Pengertian Filsafat adalah
– Dalam kehidupan sehari-hari dan pembelajaran pengetahuan, kita sering mendengar kata filsafat. Namun, kita tidak sepenuhnya mengetahui maksud dan pengertian filsafat tersebut. Filsafat ialah sebuah ilmu pengetahuan dengan menggunakan pikiran logis (logika) sistem dan metode yang biasanya digunakan untuk mengkaji aneka macam masalah umum yang sering terjadi.
Ada aneka macam macam problem mengenai filsafat diantaranya ialah pengetahuan, eksistensi, bahasa, kebijaksanaan dan pikiran. Namun, masih banyak lagi pendapat mengenai filsafat yang dikemukakan oleh para ahli.
Tak hingga di pengertian filsafat saja, pembahasan mengenai filsafat masih banyak lagi mulai dari sejarah, makna, ciri, dan tujuan filsafat tersebut. Berikut ini merupakan pembahasan mengenai filsafat secara lengkap.
Pengertian Filsafat
Berdasarkan etimologi, kata “Filsafat” sendiri merupakan bahasa Yunani ari philosophia serta philoshophos. Philo mempunyai arti cinta, sedangkan pada kata shopia, shopos mempunyai arti pengetahuan, kebijaksanaan, serta hikmah. Dengan begitu, hal tersebut bisa disimpulkan bahwa pengertian filsafat ialah aneka macam gagasan yang mempunyai makna penuh dengan pengetahuan, kebijaksanaan, dan hikmah.
Adapun pendapat lain mengemukakan bahwa filsafat atau filosofi merupakan kebijaksanaan yang ada dalam kehidupan untuk memperlihatkan pandangan menyeluruh mengenai ilmu ilmiah, refleksi serta pengalaman hidup. Sehingga filsafat bukanlah sebuah eksperimen, melainkan gagasan dari suatu permasalahan yang dibutuhkan sebagai solusi.
Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli
Para jago telah mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian dari filsafat itu sendiri. Berikut ini merupakan pemikiran para jago mengenai filsafat, diantaranya adalah:
1. Aristoteles
Menurut Aristoteles, pengertian filsafat adalah:
Ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang berisi ilmu metafisika, retorika, logika, etika, ekonomi, politik dan estetika (filsafat keindahan).
2. Cicero
Menurut Cicero,
Filsafat ialah ‘ibu’ dari semua seni (the mother of all the arts) dan merupakan seni kehidupan.
3. Plato
Menurut Plato:
Filsafat mempunyai arti, yakni suatu ilmu yang mencoba untuk mencapai pengetahuan wacana kebenaran yang sebenarnya.
4. Imanuel Kant
Menurut Imanuel Kant, pengertian filsafat adalah
Suatu ilmu (pengetahuan) yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang di dalamnya tercakup empat problem yaitu metafisika, etika agama, dan antropologi.
5. Johann Gotlich Fickte
Menurut Johann Gotlich Fickte, pengertian filsafat adalah:
Dasar dari aneka macam ilmu yang dilakukan dengan membicarakan seluruh bidang serta seluruh jenis ilmu supaya mendapatkan pencarian kebenaran dari semua kenyataan.
Sejarah Perkembangan Filsafat
Pada kurun ke-6 SM, filsafat telah dibangun dan berkembang berdasarkan pemikiran kefilsafatan. Ada banyak tokoh terkenal yang menjadi cuilan dari sejarah ilmu filsafat dan berkontribusi besar terhadap peradaban.
Sejarah perkembangan filsafat berdasarkan periodisasi barat terbagi mulai dari zaman kuno, zaman kurun pertengahan, zaman modern, hingga masa kini. Aliran yang muncul juga sangat banyak dan menghipnotis pemikiran filsafat. Diantaranya adalah, Eksistensialisme, Pragmatisme, Marxisme, Positivisme, Fenomenologi, Neo Kantianianisme dan Neo-tomisme
Sejarah perkembangan filsafat berdasarkan periodisasi Cina terbagi pada zaman kuno, zaman pembauran, zaman Neo-Konfusionisme, dan. zaman modern. Filsafat Cina biasanya membahas tema mengenai masalah perikemanusiaan yang terjadi.
