Inflasi adalah
– Bangsa Indonesia tentu sudah tidak abnormal lagi dengan yang namanya Inflasi. Pada tahun 1998, sebuah reformasi terjadi yang sumbu utamanya disebabkan oleh inflasi yang memicu kesulitan ekonomi. Bahkan, terkadang kesulitan ekonomi tersebut terasa hingga sekarang.
Inflasi ditandai dengan naiknya harga barang dan jatuhnya nilai mata uang sebuah negara. Bisa dikatakan pula bahwa inflasi ialah sebuah kondisi ekonomi sebuah wilayah atau negara yang kacau, dimana harga barang kebutuhan semakin naik dan harga uang semakin turun secara terus menerus.
Berikut ialah pengertian mengenai inflasi yang sanggup dijadikan sebagai referensi:
Pengertian Inflasi Menurut Para Ahli
Meskipun secara umum, inflasi berarti duduk perkara ekonomi yang ditandai dengan naiknya harga barang, tetapi para jago mempunyai cara berbeda untuk mendefinisikannya. Beberapa pengertian inflasi berdasarkan jago ekonomi ialah sebagai berikut:
A.P. Lahnerinflasi
Inflasi berdasarkan A.P. Lahner ialah sebuah keadaan ekonomi di mana usul atas barang kebutuhan meningkat pesat secara keseluruhan.
Parkin dan Bade
Parkin dan Bade mempunyai pandangan yang berbeda. Mereka menyampaikan bahwa inflasi ialah sebuah pergerakan dari tingkatan harga menuju ke atas diagram. Hal ini menunjukkan bahwa inflasi intinya bekerjasama dengan harga dan berapa banyak jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk membeli barang tersebut.
Nopirin
Nopirin menyampaikan hal yang kurang lebih sama dengan Parkin dan Bade. Apa yang dimaksud Inflasi berdasarkan Nopirin ialah sebuah insiden dimana harga-harga barang kebutuhan naik secara berproses dan dalam waktu periode tertentu.
Dwi Eko Waluyo
Dwi Eko Waluyo sendiri menyatakan bahwa inflasi ialah sebuah penyakit ekonomi. Dalam definisi yang dikeluarkannya, Dwi menyampaikan bahwa hampir semua negara mengalami inflasi dengan kecenderungan terjadinya harga naik secara terus menerus dalam rentang waktu yang cukup panjang.
Bambang dan Aristanti
Dalam karya ilmiah yang ditulis Bambang dan Aristanti pada tahun 2007 mempunyai pengertian yang kurang lebih sama dengan Nopirin dan Dwi Eko Waluyo.
Mereka menyampaikan bahwa Inflasi ialah sebuah kejadian ekonomi dimana harga barang-barang naik. Kenaikan harga ini terjadi secara nasional dan umum, sekaligus terjadi terus menerus.
Selain itu, Bambang dan Aristanti menyatakan bahwa dalam inflasi ini daya beli masyarakat akan menurun. Pemicu menurunnya daya beli masyarakat itu ialah lantaran turunnya tingkat pendapatan dari masyarakat.
Faktor Penyebab Inflasi
Kondisi inflasi sanggup menyerang negara apa saja, bahkan negara super power sekalipun. Inflasi sebetulnya sangat berbahaya lantaran sanggup memicu krisis moneter yang pada risikonya akan mengakibatkan kelaparan terjadi di mana-mana.
Hal yang patut digaris bawahi ialah bahwa ciri inflasi ada 4, yakni naiknya harga barang secara nasional, turunnya daya beli, turunnya pendapatan masyarakat, dan jatuhnya nilai mata uang. Berikut beberapa faktor penyebab inflasi:
Inflasi lantaran Permintaan atau Demand Pull Inflation
Sesuai dengan namanya, penyebab utama inflasi ini ialah lantaran membludaknya permintaan. Daya minat masyarakat yang terlalu kuat terhadap barang sanggup mengakibatkan nilai barang tersebut melonjak tinggi.
