue sakit. Kalau udah gini bakal merambat kemana-mana: napas gak segar, kepala pusing, flu. Enggak menghargai temen banget dia.
Budi: Sabar, dia itu gres bisa mikir kalau merokok. Makanya tadi dia merokok.
Bandi: Kalian kaum perokok kenapa sih suka merokok. Apa faedahnya ngisap asap? Udah gak bikin kenyang, bikin kantong jebol, ancaman buat kesehatan. Kenapa pabrik rokok gak ditutup sekalian, sih!
Budi: Kalau pabrik rokok ditutup, buruh yang kerja di sana gimana, dong? Lagian, rokok itu berjasa juga bagi kesehatan. Tuh, liat, fi tivi. Dana BPJS Kesehatan kan dari cukai rokok. Artinya, para perokok itu meskipun bikin kau sakit, tetap berusaha menyembuhkan kau dengan membeli rokok. Membeli rokok artinya membantu BPJS Kesehatan untuk tetap bangkit.
Bandi: Alah, gak seberapa. Udah gitu, efek dari asap rokok bukan cuma kena sama yang merokok. Yang enggak merokok lebih parah. Perokok pasif punya resiko lebih tinggi daripada perokok aktif. Dasar egois banget.
Budi: Itu juga yaitu sebuah jasa, loh, Ban.
Bandi: Jasa apaan?
Budi: Jasa dalam mengurangi orang-orang banyak protes kayak kamu!
Bandi ingin melempar Budi dengan asbak rokok, sayang di sana tidak ada benda itu!
Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman
Anekdot menyindir sahabat ini biasanya berlaku untuk menyindir lingkungan pertemanan yang ada di sekitar kita. Sifat sahabat bermacam-macam, sehingga memungkinkan kita menemukan sahabat yang toxic dalam lingkar pertemanan.
Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman – Contekan
Contekan
SMA Binaraga sedang mengadakan ujian tengah semester. Ami dan Ama duduk bersebelahan. Keduannya yaitu murid yang saling bertolak belakang dalam bidang akademis. Ami yaitu murid pintar, sementara Ama yaitu murid yang pas-pasan. Alkisah, hari itu yaitu ujian fisika. Ama benci sekali fisika lantaran dia lemah dalam bidang hitung menghitung. Sebaliknya, Ami sangat suka fisika lantaran dia mempunyai otak yang responsif terhadap angka.
Jadi, ketika ujian, Ama putus asa melihat angka-angka di soal yang membuatnya stres. Dia menyenggol Ami untuk meminta bocoran. Ami menggeleng sambil berbisik, “Aku belum siap.”
Ama mengangguk. Mencoba menuntaskan soal sambil menunggu Ami selesai. Semenit kemudian, Ami berdiri dari kursinya dan mengumpulkan lembar jawaban. Itu membuat Ama terkejut lantaran tadi Ami bilang dia belum selesai. Ama merasa dikhianati dan menyumpahi Ami.
Setelah ujian selesai, Ama mendatangi Ami untuk mengonfrontasi sahabat sebangkunya itu. “Katanya kau belum selesai, tapi, kok, negumpul duluan!”
Ami menjawab dengan santai, “Aku belum siap buat ngasih tau kamu.”
Jawaban itu membuat Ama geram. “Dasar gak setia mitra banget!”
“Dasar jiwa koruptor!” balas Ami tak kalah geram.
“Kok, koruptor!”
“Ya, koruptor. Kayak kau gini, menghalalkan segala cara demi sanggup yang terbaik. Meskipun itu cara curang. Menyontek yaitu salah satu bibit-bibit korupsi. Makara jangan salahkan kalau pejabat kini korupsi semua. Orang muridnya aja punya bibit korupsi semenjak dini!”
Ama terdiam mendengar ucapan Ami yang benar adanya.
Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman – Masih Mending Kamu!
Masih Mending Kamu!
Mia sedang stress berat. Dia merasa tertekan dengan keadaannya sendiri. Ketika rasanya dia sudah tidak sanggup lagi untuk menahan itu sendirian, dia menghubungi Nia. Dia ingin curhat. Nia menyanggupi dan menyuruh Mia untuk tiba saja ke rumahnya. Mia pun bergegas tiba ke rumah Nia untuk curhat. Di sana, Mia pun curhat wacana beban yang menimpanya selama ini.
“Orang tuaku sering berantem, Ni. Udah gitu masalahnya uang terus. Aku jadi tertekan lantaran belum sanggup kerja. Kupikir, itu niscaya gara-gara saya yang nyusahin. Biaya kuliahku dulu enggak murah. Pasti gara-gara itu. Aku rasanya mau mati.”
“Lah, gres gitu doang,” timpal Nia santai. “Masih mending kamu, Mia. Lah, aku?Mamaku sudah meninggal, Ayahku nikah lagi. Kakak-kakakku yang udah berumah tangga saling berantem dan memperebutkan rumah ini. Udah gitu saya jomblo! Masalahmu belum ada apa-apanya dibanding masalahku!”
Seketika Mia menyesal telah curhat kepada Nia. Bukannya sanggup kelegaan, malah dipojokkan gitu. Nia enggak pernah baca buku psikologi wacana ketahanan mental ternyata! Jiwa toxic!
Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman – Bilang Saja!
Bilang Saja!
Fina merasa kesal pada Fani. Temannya yang berjilba itu belakangan sering sekali menanyakan Rio, pacar Fina. Malah, beberapa kali Fina menangkap lembap Fani sedang menstalking akun sosial media Rio. Mau marah, tetapi Fina tidak mau membuat hubungan persahabatannya dengan Fani renggang. Mau didiamkan, Fina merasa cemburu. Ini niscaya Fani naksir Rio juga dan ingin merebut Rio dari Fina! Makara menyesal rasanya Fina memperkenakan Rio kepada Fani!