Sejarah perkembangan filsafat India terbagi menjadi periode Weda, Wiracarita, Sutra-sutra, dan Skolastik.
Pada masa perkembangan filsafat Islam hanya terbagi menjadi dua periode, yakni periode Muta-kallimin dan periode filsafat Islam.
Meskipun begitu, pada dasarnya periode yang penting pada sejarah peradaban insan terjadi pada masa periode filsafat Yunani. Karena pada masa itulah, pola pikir insan mengalami perubahan dari pikir mite menuju pemikiran rasional. Pola pikir mite merupakan pola pikir yang didasari mitos-mitos dari insiden alam menyerupai pelangi dan gempa bumi.
Misalnya pada insiden pelangi, orang zaman dahulu berargumen bahwa pelangi tercipta lantaran terdapat bidadari yang turun dari kahyangan. Namun semenjak adanya ilmu filsafat, fenomena alam tersebut bisa dinyatakan secara ilmiah dan fakta. Hal itulah yang membuat sejarah periodisasi filsafat yunani merupakan loncatan untuk peradaban umat manusia, menyerupai berikut:
1. Zaman Pra Yunani Kuno
Pada zaman ini merupakan zaman di mana insan masih menggunakan kerikil dan alat alami lainnya yang dijadikan sebagai alat penunjang hidup. Tepat memasuki kurun ke-6 SM, lahirlah sebuah filsafat di Yunani.
Sama menyerupai bangsa lainnya, Yunani juga mempunyai mitologi yang cukup luas sebagai perintis pendahuluan filsafat. Pemikiran mite-mite insan seakan menjadi balasan atas segala pertanyaan hidup manusia. Pemikiran mitole tersebut didapatkan untuk mencari asal-usul alam semesta, atau mite kosmogonis. Serta terdapat mite yang mencari sifat dari insiden alam semesta atau mite kosmologis.
Bangsa yunani sangat berhutang budi kepada bangsa lain, lantaran pada ketika itu ilmu pengetahuan sudah berkembang di wilayah timur kuno dan orang yunani mendapatkan ilmu pengetahuan dari mereka. Hal itu dibuktikan bahwa sebagian besar ilmu ukur dan ilmu hitung berasal dari mesir dan babylona.
Memasuki kurun ke-6 SM, banyak orang yang mulai mencari balasan yang lebih rasional dari insiden alam. Sebab itulah filsafat dilahirkan dan mengganti dari mythos menjadi Logos (akal budi). Dengan demikian ilmu filsafat muncul dan insan sudah mulai memperhatikan aneka macam keadaan alam yang dipercaya sebagai proses suatu alam
Zaman Yunani Kuno
Zaman Yunani kuno ialah zaman keemasan untuk perkembangan ilmu filsafat, lantaran pada masa itu setiap orang berhak mengeluarkan gagasan dan pendapatnya mengenai suatu hal. Pada masa itu, bangsa yunani dianggap sebagai gudang ilmu filsafat tanpa mempercayai mitos belaka. Bangsa Yunani juga tidak pribadi mempercayai suatu pendapat, melainkan akan diselidiki secara kritis terlebih dahulu.
Bangsa yunani pada ketika itu mempunyai banyak tokoh terkenal yang jago dalam bidang ilmu filsafat dengan pikiran yang kritis. Adapun tokoh yang terkenal ketika itu diantaranya adalah:
- Aristoteles (384-322 SM).
- Plato (427-347 SM)
- Socrates (469-399 SM)
- Phytagoras (580-500 SM
- Thales (625-545 SM)
Zaman Keemasan Filsafat Yunani
Zaman keemasan filsafat yunani sempurna tiba pada waktu Athena yang Perikles dalam kegiatan politik sehingga perkembangan ilmu filsafat meningkat. Pada ketika itu tercipta komunitas berjulukan kaum sofis yang akil berpidato untuk memberikan pengetahuan kepada anak muda lainnya.