Hal ini akan menimbulkan harga mata uang untuk barang tersebut jatuh dan terjadilah sebuah inflasi. Biasanya, inflasi yang terjadi lantaran terlalu banyak usul terhadap barang sanggup diakibatkan kurang siapnya pemerintah dalam menyimpan stok barang. Bisa juga dikarenakan permainan cecunguk ekonomi yang ingin meraup untung sebesar-besarnya dari ketiadaan barang tersebut.
Inflasi lantaran Uang yang Beredar Terlalu Banyak atau Quantity Theory Inflation
Mungkin banyak yang bertanya-tanya kenapa pemerintah tidak mencetak uang saja banyak-banyak semoga seluruh warga Indonesia sanggup hidup bergelimang harta. Jawabannya ialah lantaran uang yang terlalu banyak beredar sanggup mengakibatkan inflasi kalau tidak diseimbangkan dengan jumlah barang yang tersedia.
Jadi, teori yang dikeluarkan oleh kaum ekonomi klasik ini mengatakn bahwa kalau jumlah uang yang beredar di masyarakat terlalu banyak dengan jumlah barang yang sedikit, maka penawaran yang dilakukan terhadap barang tersebut akan semakin tinggi yang mengakibatkan harga barang naik.
Inflasi lantaran Naiknya Biaya Produksi atau Cost Push Inflation
Inflasi ini sanggup terjadi lantaran naiknya biaya produksi barang. Naiknya biaya produksi ini terjadi secara berkesinambungan dan terus menerus. Biaya produksi sanggup mengakibatkan naiknya harga barang yang menimbulkan terjadinya inflasi.
Biasanya, biaya produksi sanggup naik disebabkan oleh faktor produksi yang harganya juga semakin naik.
Inflasi lantaran Struktur Ekonomi yang Kaku atau Structural Theory Inflation
Faktor penyebab inflasi lain yang sanggup terjadi ialah lantaran sistem ekonomi yang berlaku dalam sebuah negara terlalu kaku sehingga kuat kepada biaya produksi barang. Dalam hal ini, sistem yang terlalu kaku menciptakan produsen menjadi sulit dalam menghindari kenaikan permintaan. Terutama apabila angka kelahiran menjadi naik.
Inflasi Campuran atau Mixed Inflation
Sama menyerupai namanya, penyebab inflasi ini begitu banyak dan tercampur satu sama lain. Sehingga sulit memilih mana yang merupakan penyebab inflasi utamanya.
Inflasi gabungan ini sanggup terjadi lantaran banyaknya penawaran sekaligus naiknya permintaan. Penawaran dan usul ini naiknya dengan tidak seimbang sehingga menjadikan barang-barang naik.
Barang yang semakin sedikit dengan barang subsitusi yang tidak tersedia akan menciptakan harga menjadi semakin tinggi. Inflasi ini ialah jenis inflasi yang sulit dikendalikan. Penyebabnya tentu saja lantaran sulitnya memilih penyebab utamanya sehingga penanganannya perlu waktu yang cukup lama.
Contoh Inflasi
Inflasi sanggup terjadi dimana saja dan kapan saja. Ada banyak faktor penyebab inflasi, tetapi inflasi sendiri selalu ditandai dengan naiknya harga barang dan jasa secara keseluruhan dan mengakibatkan menurunnya daya beli dan pendapatan masyarakatnya.
Ada beberapa pola inflasi dari dalam dan luar negeri, berikut rinciannya:
Contoh Inflasi di Luar Negeri
Kasus inflasi di Zimbabwe merupakan salah satu pola inflasi yang terjadi di luar negeri. Zimbabwe ialah negara yang tingkat inflasinya sangat tinggi semenjak pemilu pertama dilakukan di negara tersebut.
Mata uang negara tersebut mengalami depresiasi sangat tajam. Padahal, ketika itu pertumbuhan ekonomi yang dialami Zimbabwe mencapai 4%. Sayangnya, hal tersebut hanya hingga tahun 2000 saja.
Pemerintah ketika itu sering melaksanakan proses redisribusi tanah. Program ini menciptakan pemerintah mengambil paksa tanah petani yang berimbas pada produksi pangan mereka yang turun drastis. Padahal, sumber pendapatan Zimbabwe kala itu ialah produksi pertaniannya. Keadaan ini menimbulkan kebangkrutan negara dan inflasi yang terjadi hingga 55%.