Sampai suatu hari, Fina memergoki Fani sedang mengobrol dengan Rio di parkiran kampus. Dih, niscaya Fani berusaha menarik hati Rio biar selingkuh. Dengan geram, Fina menari tangan Fani untuk memperlihatkan cewek itu peringatan. Fina mencengkeram tangan Fani dengan keras hingga gadis itu mengaduh.
“Aduh, Fin, kau apa-apaan, sih?”
“Kamu yang apa-apaan!” sembur Fina dengan geram. “Kamu mau deketin Rio, ya? Mau jadi PHO alias perusak hubungan orang? Kalau kau suka sama Rio, bilang saja! Jangan main tusuk dari belakang. Gak enak banget caranya!”
Fani tersenyum simpul mendengar perkataan Fina dan menyahut. “Rio itu tunangan sepupu aku. Makanya saya mau mastikan dia udah putus dengan sepupuku atau belum, ternyata belum. Aku enggak mau kau dicap sebagai PHO alias perusak hubungan orang. TAPI, kalau kau memang mau jadi selingkuhan atau dicap PHO, BILANG SAJA! Aku enggak akan ikut campur lagi!”
Fina seketika merasa aib dan meminta maaf pada Fani. Makanya tabayyun, dong! Jangan asal tuduh aja! Dasar Kutil Komodo!
Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman – Lebih Galak
Lebih Galak
Muti sedang dalam fase kanker, alias kantong kering. Maklum, anak kos. Uangnya hanya tinggal 10 ribu rupiah dan belum ada kiriman dari kampung. Hal itu membuat Muti stres. Kemudian, sahabat sekamarnya mengingatkan bahwa Hilda mempunyai hutang 100 ribu pada Muti untuk membayar denda dan fotokopi modul bulan kemudian dan hingga kini belum dibayar. Muti yang sudah melupakan itu eksklusif ingat dan berencana menagih hutang tersebut pada Hilda besok.
Esoknya, Muti eksklusif mendatangi Hilda yang kebetulan sudah berada di kelas. Dengan hati-hati, Muti bicara pada Hilda wacana hutang tersebut.
“Oh, iya, saya ingat,” kata Hilda pendek. “Ada apa memangnya sama hutangku?”
“Aku mau minta, lagi butuh.”
“Sekarang belum ada,” kata Hilda ketus. “Bulan depan, deh.”
“Tapi saya butuh, uangku menipis dan belum ada kiriman dari Mama.”
“Ya itukan deritamu! Ngapain dihubungkan samaku!”
Muti terperangah, “Uangku ada samamu, Hil.”
“Aku niscaya bayar, kok, hutangnya! Tenang aja! Kamu gak usah takut! Takut banget saya nipu!”
“Bukan duduk masalah nipu tapi –”
“YA AKU BELUM ADA UANGNYA! NANTI BAKAL AKU BAYAR, KOK, HUTANGNYA! CUMA 100 RIBU AJA BISING BANGET!”
Muti merasa sakit hati dan melihat Hilda keluar. Sepulang dari kampus, Muti melihat Hilda membeli paket internet seharga 100 ribu.
Sialan! Yang punya hutang lebih galak dari yang memberi hutangan!
Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman – Berteman Ada Maunya
Berteman Ada Maunya
Putri dan Andin duduk di dingklik taman kampus sambil menikmati angin yang bertiup sepoi-sepoi. Keduanya saling mengobrol dan mengamati orang lain. Tidak berapa lama, mereka melihat Tia dan beberapa temannya lewat. Tia yaitu anak paling hits di kampus. Andin mengamati segerombolan gadis-gadis nomor satu di kampus, kemudian berkata kepada Putri, “Itu mereka hidupnya enak banget, ya. Muka cantik, temen cantik, pinter, tajir. Udah kayak mahasiswa high class aja.”
“Ya memang mereka itu high class,” sahut Putri kalem. “Kita aja yang classnya low.”
“Kamu kali yang low. Aku, mah, middle,” canda Andin yang membuatnya dilempar potongan rumput ke wajah gadis bersuku Batak itu.
“Tapi serius, deh. Mereka itu kayaknya solid banget. Setia, udah kayak yang ada di sinetron-sinetron gitu.”
“Kita juga solid, kok. Nih, saya gres sanggup kiriman dari Ayah. Kita makan bakso lava di pojok sana, yuk. Yang enak itu. Kalau bukan awal bulan, kapan lagi bisa makan masakan mahal.”
“Aku ditraktir, nih?”
“Ya nanti kalau kau sanggup kiriman, gantian traktir aku!”
“Asyik! Makan bakso enak!” Andin berteriak kesenangan dan mengikuti langkah Putri menuju warung bakso yang terkenal itu. bahkan, warung itu sudah pernah diliput beberapa stasiun televisi dan sudah menjadi tempat makan paling hits di tempat kampus mereka.
Begitu masuk duluan dan memesan makanan, Andin dan Putri sepakat untuk ke kamar mandi lebih dahulu sambil mengobrolkan beberapa obrolan ringan. Ternyata, di dalam sana sudah terdapat teman-teman dari Tia yang tadi mereka diskusikan.
Sambil basuh tangan, Andin dan Putri mendengar teman-teman Tia itu bergosip dengan nada banyak omong dan nada yang cukup tinggi.
“Alah, kalau bukan anak orang kaya, mana mungkin si Tia bisa secantik itu!”
“Bener. Semua lantaran bokap nyokapnya punya banyak duit. Aslinya, si Tia itu egois banget. Gak bisa berkembang.”
“Gue juga kalau bukan lantaran dia terkenal dan suka traktir kita-kita makan di tempat mahal, mana mau temenan sama dia. Udah egois, emosian, sok kaya lagi.”
“Sama,” sahut kedua sahabat yang lain. Usai menyampaikan hal tersebut, ketiga sahabat Tia itu melenggang keluar kamar mandi, menyisakan Andin dan Putri yang saling lirik dengan canggung.