Pada masa itu objek yang dijadikan penelitian untuk ilmu filsafat bukan lagi wacana alam, melainkan mengenai manusia. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Prothagoras yang menyampaikan bahwa ukuran dari segalanya terdapat pada diri manusia. Namun hal tersebut disanggah oleh Socrates yang menyampaikan bahwa sesuatu yang dianggap baik dan benar harus dijadikan sebagai nilai objektif, sehingga semua orang harus menjunjung tinggi nilai tersebut. Socrates pun dieksekusi mati lantaran ucapannya tersebut.
Plato merupakan murid dari Socrates yang menemukan hasil pemikirannya. Plato mengeluarkan pendapatnya dalam filsafat bahwa: realitas terbagi menjadi dua dunia, yang pertama hanya terbuka untuk panca indera dan yang kedua hanya terbuka untuk rasio. Maksud dari hal tersebut, bahwa dunia yang pertama menyerupai dunia jasmani, dan yang kedua menyerupai dunia ide.
Namun pada ketika itu, pendapat yang dikemukakan oleh Plato mendapatkan kritik dari Aristoteles yang menyatakan bahwa di dunia ini hanya ada insan yang konkret, atau pandangan gres insan yang tidak ada dalam kenyataan.
Aristoteles merupakan seorang tokoh filsuf realis yang memperlihatkan pertolongan ilmu pengetahuan sangat besar untuk perkembangan zaman. Bahkan semenjak zaman keemasan ini, hingga kini pertolongan ilmu yang diberikannya masih digunakan oleh banyak orang untuk memperoleh pengetahuan.
Masa Helinitis Dan Romawi
Alexander Agung (359-323 SM) ialah kaisar Romawi yang berasal dari Macedonia di masa itu. Ia mempunyai kekuatan militer yang sangat besar bahkan bisa menguasai Yunani, Mesir, dan Syria.
Pada masa itu, perkembangan ilmu filsafat tetap berjalan namun tidak terdapat tokoh filsuf yang besar kecuali seorang Plotinus. Pada zaman itu pula terdapat beberapa aliran gres yang bermunculan, diantaranya
1. Sinisme
Sinisme merupakan paham yang ditentukan oleh aneka macam kuasa yang dikenal dengan Logos. Hal itulah yang mengakibatkan segala sesuatu yang berlangsung berdasarkan ketetapan merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari. Aliran sinisme ini merupakan pengembangan yang berasal dari aliran Stoik.
2. Stoik
Aliran Stoik juga bisa dikenal dengan Monoisme. Aliran ini menolak pandangan Aristoteles mengenai Dualisme. Aliran ini menyatakan penangkalan mengenai adanya ruh dan materi.
3. Epikurime
Epikurime ialah aliran yang terdiri dari atom yang selalu bergerak. Setiap insan harus memikirkan akhir atas segala tindakan yang dilakukannya. Aliran epikurime ialah aliran yang didapat dari pengembangan teori atom Democritus dan menjadi cara yang mujarab supaya rasa takut mengenai tahayul hilang.
4. Neo Platonisme
Aliran Neo Platonisme ialah salah aliran yang digunakan untuk menghidupkan kembali filsafat dari Plato yang tokohnya ialah Plotinus. Pada filsafat aliran Neo Platonisme ialah ilmu yang berkisar pada Allah yang satu. Sehingga segala sesuatu berasal dari kesatuan tersebut dan akan kembali kepadanya.
Zaman Abad Pertengahan
Pada zaman kurun pertengahan terdapat para teolog yang hadir di lapangan ilmu pengetahuan. Sehingga tak heran bila ilmuwan pada ketika itu hampir merupakan seorang teolog. Sehingga pengkajian ilmiah terpusat mengenai acara keagamaan. Selain itu, pada zaman ini juga masih terdapat inovasi di bidang ilmu lainnya.
Di periode kurun pertengahan sangat berbeda dengan kurun sebelumnya mengenai ilmu filsafat yang terletak pada dominasi agama. Disaat kerajaan romawi untuk, kebijaksanaan yang menjadi dasar peradaban kehidupan kehidupan itu diganti dengan kebijaksanaan keagamaan oleh gereja.