Contoh Inflasi di Indonesia
Jika boleh jujur, angka inflasi Indonesia pada umumnya jauh lebih tinggi di antara negara Asia Tenggara pada umumnya. Nyaris mencapai 8,5% hingga final tahun 2014. Padahal negara lain angka inflasinya hanya mencapai 3 hingga 5% saja.
Ekonomi di Indonesia masih sangat rentan, lantaran intinya masyarakat Indonesia hidup sedikit di atas garis kemiskinan. Oleh lantaran itu, kalau pemerintah salah mengambil kebijakan, maka akan segera terjadi inflasi.
Padahal, shock inflasi yang kecil saja sanggup menciptakan masyaratak Indonesia kebanyakan akan pribadi terdorong jatuh ke bawah garis kemiskinan. Hal ini pernah terjadi ketika keputusan mengenai pemotongan subsidi BBM dilakukan.
Kebijakan ini justru menyasar kepada pemilik perjuangan kecil dan mengakibatkan usahanya bangkrut. Pemotongan ini tidak berdampak kepada kelompok ekonomi menengah ke atas sama sekali. Kebijakan yang salah sasaran ini sempat menimbulkan inflasi kecil pada ketika itu.
Sifat Inflasi
Ada 4 sifat yang dimiliki inflasi remaja ini. Keempat sifat dari inflasi tersebut adalah:
Creeping Inflation
Yang dimaksud dengan creeping inflation ialah inflasi merayap. Bisa juga disebut sebagai inflasi rendah dan angka inflasi yang terjadi dalam setahun tetap berada di bawah sepuluh persen saja. Jika angka inflasi masih di bawah 10%, maka ini dikategorilan sebagai inflasi yang rendah.
Galloping Inflation
Galloping Inflation sanggup diartikan juga sebagai inflasi yang levelnya menengah. Biasanya, besaran angka inflasi yang terjadi pada titik ini mencapai angka 10 hingga 30% per tahunnya. Galloping Inflation sanggup juga disebut dengan inflasi dua digit. Hal ini dikarenakan harga barang yang naik di pasaran akan sangat cepat dengan besaran kenaikan berdasarkan kisaran 10 persen, 20 persen, hingga 30 persen atau bahkan sanggup lebih.
High Inflation
Inflasi ini ialah inflasi tinggi yang angka pertahunnya sanggup mencapai 10 persen hingga 100 persen. Jika inflasi ini terjadi, maka harga barang dan jasa akan melonjak secara tajam dan menciptakan daya beli sekaligus pendapatan masyarakat juga akan menurun secara drastis.
Hyper Inflation
Ini ialah inflasi yang paling berbahaya yang pernah terjadi. Tingkat inflasi yang akan terjadi per tahunnya sanggup mencapai lebih dari 100 persen. Hal ini akan menimbulkan kenaikan harga barang akan mencapai empat digit dan bahkan sanggup diatas 100 persen.
Pada masa inflasi ini, nilai uang akan turun secara drastis sehingga menimbun uang tidak akan ada gunanya. Semua uang akan lebih baik ditukarkan dengan barang untuk memenuhi biaya kebutuhan yang terus meroket.
Asal Inflasi
Asal usul terjadinya inflasi terbagi menjadi dua bagian, yakni penyebab yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang terjadi dari luar negeri. Negara tetangga juga sanggup menjadi salah satu penyebab terjadinya inflasi ekonomi di negeri kita. Dampaknya sanggup jadi kecil atau bahkan besar. Kedua inflasi ini selalu ditandai dengan kenaikan harga barang dan jasa.
Berikut rincian dari asal inflasi yang terjadi di masyarakat:
- Domestic Inflation ialah inflasi yang berasal dari dalam negeri. Penyebab utama inflasi ini ialah dikarenakan defisit pembelajaan serta pembiayaan yang dimiliki negara. Defisit ini sanggup terjadi lantaran adanya gagal panen atau bahkan anggaran belanja negara yang bocor.