Lebih canggung lagi, ketika salah satu bilik toilet terbuka dan Tia yang keluar dari bilik itu. Tia mencuci tangan dengan tenang, kemudian melirik ke arah Andin dan Putri.
“Ya, gitu temen-temen gue. Berteman lantaran ada maunya,” kata Tia lempeng, kemudian keluar dari kamar mandi.
Andin dan Putri terjebak dalam keheningan hingga Anding menggandeng lengan Putri dan berbisik dengan bersungguh-sungguh, “Aku beruntung punya temen kayak kamu. Meskipun miskin, jelek, dan low class, tapi gak pernah nyeritain saya di belakang.”
Putri menyiramkan sisa air di tangannya ke arah Andin dan menggerutu. “Kamu tuh yang low class!”
Lalu keduanya tertawa puas.
Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman – Harga Teman
Harga Teman
Ari ingin membeli sebuah headset untuk mengganti headsetnya yang telah rusak. Dia mendatangi temannya yang menjual barang-barang elektronik untuk membeli sebuah headset.
“Aku mau headset yang warna putih, awet, tahan lama, berkualitas tinggi, dan enggak simpel putus. Ada Ndi?”
Andi mengangguk mantap. “Ada, 500.000 harganya.”
Ari berdecak kecewa, “Harga temen, dong. 50.000 ya?”
Andi tersenyum dan mengangguk. “Bisa.”
Lalu Andi ke belakang dan memperlihatkan sebuah headset berwarna putih tetapi berkualitas rendah. Mereka melaksanakan pembayaran. Beberapa hari kemudian, Ari kembali tiba kepada Andi untuk proter.
“Kamu bilang headsetnya awet, tahan lama, berkualitas tinggi, dan enggak simpel putus. Tapi ini sudah putus, gimana, sih!”
“Kan kau mau yang harga teman. Cuma headset tipe itu yang mau temenan sama harga 50.000!”
Ari kemudian kembali pulang dengan malu.
Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman – Kelompok
Kelompok
Ada kiprah kelompok di pelajaran agama. Kelompok ini ditentukan oleh sang guru. Beberapa murid yang kolot dan pemalas berdoa semoga ditempatkan pada kelompok yang sama dengan murid pintar. Sebaliknya, murid rajin dan cerdas berdoa semoga ditempatkan jauh-jauh dari pemalas yang menjadi benalu.
Dito yaitu murid pemalas yang berada satu kelompok dan Ira si murid paling rajin di kelas. Dapat ditebak, Dito menyerahkan semua kiprah pada Ira dan tidak mau ambil bab pada kiprah kelompok tersebut. Ira tidak menyampaikan apa-apa dan tetap mengerjakan tugasnya.
Sampai pada hari pengumpulan tugas. Ternyata nama Dito tidak dimasukkan ke dalam kelompok. Dito murka dan melabrak Ira.
“Dasar egois! Gila nilai, pelit ilmu! Apa susahnya mencantumkan namaku ke dalam kelompok! Sampai dimana, sih, nilai itu akan kau bawa?!”
Ira menjawab dengan tenang. “Anjing saja mau berusaha kalau lapar. Kau mau sanggup nilai secara cuma-cuma? Lebih rendah dari anjing, dong?”
Dito terdiam dengan wajah yang memerah.
Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman – Terserah
Terserah
Kelas 1A ingin makan bersama untuk merayakan kemenangan kelas mereka dalam lomba keindahan dan keasrian. Jadi, sepulang sekolah mereka berkumpul di gerbang sekolah untuk berdiskusi ingin makan dimana.
“Mau makan di mana?” tanya salah seorang perwakilan dari murid laki-laki.
“Terserah,” jawab murid perempuan.
“Bakso aja, ya?”
“Aku gak bisa, alergi daging,” sahut salah seorang murid perempuan.
“Jadi, mau makan apa?”
“Terserah,” jawab murid yang wanita dengan kompak.
“Ya udah, ayam goreng tepung gimana?”
“Kemahalan,” sahut seorang murid wanita yang menjabat jadi bendahara kelas. “Uangnya gak cukup!”
“Oke,” kata perwakilan murid pria lagi. “Jadi, mau makan apa, nih?”
“Terserah,” jawab murid wanita dengan kompak.
“Aku tahu makan apa dan dimana,” sahut salah seorang murid pria dengan jengkel. “Makan nasi di rumah masing-masing!”
Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman – On The Way
On The Way
Acara pembukaan Pekan Seni Budaya Daerah telah dibuka kemarin siang. Windri dan Airin berjanji untuk tiba ke cara Pekan Seni Budaya Daerah itu pada pukul 3 hari ini. Mereka janji untuk bertemu di depan kampus semoga bisa berangkat bersama ke pekan tersebut. Windri sudah bersiap dari rumah semenjak pukul dua dan tiba di kampus pukul setengah tiga. Dia menunggu Airin hingga pukul 3 dan wanita itu belum juga muncul.
Windri mengeluarkan ponsel untuk menelepon Airin.
“Halo, Rin? Dimana? Makara liat PSBD, gak, sih?”
“Jadi, saya masih di jalan.”
Windri menutup telepon dan menunggu lagi hingga satu jam barulah Airin muncul. Windri menyambut Airin dengan kesal.
“Tadi kau di jalan, tapi hingga satu jam. Lewat jalan mana kamu?”
“Tadi saya masih jalan dari kamar ke kamar mandi, Win,” ucap Airin tanpa dosa. Windri mengelus dada sambil menahan diri untuk tidak menceburkan temannya ini ke got di sebelah kampus.
Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman – Pulpen
Pulpen
Hadi yaitu seorang yang pelupa. Dia biasa lupa segala hal yang gres saja ia kerjakan. Misalnya saja dia lupa untuk mengerjakan PR, lupa tanggal lahirnya dan lain sebagainya. Yang paling parah yaitu dia sering lupa dimana meletakkan pulpennya. Alhasil, hampir setiap hari dia kehilangan pulpen. Kakaknya, Putri, hingga kesal lantaran setiap hari adiknya itu selalu meminta uang untuk membeli pulpen.
“Kamu tiap hari kehilangan pulpen! Pulpen itu mahal, tahu! kalau sehari 2000 buat beli pulpen, kalikan 26 hari sekolah jadi 52.000. Udah bisa beli paket data saya ini!” omel Putri kemudian mengancam Hadi bahwa dia akan membatasi uang jajan adiknya kalau pulpennya hilang terus.
Hadi menjadi lebih berhati-hati hari itu. Ketika dia mau pulang sekolah, dia merasa lega melihat pulpen yang masih terletak di meja dan membawanya pulang untuk laporan kepada Kakaknya.
“Kak, saya hari ini enggak kehilangan pulpen!”
Kakaknya memandang adiknya dengan heran kemudian tertawa terbahak-bahak. “Tapi kau hari ini enggak bawa pulpen. Pulpenmu masih ketinggalan samaku, kau lupa minta tadi pagi!”
Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman – Lupa
Putri sangat kesal kepada Salman. Soalnya, Salman itu tipe sahabat yang suka menghindari kewajiban dengan alasan lupa. Lupa mengerjakan tugas, lupa ada kerja kelompok, lupa bayar uang kas, bahkan sering mengaku lupa jadwal piket.“Man, kenapa gak piket?”“Lupa, Put!”Di lain waktu, Putri disuruh mengumpulkan buku kiprah matematila dan mendatangi Salman di bangkunya.
“Man, mana kiprah matematika?”
“Lupa, Put.”
Pernah Putri harus luntang lantung di kelas untuk mengerjakan kiprah kelompok dengan Salman. Dan ketika ditelepon, Salman dengan santainya menjawab, “Sorry, Put. Aku ketiduran. Aku lupa ada kerja kelompok.”
Putri hingga hapal kebiasaan Salman dan semua balasan lupanya. Suatu hari, Putri mendatangi Salman untuk menagih uang kas. Sudah sebulan anak itu belum membayar uang kas. Putri melotot kesal ketika melihat Salman di kelas.
“Man, mana uang kas?”
“Lupa, Put.”
“Cek otak, Man.”
“Hah? Apa hubungannya dengan otak, Put?” tanya Salman bingung.
“Ya, siapa tau lupa bawa juga. Soalnya tingkah kau itu kayak orang gak punya otak!” kata Putri pedas.
Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman – Uang Kas
Uang Kas
Jojo, Jono, dan Jeno sedang berkumpul di sudut kantin. Masing-masing dari mereka menggerutu lantaran habis ditagih uang kas oleh bendahara kelas. Mereka merasa dipermalukan di depan kelas lantaran Indah, si Bendahara, mengumumkan jumlah hutang yang mereka tanggung. Mereka memang sudah tidak membayar uang kas selama 1 bulan dan sudah menunggak hutang cukup banyak.
Mereka sepakat untuk menghasut teman-teman yang lain supaya tidak membayar uang kas.
“Jangan bayar uang kas,” kata Jojo pada Husein.
“Benar, biar tahu rasa, tuh, si Indah. Seenaknya aja minta-minta duit, emak gue aja gak pernah,” ucap Jono meyakinkan.
“Pokoknya, awas kalau bayar uang kas,” ancam Jeno lagi.
Mereka terus melaksanakan hasutan itu kepada teman-teman yang lain. Hingga hasilnya sekelas tidak ada yang membayar uang kas. Indah mengetahui hal tersebut dan membisu saja. Sampai pada suatu hari, spidol kelas mereka habis, sapu kelas mereka patah dinuat Jeno, dan beberapa amenitas kelas lainnya tidak bisa digunakan lagi. Bahkan, kipas angin kelas rusak lantaran terkena bola yang dimainkan Jono dan sekolah meminta kelas mereka untuk membayar ganti rugi amenitas.
“Gimana, nih, kipas angin kita?”
“Tanya bendahara, lah,” sahut Jojo sambil menunjuk Indah. Indah mencibir.
“Enak aja tanya gue! Emang gue ATM apa? Lo pada lupa, pada gak pernah bayar uang kas? Adilnya, yang ngerusakin, tuh, yang bayar! Enak aja dia yang ngerusakin yang bayar sekelas. Siapa suruh menghasut yang lain buat mogok bayar uangkas. Rasain! Emang lo sultan apa mesti diturutin!”
Jojo, Jono, dan Jeno eksklusif membisu lantaran aib dan menyesal.
Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman – Sepatu Baru
Sepatu Baru
Wika gres saja membeli sepatu gres yang dia incar dari sebulan lalu. Hatinya senang bukan main. Jadi, begitu hingga dari toko, Wika eksklusif mencoba sepatu itu dan berjalan keliling rumah. Tetapi, Wika menyampaikan pada Ibunya bahwa dia tidak ingin bersekolah besok.
“Kenapa?” tanya Ibunya heran. “Bukannya kau sudah beli sepatu baru? Kenapa tidak sekoah?”
Wika cemberut sambil mengelus sepatu barunya. “Nanti diinjak teman-teman!”
Ibunya pun tertawa geli. Dasar, Wika!
Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman – Bayarin Dulu, Ya!
Bayarin Dulu, Ya!
Mina dan Mimi makan bersama di kantin sekolah. Mereka akrab semenjak Sekolah Menengah Pertama dan sudah dekat satu sama lain. Mereka sedang menikmati mi ayam dan teh manis dingin. Tidak berapa lama, mereka selesai makan. Mina berdiri untuk membayar pesanan mereka. Mimi mengelap keringat dengan tisu sambil berkata santai, “Min, bayarin dulu, ya. Entar gue bayar.”