Zaman Renaissance
Zaman Renaissance terjadi yang ditandai oleh adanya kebangkitan dari pemikiran yang didasari kepercayaan agama. Renaissance merupakan zaman peralihan yang masuk ke dalam budaya modern, sehingga insan yang ada pada zaman ini kembali mendapatkan pemikiran yang bebas. Ilmu filsafat yang berkembang pada masa ini ialah bidang astronomi
Tokoh-tokoh yang terkenal pada zaman Renaissance diantaranya adalah, Roger Bacon, Copernicus, Johannes Keppler, Galileo Galilei.
Zaman Modern
Perkembangan zaman modern ini merupakan lanjutan dari ilmu di bidang ilmiah yang sudah mulai dirintis semenjak zaman Renaissance. Tokoh yang terkenal dan dijuluki sebagai bapak filsafat modern ialah Rene Descartes (1596-1650). Ia ialah orang jago yang ada dalam ilmu pasti.
Zaman Kontemporer (Abad Ke-20 Dan Seterusnya)
Berbagai ilmu filsafat yang dipikirkan, fisika merupakan bidang ilmu yang menduduki tingkat paling tinggi. Hal ini lantaran fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuannya membentuk alam semesta. Hingga kekerabatan ilmu fisika dengan filsafat secara historis terlihat menjadi dua cara
Yang pertama terlihat pada filosofis wacana metode fisika dengan interaksi berpandangan subtasional fisika. Contohnya, wacana kuasa, materi, waktu dan ruang. Yang kedua ada pada pedoman filsafat tradisional mengenai fenomena fisika wacana kuasa, materi, waktu dan ruang.
Di kurun ke-21 pendapat sisi mitra terkenal yang berjulukan Albert Einstein. Ia menyatakan bahwa kebesaran alam tidak ada batasannya, dan bersifat statis dari setiap waktunya. Bukan hanya pada bidang ilmu fisika dan teori alam semesta, di Zaman Kontemporer ini juga banyak ditemukan aneka macam teknologi yang lebih canggih.
Penemuan teknologi informasi dan komunikasi inilah yang membuat kemajuan di dunia sangat pesat dan cepat. Penemuan dalam bidang teknologi diantaranya ada komputer, satelit komunikasi, dan sosial media atau internet lainnya.
Ciri-ciri Filsafat
Clarence I. Lewis merupakan seseorang yang jago dalam bidang kebijaksanaan mengemukakan pendapatnya, yakni bawah ilmu filsafat merupakan sebuah proses yang merupakan refleksi berdasarkan proses kerja kebijaksanaan sehat dalam aneka macam kegiatan yang dilakukan. Berikut ini merupakan ciri-ciri dari pemikiran filsafat yang diantaranya adalah:
1. Sifatnya Universal
Biasanya, pemikiran filsafat mempunyai sifat yang universal atau umum serta tidak bekerjasama dengan objek khusus lainnya. Misalnya menyerupai pemikiran mengenai manusia, kebebasan, keadilan, dan lain sebagainya.
2. Tidak Faktual
Ciri yang kedua dari filsafat yakni bersifat tidak faktual. Dalam hal ini lantaran adanya aneka macam spekulatif yang menjadikan dugaan mengenai suatu hal dengan masuk akal. Namun, tidak disertakan bukti dikarenakan telah melampaui batas dari aneka macam fakta ilmiah.
3. Berhubungan Dengan Nilai
Menurut C. J. Ducasse yang mengemukakan pendapatnya bahwa, pengertian filsafat ialah suatu upaya yang dilakukan insan untuk mencari pengetahuan secara fakta yang disebut penilaian. Sehingga evaluasi yang dimaksud ialah suatu hal yang bersifat baik dan buruk, susila dan asusila. Yangmana pada akhirnya, filsafat merupakan perjuangan supaya nilai-nilai didalamnya bisa dipertahankan.