- Inflasi luar negeri ialah inflasi yang terjadi lantaran adanya faktor dari luar negeri. Biasanya, inflasi jenis ini akan terjadi apabila kawan dagang negara Indonesia mengalami inflasi yang cukup tinggi di negaranya. Hal yang akan terjadi ialah harga barang yang diimport dari negara kawan akan menjadi tinggi di dalam negeri.
Dampak Terjadinya Inflasi
Secara umum, inflasi sanggup mengakibatkan dampak yang positif dan dampak yang negatif. Dampak positif yang terjadi pada inflasi umumnya dialami oleh debitur atau peserta hutang, dengan terjadinya hal-hal di bawah ini.
Dampak Positif
Berikut ialah beberapa dampak positif terjadinya inflasi:
- Keuntungan yang dimiliki debitur akan lebih untung lantaran uang yang akan dikembalikan akan bernilai rendah
- Produsen yang mempunyai penghasilan yang lebih tinggi dari harga produksi. Inflasi akan menciptakan harga barang naik, sehingga produsen yang berpenghasilan tinggi sanggup meningkatkan jumlah produksi barang yang akan berakhir pada laba ganda yang dimiliki produsen.
Dampak Negatif
Sedangkan dampak negatif dari inflasi adalah:
- Kreditur alias pemberi utang akan mendapatkan nilai uang yang lebih rendah dari ketika meminjamkan.
- Orang yang mempunyai penghasilan tetap akan menjadi semakin sulit lantaran harga barang yang meningkat sementara honor mereka stagnan di angka yang sama.
- Distribusi pendapatan yang memburuk
- Stabilitas ekonomi yang memburuk yang berimbas paa perekonomian nasional yang kacau.
- Harga barang ekspor akan meningkat, hal ini menciptakan tingkat persaingan menjadi menurun dan eksportir mengalami kerugian
- Minat menabung akan rendah yang menimbulkan nilai investasi akan berkurang
- Inflasi akan mengakibatkan harga barang pokok naik dan menciptakan perekonomian negara memburuk
- Inflasi akan kuat besar kepada perdagangan nasional, dimana nilai barang yang diekspor akan menjadi tinggi dan mengakibatkan menurunnya tren ekspor yang dilakukan negara yang terkena inflasi.
Cara Mengatasi Inflasi
Ada beberapa cara yang sanggup dilakukan pemerintah dalam mengelola inflasi, beberapa di antaranya adalah:
- Mengadakan operasi pasar terbuka untuk mengontrol harga barang
- Melakukan discount rate policy yang akan dilakukan oleh Bank Sentral. Artinya ialah bank akan meningkatkan suku bunga semoga tren menabung di masyarakat tetap tinggi
- Mengadakan kebijakan cadangan wajib di bank sentral demi mengurangi peredaran uang di lingkup naisonal
- Melakukan kebijakan kredit yang selektif
- Menaikkan tarif pajak demi pemasukan yang lebih banyak
- Menghemat pengeluaran dari anggaran belanja negara
- Pemerintah sanggup meningkatkan jumlah produksi sekaligus menambah jumlah barang semoga harga sanggup dikendalikan
- Mengeluarkan kebijakan mengenai harga maksimum dari beberapa jenis barang yang akan mengendalikan harga di pasaran. Hanya saja, kebijakan yang satu ini sanggup menjadi bumerang apabila pasar gelap ikut andil di dalamnya.
Inflasi ialah hal yang tidak sanggup dihindari dari perekonomian sebuah negara. Malahan, adanya inflasi kecil dalam sebuah negara justru mengindikasikan bahwa perekonomian di negara tersebut berjalan dengan sehat. Tetapi, inflasi yang tinggi justru akan meningkatkan angka kemiskinan dan menciptakan sebuah negara bangkrut.
Itulah beberapa pengetahuan mengenai inflasi, meliputi pengertian inflasi, faktor penyebab, contoh, dampak, dan cara menangani inflasi yang sanggup dijadikan acuan untuk pelajaran ekonomi secara sederhana.
Baca juga:
- Perbedaan Tumbuhan Dikotil dan Monokotil
- Pengertian Internet
- Bank Syariah dan Bank Konvensional
- PicsArt Pro Apk Mod
- GTA SA Lite Apk Mod
- Bussid Mod Apk