Mina kemudian mengeluarkan buku notes dari saku roknya dan membuka lembaran itu hingga halaman terakhir. Dia menuliskan angka 15.000 kemudian menjumlahkannya.
“Hutang lo sudah hampir 2.500.000, ya, Mi. Jangan lupa dibayar. Nanti lo keburu mati bawa hutang!” ujar Mina yang membuat Mimi meringis malu.
“Yah, beli notes gres lagi, deh, buat nyatat hutang bayarin dulu, ya, punya Mimi!” kata Mina lagi kemudian melenggang menuju Abang mi ayam untuk membayar masakan mereka.
Contoh Teks Anekdot Pendidikan
Seperti namanya, teks anekdot pendidikan kebanyakan berisi wacana kegiatan sekolah atau sistem pendidikan di masa kini. Entah hanya sekedar humor atau benar-benar menyindirnya. Berikut beberapa pola teks anekdot menyindir pendidikan atau hanya sekedar kisah guru-murid sehari-hari yang lucu.
Contoh Teks Anekdot Pendidikan – Dokter Gigi
Dokter Gigi
Budi yaitu seorang siswa kelas 5 SD. Suatu hari, giginya terasa sakit ketika berada di kelas. Wali kelasnya bertanya kenapa Budi menangis. Dia menjawab bahwa itu lantaran giginya sakit. Wali kelas mengantarkannya pulang dan menyampaikan pada Ibu Budi untuk membawa Budi ke dokter gigi.
Beberapa hari kemudian, Budi kembali ke sekolah. Wali kelas yang melihatnya bertanya, “Bagaimana keadaan gigimu, Bud? Masih sakit?”
“Enggak tahu, Bu,” jawab Budi kalem.
“Loh, kok, bisa enggak tahu? kenapa?”
“Soalnya, dokter yang kemarin ngambil gigi sakit itu. Budi gak tau kabarnya sekarang!”
Contoh Teks Anekdot Pendidikan – Biar Tidak Sendirian
Biar Tidak Sendirian
Oni dan Neo tertangkap lembap merokok di belakang sekolah oleh Pak Saleh. Pak Saleh yaitu guru BP yang terkenal sangat kejam dan tajam mulutnya. Dengan marah, Pak Saleh membawa Oni dan Neo ke kelasnya dan menyuruh mereka duduk. Dapat ditebak, Pak Saleh akan menceramahi mereka sekelas.
“Kalian masih muda, Nak. Kenapa merokok? Merokok itu tidak baik bagi kesehatan dan keuangan. Coba kau hitung, berapa rupiah sehari yang kau keluarkan untuk merokok? Banyakkan? Membahayakan kesehatan diri sendiri itu dosa, dan merokok yaitu tindakan membahayakan diri sendiri. Coba, siapa yang mau dirinya dalam ancaman berdiri!”
Suasana kelas hening. Kemudian, Oni berdiri perlahan. Pak Saleh memelototkan matanya.
“Kamu mau dirimu dalam bahaya, Oni?”
“Enggak, Pak,” jawab Oni kalem. “Tapi saya kasihan melihat Bapak berdiri sendirian.”
Contoh Teks Anekdot Pendidikan – Bolos
Bolos
Ilham yaitu siswa SMA. Dua hari lalu, dia membolos dari sekolah untuk nongkrong di salah satu mal kota. Naas, di mal itu dia bertemu dengan salah satu gurunya yang juga berada di mal yang sama. Dapat ditebak, Ilham disidang begitu dia masuk sekolah lagi.
Guru: Kemarin saya ketemu kau di mal. Benar?”
Ilham: Benar, Pak.
Guru: Kamu masih Sekolah Menengan Atas berani bolos, ya! Mau jadi apa Indonesia kalau generasi mudanya menyerupai kau si Tukang Bolos?
Ilham: Mau jadi apa pendidikan Indonesia, kalau guru PNS menyerupai Bapak juga bolos di jam pelajaran yang sedang berlangsung? Bukannya guru digugu dan ditiru?
Guru tersebut pun aib lantaran memang bolos di jam bekerja. Guru yaitu pola bagi siswanya, maka berilah pola yang baik bagi murid-muridmu.
Contoh Teks Anekdot Pendidikan – Penitipan Anak
Penitipan Anak
Dodi gres selesai menonton isu di televisi dan menggerutu seorang diri. Rendi, sahabat satu kosnya yang gres pulang kuliah, merasa heran melihat Dodi menggerutu sendiri.
“Rasanya saya males jadi guru, Ran,” kata Dodi tiba-tiba. Rendi menoleh dan mengangkat alisnya heran.
“Kenapa? Kamu kuliah di FKIP, jadi niscaya bakalan jadi guru.”
“Tapi saya males. Sekolah kini bukan tempat mendidik, tapi tempat penitipan anak!”
Rendi menghadap Dodi, menunggu lelaki itu menuntaskan ceritanya.
“Anak salah dicubit, gurunya dipolisikan. Murid bawa hape, hapenya disita, gurunya dibawakkan golok. Anak merokok di kelas dan ditegur, gurunya diajak berantem. Heran, padahal guru itu mengajar kenapa jadi dihajar?”
Rendi menghela napas, “Ya, mungkin memang gitu zamannya, Dod.”
“Ah, itulah kenapa seharusnya sekolah dihapuskan saja. Diganti dengan judul tempat penitipan anak berijazah!”
Rendi tertawa dan menimpali, “Kalau gitu, Fakultas Keguruan jadi Fakultas Ilmu Penjagaan Anak, dong?”
Kemudian mereka berdua tertawa miris.