4. Berhubungan dengan Arti
Hal ini sangat bekerjasama dengan ciri filsafat pada poin no 3 yang menyatakan bahwa filsafat mempunyai nilai. Nilai tersebut mempunyai arti yang harus dipahami dengan kalimat ilmiah yang sempurna serta masuk akal. Sehingga ide-ide yang dihasilkan syarat dengan arti.
5. Implikatif
Implikasi merupakan akhir yang ada dalam pemikiran filsafat. Dengan begitu, maka diharapkan bisa membuat pemikiran yang gres dengan sifatnya berubah-ubah atau dinamis dan berbagi intelektual.
Cabang-Cabang Filsafat
Secara umum, aneka macam jago telah membagi aneka macam bidang studi mengenai filsafat kedalam aneka macam cabang. Berikut ini, merupakan cabang-cabang yang ada dalam filsafat, diantaranya adalah:
1. Epistemologi
Epistemologi merupakan cuilan salah satu dari macam cabang filsafat mengenai pembahasannya meliputi ilmu pengetahuan. Contoh dari Epistemologi adalah, metodologi, validitas, asal mula, bentuk dan struktur yang akan membentuk buku ilmu pengetahuan
2. Metafisika
Metafisika ialah cabang filsafat yang terjadi berdasarkan hakikat mendasar dengan melalui proses analisis mengenai keberadaan atau realitas yang ada. Pada umumnya metafisika merupakan proses kajian yang didapat dari pertanyaan mengenai keberadaan sifat realitas dalam kajian tersebut.
3. Logika
Logika merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan pemikiran logis (masuk akal), tepat, teratur dan terarah
4. Etika
Etika merupakan cabang ilmu filsafat yang didalamnya berisi mengenai norma atau aturan, sebagai pedoman kehidupan dalam berperilaku di masyarakat dengan sifat baik atau sifat buruknya.
5. Estetika
Estetika merupakan cabang ilmu filsafat yang didalamnya membahas dan mempelajari mengenai suatu keindahan. Estetika ialah sebuah bentuk yang mempunyai keindahan untuk manusia. Sifat keindahan tersebut harus bisa dirasakan dan disadari oleh setiap manusia.
6. Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang filsafat yang mempelajari ilmu pengetahuan dengan menjawab aneka macam pertanyaan dari hakikat ilmu itu sendiri. Serta menjawabnya dengan mencari sumber permasalahan supaya mendapatkan klarifikasi yang baik dan sesuai.
Tujuan Filsafat
Filsafat mengenai tujuan tersendiri yang bisa membantu problem manusia. Berikut ini merupakan tujuan dari filsafat, diantaranya adalah:
- Supaya sejarah mengenai perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan diberbagai bidang memberi banyak pelajaran
- Supaya insan lebih terdidik dengan aneka macam ilmu pengetahuan dan bisa menilai hal yang ada dalam kehidupan secara objektif
- Supaya insan bisa menjadi bijaksana untuk menjalankan kehidupannya selama di dunia.
- Supaya insan terhindar dari sifat egosentrisme dan berpandangan lebub luas.
- Supaya insan bisa berpikir, mempunyai pendapat, sanggup berdiri diatas kaki sendiri dalam hal keagamaan dan bisa bersikap kritis.
- Supaya insan bisa mendalami aneka macam unsur ilmu pokok seperti, memahami hakikat, sumber, dan tujuan dari ilmu tersebut.
- Supaya guru, siswa dan masyarakat yang sedang berguru mempunyai pedoman untuk mendalami ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang membedakan problem ilmiah maupun problem non-ilmiah.
- Supaya ilmuwan lebih semangat untuk memperkembangkan pengetahuan dengan mencari kebenaran
Visi Filsafat
Ada beberapa visi dari filsafat, diantaranya adalah:
- Pencegah
Sebagai suatu citra yang real mengenai ilmu filsafat.
- Pengasah
Ilmu filsafat menuntut kita untuk bisa berpikir secara realistis atau masuk akal.
- Penggerak
Ilmu filsafat bisa membawa perubahan atau gerakan untuk kita supaya bisa melaksanakan sesuatu yang mempunyai nilai positif dan bermanfaat untuk hidup.
Misi Filfasat
Filsafat mempunyai misi menyerupai berikut ini,
- Bisa menjadi sentra pandangan gres atau pemikiran yang sanggup dikembangkan dan dipertanggungjawabkan
- Mengembangkan lebih dalam mengenai ilmu filsafat dan teologi
- Mampu menyelenggarakan forum pendidikan akademik yang membahas seputar ilmu filsafat dan teologi dalam obrolan mengenai ilmu yang terkait
- Ikut berkontribusi dalam kehidupan kultural, spiritual, dan intelektual bangsa.
Metode Filsafat
Metode filsafat merupakan cara yang dilakukan insan untuk mendapatkan kejelasan mengenai ilmu filsafat tersebut yang berdasarkan dari gagasan dalam pikiran. Sehingga, insan akan mendapatkan gagasan terbaik dari gagasan yang telah dikemukakan sebelumnya. Seiring perkembangan filsafat itu, maka metode filsafat pun kian berubah, namun bukan berarti bahwa perkembangan terbaru merupakan metode yang baik.
Karena, didalam filsafat tidak ada metode terbaik, melainkan sebuah metode sempurna guna berdasarkan kebutuhan filsafat itu yang menentukan ke efektivitas filosofisnya tersebut. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai filsafat, berikut ini merupakan metode filsafat yang diurutkan berdasarkan kronologi sejarah di zamannya diantaranya adalah,
Metode Kritis
Seorang filosof yang menggunakan serta berbagi metode kritis ialah Plato dan Sokrates. Metode kritis merupakan analisa untuk menjawab serta menjelaskan beberapa keyakinan (jawaban) dan kontradiksi dari pendapat yang disistematiskan.
Cara untuk menggunakan metode kritis, cukup praktis yakni hanya dengan menyisihkan, membedakan, membersihkan, menolak, dan bertanya mengenai suatu keyakinan atau gagasan ilmu filsafat. Dari cara-cara tersebut akan ditemukan keyakinan yang lebih baik, sehingga menjadi hakikat dalam ilmu filsafat.
Metode Filsafat Intuitif
Seseorang yang telah berbagi dan menggunakan metode filsafat intuitif ialah Bergson dan Plotinus. Metode filsafat ini tidak menggunakan kebijaksanaan dalam mencari kebenaran, atau bersifat nanti intelektual. Sehingga insan lebih mempercayai fitrah yang sudah ada semenjak zaman dulu.
Dengan adanya metode filsafat ini, membuat kita menjadi lebih semangat dan berfikir untuk menganalisis tanpa adanya paksakan untuk selalu menggunakan rasio dan logika. Hal ini memang agak sulit untuk dibayangkan, namun sedikit menarik bila dilakukan.
Metode Skolastik
Metode ini dianjurkan oleh Thomas Aquinas (1225-1247) dan berkembang di kurun pertengahan. Berkembang ke masa klasik aristoteles juga menganut penggunaan metode ini. Metode Skolastik ialah metode yang sangat bekerjasama dengan kegiatan mengajar.
Cara penggunaan metode ini dilakukan layaknya seorang guru/pengajar lainnya, membacakan pokok pembahasan ilmu filsafat yang pada jadinya pokok bahasan tersebut diberi komentar atau penafsiran berbeda oleh filsuf lain. Sehingga akan menjadikan pro dan kontra yang selanjutnya dibandingkan.
Proses tersebut seringkali disebut “lectio” yang diharapkan bisa mengeluarkan gagasan filsafat terbaik. Namun, bila belum bisa menemukannya, maka akan terjadi tahap “disputatio” yaitu perdebatan. Dengan begitu, semua topik bisa dipahami melalui istilah, kenyataan, dan pandangan gres yang dirumuskan dan dibedakan untuk menguji hal tersebut dari aneka macam sisi.