Contoh Teks Anekdot Pendidikan – Bisa Semua
Bisa Semua
Joko yaitu anak yang tidak pandai di bidang akademis. Semua nilai akademisnya bermasalah, padahal dia sudah berguru siang malam waktu mengikuti ujian tersebut. Tetapi, tetap saja nilainya tidak bisa lebih dari 7. Keadaan Joko ini membuat banyak guru tidak senang. Karena, selain nilai akademisnya yang tidak seberapa itu, Joko juga sering izin untuk mengikuti perlombaan pencak silat sehingga angka kehadirannya paling banyak hanya 70%.
UTS telah selesai ahad kemudian dan nilai Joko lagi-lagi tidak memuaskan. Beberapa guru yang mulai gerah memanggil Joko ke ruang guru untuk mempertanyakan apa yang akan dilakukan Joko demi memperbaiki nilainya. Joko pun menyanggupi dengan tiba ke ruang guru untuk menemui beberapa guru sekaligus.
“Joko, kenapa kau selalu saja sanggup nilai rendah di pelajaran kami?” kata guru matematika. Guru sejarah dan biologi menganggik-angguk.
“Apa pelajaran kami sesulit itu atau kau yang malas belajar?” timpal guru biologi.
“Makanya, jangan pencak silat saja yang dikejar. Imbangi dengan nilai akademis juga.”
Joko membisu sebentar, kemudian bertanya pada guru matematikanya, “Bapak bisa ngerjain soal UN biologi dengan nilai sempurna? Harus sempurna, loh, Pak. Soalnya, bapak, kan, guru.”
Guru matematikanya diam, tidak mengerti arah pembicaraan Joko. Joko menuju guru sejarahnya.
“Bapak bisa mengerjakan soal matematika kami tanpa membuat kesalahan? Harus sempurna, lantaran Bapak seorang guru. Pun Bapak sebagai guru biologi, bisa mengerjakan soal sejarah dengan tepat dari A hingga Z?”
Semua gurunya diam.
“Kalau guru saja tidak bisa mengerjakan semua mata pelajaran dengan sempurna, kenapa menuntut murid supaya sempurna? Saya berbakat di bidang olahraga dan menekuninya, apa salah? Bapak-bapak juga pada hasilnya hanya menekuni satu bidang. Jangan bikin anekdot lucu di sekolah, Pak.”
Contoh Teks Anekdot Pendidikan – Administrasi
Administrasi
Dinas Pendidikan turun ke sekolah-sekolah untuk menyelidiki progress kemajuan berguru mengajar. Dengan mengambil sampel beberapa sekolah yang ada di desa dan di kota, mereka akan membuat laporan mengenai sistem pendidikan yang gres diterapkan beberapa tahun ini.
Tetapi betapa terkejutnya pegawai Dinas Pendidikan ketika mengetahui bahwa beberapa bahan terlambat untuk diajarkan dan tidak sesuai dengan estimasi silabus. Dinas Pendidikan pun bertanya pada salah satu guru yang mengajar di sekolah tersebut.
“Kenapa untuk mata pelajaran Bapak belum mencapai sasaran pengajaran? Beberapa bahan belum tersampaikan dengan baik?”
Guru tersebut menjawab dengan ringan, “Karena kami disibukkan untuk mengurus manajemen gres yang ditetapkan, Pak! Yang penting laporannya bagus, duduk masalah praktiknya berhasil atau tidak, itu soal belakangan, kan?”
Dinas Pendidikan pun merasa aib lantaran banyaknya proses manajemen yang harus dilakukan guru tersebut.
Contoh Teks Anekdot Pendidikan – Pencuri
Pencuri
Di sebuah sekolah dasar, seorang guru bertanya kepada muridnya soal cita-cita. Ada banyak keinginan yang disebutkan murid-murid tersebut. Dari mulai jadi pemain bola hingga pramugari. Tetapi Jono menyampaikan bahwa dia ingin menjadi pencuri.
Guru: Kenapa kau mau menjadi pencuri, Jono?
Jono: Kerjanya simpel hasilnya banyak, Bu.
Guru: Tapi, pencuri bukan pekerjaan yang baik, Jon. Jangan capek-capek sekolah hanya supaya bisa jadi pencuri.
Jono: Justru pencuri itu butuh sekolah, Bu. Paman saya yang mencuri 1 milyar dari pemerintah saja sekolahnya hingga S3!
Contoh Teks Anekdot Pendidikan – Pencuri (Bagian 2)
Pencuri (Bagian 2)
Jono tetap bersikukuh dia ingin menjadi pencuri dan gurunya berusaha meluruskan niat Jono. Setelah menimbang-nimbang, gurunya mencoba membujuk dengan menggunakan perumpamaan.
Guru: Bagaimana kalau jadi guru saja menyerupai Ibu?
Jono: (Menggeleng) Enggak mau, Bu.
Guru: Loh, kenapa? Pakaian guru itu rapi, guru itu cerdas, loh.
Jono: Paman saya pakaiannya rapi dan dia juga cerdas, Bu.
Guru: Tapi guru itu bagus, loh. Enak kerja jadi guru.
Jono: Makara guru enggak enak, Bu. Nyubit anak bandel masuk penjara, honor cuma ratusan ribu itu juga dirapel. Paman saya mencuri satu milyar cuma dikasih masa percobaan dan gajinya ratusan juta. Pokoknya saya mau jadi pencuri saja!
Guru: ….
Contoh Teks Anekdot Pendidikan – Membantu Saya, Pak!
Membantu Saya, Pak!
Budi dan Imam yaitu dua sahabat yang terkenal sangat pemalas. Mereka sering bersembunyi di kantin untuk menghindari mata pelajaran. Suatu hari, di mata pelajaran kimia, Budi dan Imam kembali membolos. Sebelum gurunya masuk, mereka bergegas menuju kantin untuk bermalas-malasan.
Sayang seribu sayang, mereka terpergok oleh Pak Indra, guru kimia tersebut, yang memang ada di kantin untuk mengambil fotokopian yang telah dititipkan kepada penjaga kantin. Pak Indra yang tahu kebiasaan bolos mereka berdua, eksklusif menginterogasi mereka.
“Kenapa kalian ada di kantin?” tanya Pak Indra galak. Budi dan Imam ketakutan setengah mati. Mereka diam, tidak berani menjawab. Rasanya, ingin lari kembali ke kelas saja.
“Kalian mau bolos, ya?” tanya Pak Indra lagi dengan nada yang lebih galak
Tetapi, rupanya Imam lebih berani daripada Budi yang sudah kaku di tempat. “Iya, Pak. Saya mau bolos.”
“Lalu, Budi? Apa yang kau lakukan di sini?”
Budi semakin kaku dan tidak berani menjawab. Pada akhirnya, Imamlah yang menjawab pertanyaan tersebuut untuk Budi.
“Budi mau membantu saya, Pak!”
Contoh Teks Anekdot Pendidikan – Nilai Sempurna
Nilai Sempurna
Dimas bukan murid terpanndai di kelas, tetapi dia terkenal dengan kejuruannya. Dia tidak pernah mencontek atau pun menggunakan cara curang lainnya ketika ujian. Dia benar-benar akan mengerjakan semuanya sendiri sesuai dengan kemampuannya.
Hari itu di kelas ada ulangan mendadak. Dimas dan teman-temannya tidak sempat belajar, sehingga ulangan tersebut terasa lebih sulit dan berat. Beberapa sahabat Dimas, bahkan yang juara kelas membuka buku dalam mengerjakan soal ulangan tersebut. Hanya Dimas saja yang melaksanakan semuanya dengan murni.
Seminggu kemudian, hasil ulangan dibagikan. Hanya nilai Dimas yang rendah, sementara semua nilai temannya tinggi. Guru mata pelajaran tersebut mengingatkan Dimas untuk rajin belajar.
“Nilai tepat itu penting, Nak. Kalau nilaimu rendah begini, bagaimana cara memperbaikinya, Nak?” ucap guru tersebut. Dimas eksklusif mengerti bahwa dia membutuhkan nilai tinggi.
Seminggu kemudian, ada ulangan lain, dari guru mata pelajaran yang berbeda. Dimas mencontek lewat buku. Sayang sekali, Dimas ketahuan. Dan ketika ditanya kenapa Dimas mencontek, dia hanya menjawab dengan tenang.
“Karena nilai tinggi dengan mencontek lebih dihargai dari pada nilai jujur dengan cara curang, Pak!”
Contoh Teks Anekdot Pendidikan – Nilai itu Tidak Penting
Nilai itu Tidak Penting
Seorang motivator memberi wejangan kepada seluruh penerima motivasinya untuk lebih berani mengambil keputusan dan engejar keinginan mereka sendiri. Semua orang bisa mewujudkan cita-citanya, siapapun dan dari latar belakang apa pun. Sang motivator menambahkan dengan menyebutkan beberapa orang sukses yang berasal dari kalangan orang yang nilai akademisnya yang tidak tinggi, bahkan drop out dari kampusnya.
“Nilai hanya ada di selembar kertas, tapi kemampuan ada di seluruh sel tubuhmu!”
Bebi termotivasi akan kata-kata motivator itu dan mulai mencari-cari kemampuan terpendam yang dia miliki. Bebi mulai abai pada pelajarannya dan terus berusaha mencari kemampuan yang dia punya.
Sarah merasa kelakuan Bebi yang abai pada nilai akademiknya mulai tidak bisa didiamkan menasihati. “Beb, nilai itu penting. Serius. Bagi waktu antara kesibukanmu dengan berguru juga.”
“Alah, gak perlu,” kilah Bebi. “Bill Gates aja drop out dari kampusnya.”
Sarah jengkel dengan alasan Bebi yang itu-itu saja menyahuti, “Dia drop out waktu udah punya bisnis dan harus fokus ke bisnisnya. Kamu mau drop out lantaran lalai dan gak punya pegangan apa-apa? Ya, bisa sukses juga, sih. Sukses menjadi orang gagal!”
Contoh Teks Anekdot Pendidikan – Mau Bela yang Mana?
Mau Bela yang Mana?
Pak Husain dan Bu Wati sedang berjalan-jalan ke mal di simpulan pekan. Mereka berencana nonton bioskop, sekalian untuk refreshing lantaran sudah seminggu ini selalu berkutat pada acara yang sama. Jadi, Pak Husain dan Bu Wati berangkat ke mal dan membeli dua buah tiket nonton. Setelah itu, mereka berjalan-jalan keliling mal. Memasuki outlet satu dengan outlet yang lainnya.
Saat tiba di outlet elektronik pertama, televisi pola yang ada di outlet itu menayangkan isu wacana seorang murid yang membacok gurunya. Bu Wati menggelengkan kepala dan berbicara kepada suaminya.
“Aku khawatir, Pak, sama bawah umur zaman sekarang. Mereka itu simpel terprovokasi, akhlaknya lemah. Bagaimana guru bisa maksimal mendidik murid kalau begitu caranya?”
“Yah, begitulah, Bu,” tanggap Pak Husein sederhana. “Kalau sekolah orientasinya cuma nilai dan bukannya akhlak.”
“Aku maunya bawah umur kita nanti bisa sanggup keduanya, Pak. Nilai dan akhlak.”
“Kalau gitu kita masukkan ke sekolah berasrama dan kita pantau juga, Bu pendidikan sama tingkah lakunya. Karena sebenarnya, yang paling bertanggung jawab terhadap nilai dan watak anak yaitu orang tua. Guru cuma membantu kiprah orang renta saja. Iya, kan, Bu?”
“Nggih, Pak. Benar.”
Kemudian sesudah puas melihat di toko elektronik. Pak Husein dan BU Wati kembali berkeliling outlet hingga menemukan toko elektronik yang kedua. Di televisi contoh, menayangkan isu wacana pencabulan yang dilakukan oknum guru di dalam asrama. Hal tersebut membuat Bu Wati mengeluh lagi.