Metode Filsafat Matematis
Metode filsafat matematis disebut oleh Descartes sebagai metode analitis. Beliau menyatakan bahwa terdapat hukum dan susunan alami yang nyata, serta sangat bekerjasama dengan pengertian manusia. Penemuan susunan alam tersebut tidak tidak mungkin akan terungkap.
Dalam metode ini diharapkan cara untuk melaksanakan empiris rasional supaya inovasi tersebut bisa dipecahkan. Dalam metode ini diharapkan keahlian untuk menghindari kelemahan dari aneka macam kelebihan analisa geometri, logika, dan aljabar.
Metode Empiris-Eksperimental
Pengaruh besar yang ada dalam metode ini berasal dari pengalaman hidup dengan pementingan data kesadaran yang dimiliki oleh setiap individu. Menurut metode ini, pengalaman merupakan cuilan penting untuk mencari pengetahuan yang bisa dipercaya dibandingkan dengan menggunakan rasio.
Seseorang orang yang menyusun filsafat empirisme ini ialah David Hume (1711-1776). Hal yang membedakan antara metode ini dengan metode dekrates ialah cara eksperimen yang cukup ketat untuk mendapatkan kebenaran gagasan yang sejati.
Metode Transendental
Metode ini dipelopori oleh Immanuel Kant (1724-1804) yang seringkali disebut dengan metode neo-skolastik. Pemikiran Kant mengenai metode ini menjadi loncatan gres untuk filsafat Barat. Dalam metode ini, mendamaikan atau menggabungkan dua aliran yang sangat jauh berbeda, yaitu rasionalisme dengan empirisme.
Di satu sisi ia masih mempertahankan pengertian, baik dalam keniscayaan maupun objektivitasnya, namun di sisi lain ia percaya bahwa pengertian didapatkan dari fenomena biasa yang tidak mungkin melampaui batas. Kant tidak memutuskan konsep tunggal, namun ia menyimpulkan pernyataan dan kesimpulan yang lengkap. Ia juga membedakan dua jenis pengertian yang di antaranya,
- Pengertian analistis bersifat apriori, menyerupai pada ilmu pasti ;
Pengertian ini terbagi menjadi dua yaitu aposteriori singular merupakan pengalaman yang bersifat subjektif sedangkan apriori merupakan pengertian yang sifatnya universal. Contohnya:
Singular: “saya merasa dingin”
Apriori: “saya merasa hawa cuek -1 derajat celcius.”
Pada intinya, dalam metode ini bisa mendapatkan nilai yang bersifat subjektif untuk memperlihatkan kemajuan dan kebahagiaan sebagai sahabat aremania layang bersifat objektif berupa ilmu positif untuk kemajuan kehidupan sehari-hari. Sehingga hal ini tersebut akan membuat satu ananta sifat subjektif dengan objektif dalam semua bentuk.
Metode Dialektis
Tokoh yang menggunakan metode dialektis ini ialah George Willhelm Friedrich Hegel (1770-1831) atau yang lebih sering disebut dengan nama Hegel. Hal itu lah yang membuat metode ini sering disebut dengan nama Hegelian Method. pengaplikasiam metode ini diharapkan konsep yang terang dan pengertian yang lazim.
Setelah itu kita mengambil sanggahan dari konsep atau pengertian yang lazim dan menarik kesimpulan untuk membentuk sintesis berdasarkan kedua hal tersebut. Untuk mendapatkan hakikat yang baik maka hasil sintesis tersebut akan membuat tesis lainnya.
Metode Fenomenologis
Metode ini bukanlah sebuah metode yang berasal dari fenomena alamiah yang bisa didapatkan dari observasi empiris. Melainkan fenomena yang ada pada metode ini merujuk pada makna bahasa Yunani yaitu phainomai yang artinya “yang terlihat.” Sehingga fenomena ini merupakan data yang jauh disadari dan sulit dipahami
Pada intinya, metode ini hanya melihat suatu hal yang bersifat objektif tanpa melihat cuilan sisi subjektif menyerupai tekanan sosial, perasaan dan lainnya. Edmund Husserl (1859-1938) merupakan tokoh yang mempopulerkan metode fenomenologis ini.