“Nanti kalau di asrama anak kita dicabuli bagaimana, Pak?” tanyanya gelisah. Pak Husain menghela napas.
“Zaman kini susah, ya, Bu. Gak tau harus bela siapa, dua-duanya punya moral yang gak beres! Bikin orang renta serba salah saja!”
Contoh Teks Anekdot Pendidikan – Belum Menghasilkan Apa-apa
Belum Menghasilkan Apa-apa
Alan tidak suka belajar. Di sekolah, dia selalu mendapat peringkat terendah dan terkenal tidak suka berbuat apapun. Dia hanya suka duduk di pinggir jendela dan mengamati orang-orang lewat. Kebetulan, sekolahnya berada di tepi jalan dan kelasnya ada di lantai tiga, jadi dia bisa dengan leluasa memperhatikan orang-orang lewat. Alan juga duduk di dekat jendela.
Teman sebangku Alan berjulukan Abi. Abi mempunyai sifat yang sangat bertolak belakang dari Alan. Abis angat suka berguru dan rajin melaksanakan hal-hal yang bermanfaat. Abi tidak suka membuang waktunya dengan bermalas-malasan dan lebih suka membaca di waktu luangnya.
Suatu hari, Alan tertawa sesudah melihat keluar jendela selama 2 jam penuh. Selama 2 jam, dia tidak melaksanakan apapun dan tiba-tiba saja tertawa. Abi heran melihat tawa Alan dan bertanya.
“Kenapa kau tertawa?”
Alan masih tertawa sambil menunjuk ke luar jendela. “Ada orang malas di luar. Dia mau buat lobang, tapi udah 2 jam, lobang tersebut gak jadi-jadi.”
Abi mengerutkan keningnya. “Di sebelahku ada orang yang semenjak dua jam kemudian sibuk menonton pria lain menggali lobang. Dua jam punya orang di sebelahku enggak menghasilkan apa-apa.”
Alan eksklusif terdiam dan tersipu malu.
Contoh Teks Anekdot Pendidikan – Kualitas di Atas Rata-rata
Kualitas di Atas Rata-rata
Budi dan Abi yaitu sepasang murid yang kritis. Mereka suka membaca buku yang sama untuk kemudian mendiskusikan isi bukunya. Dari mulai diskusi ringan hingga ke diskusi-diskusi berat sudah mereka lakukan. Terkadang, mereka menonton televisi dan mendiskusikan mengenai tayangan yang gres saja mereka lihat.
Sore itu, mereka berdua membaca majalah yang sama yang membahas mengenai sistem pendidikan Indonesia dan Finlandia yang sangat berbeda. Finlandia yaitu negara yang mempunyai sistem pendidikan paling baik di dunia, sehingga Budi dan Abi tertarik untuk membahasnya.
“Finlandia benar-benar memanjakan murid,” kata Budi memulai diskusi. “Mereka menekankan bahwa kemampuan akademis tidak harus dijalani dengan begitu serius. Berbeda dengan Indonesia yang nilai berada di atas segalanya. Itu membuat banyak murid melaksanakan cara-cara curang untuk mendapat nilai bagus.”
“Betul,” kata Abi menyetujui. “Dan lihat hasilnya sekarang. Nilai bagus cuma sekedar angka, dan akhlaknya enggak bagus. Karena mereka terbiasa curang semenjak sekolah, jadi mereka gak akan ragu untuk curang di luar sekolah.”
“Benar,” sahut Budi sambil mengangguk-angguk. “Dan jadinya yaitu Indonesia lebih banyak menghasilkan korupsi daripada menghasikan orang-orang berkualitas!”
“Tapi kukira, koruptor di Indonesia justru yaitu insan yang kualitasnya di atas rata-rata.”
“Kenapa menyerupai itu?” tanya Budi tidak setuju. “Kamu suka jadi koruptor, ya?”
“Bukan begitu,” sahut Abi membela diri. “Tapi lihat betapa lihainya koruptor itu berkelit sehingga lebih banyak yang tidak tertangkap daripada yang tertangkap! Bukannya itu artinya kualitas mereka di atas rata-rata?”
Budi tertawa. “Berarti sistem pendidikan kita berhasil, dong?”
“Benar,” kata Abi membenarkan. Kemudian, Abi memberi closing statement yang sangat masuk akal. “Berhasil membuat orang-irang curang yang berkualitas tinggi!”
Mereka berdua pun tertawa terbahak-bahak. Merasa lucu dan miris sekaligus.
Teks anekdot biasa dibentuk untuk mengeluarkan kegelisahan hati penulis mengenai sebuah permasalahan yang terjadi di masyarakat. Kegelisahan itu dijadikan sebuah karya tulis pendek yang penuh guyon sekaligus mengritik kebijakan-kebijakan yang berlaku. Biasanya, kalau yang ada di syrat kabar dan internet, teks anekdot sanggup ditandai dengan karikatur-karikatur kocak. Bisa juga karikatur tersebut diberi percakapan singkat, yang menandai bahwa itu karikatur sindiran.
Meski pun berbentuk sindiran, teks anekdot bukanlah sesuatu yang buruk. Malah, harusnya anekdot bisa menjadi cerminan bagi masyarakat untuk berkaca dan memperbaiki diri. Karena tujuan anekdot yang tolong-menolong yaitu mengajak masyarakat untuk merenungkan kebiasaan yang salah dengan cara yang lucu.
Itulah 56 pola teks anekdot yang bisa dibaca. Dalam membuat teks anekdot, harus menemukan permasalahannya terlebih dahulu dan kemudian mengembangkannya menjadi humor.
Baca juga:
- Contoh Teks Ulasan
- Contoh Teks Eksplanasi
- Teks Editorial adalah
- Teks Deskripsi adalah
- Teks Eksposisi adalah