Metode Filsafat Eksistensialisme
Heidegger, Sartre, Jaspers, Marcel dan Merleau-Point ialah para tokoh terkemuka yang menggunakan metode filsafat Eksistensialisme. Bagi para tokoh eksistensilisme mengungkapkan bahwa ia tidak menyetujui tekanan sikap objektif, melainkan sifat subjektivitas insan yang seharusnya pertama kali dianalisa. Karena sangat mungkin terjadi bila terdapat sesuatu yang dianggap ada namun, tidak bisa “mengadakannya” tanpa adanya kontes yang membentuk sekitarnya.
Pembentuk konteks tersebut seperti, perasaan manusia, interaksi antara individu di dalam suatu kelompok, dan urusan atau kepentingan tertentu. Terdapat beberapa sifat yang ada pada metode filsafat eksistensialisme, diantaranya adalah:
- Sifat subjektivitas dari individual yang unik, bukan umum bukan pula objek.
- Memiliki keterbukaan terhadap dunia dan insan lainnya bukan hanya teori melainkan internasionalitas dan praksis
- Bukan melaksanakan observasi, melainkan berdasarkan pengalaman yang bekerjasama dengan dunia
- Berisi mengenai sejarah dan kebebasan, bukan berupa esensi yang tetap
- Analisa keberadaan yang digunakan dengan fenomenologi otentik dengan analisa teliti
Metode Analitika Bahasa
Tokoh yang mendominasi menggunakan metode analitika bahasa ini yaitu Wittgenstein. Sama halnya menyerupai banyak orang, ia menjadi termotivasi untuk mempelajari ilmu filsafat. Meskipun ilmu filsafat bisa dibilang membingungkan ketika itu, namun ia justru semakin penasaran. Karena sehabis menjalankan penelitian, ia melihat banyak kesalahan pada kebahasaan filosofis yang kacau dan rancu.
Sehingga ia mulai berpikir bagaimana caranya supaya seseorang bisa memahami penggunaan bahasa untuk memberikan pernyataan, pertanyaan dan perbincangan dengan benar.
Metode ini menggunakan penelitian dengan membedakan aneka macam permainan bahasa, sehingga bisa memperoleh keyakinan yang lebih baik dari sebelumnya. Selain itu, penggunaan bahasa ditetapkan dengan aturannya masing-masing tanpa adanya kekeliruan dan kesalahpahaman lantaran makna yang rancu.
Cara Mengkaji Filsafat
Perkembangan ilmu filsafat menjadi sangat pesat lantaran kajiannya yang cepat dan tepat. Namun cara mengkaji ilmu filsafat bukanlah dengan bereksperimen atau melaksanakan percobaan, melainkan dengan mengutarakan permasalahan secara terang dan pribadi mencari solusi yang sempurna dari masalah tersebut dengan memperlihatkan argumentasi dan alasan.
Sehingga kebijaksanaan menjadi suatu hal yang sangat penting dalam inovasi ilmu filsafat, baik dari kebijaksanaan berbahasa maupun kebijaksanaan berpikir. Meskipun filsafat merupakan ilmu eksak namun tetap terdapat nuansa khas dari rasa ketertarikan, penasaran, spekulasi dan keraguan. Dengan begitu bahwa filsafat menyerupai perjalanan menuju ilmu yang tidak bisa berbentuk oleh ilmu lainnya.
Contoh Pemikiran Filsafat Untuk Kehidupan
Filsafat didapatkan berdasarkan kebijaksanaan pikiran insan yang logis. Saat ini, cara berpikir filsafat sangat penting diterapkan dalam kehidupan nyata, berikut ialah contohnya:
1. Radikal
Pemikiran radikal yang dimaksud ialah kita harus mencari informasi hingga ke akar permasalahan. Hal tersebut supaya kita tidak praktis tertipu dengan gosip palsu.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari:
Ketika Anda diberitahu oleh seseorang, bahwa Anda telah dibicarakan dan dijelek-jelekkan oleh orang lain. Sebaiknya anda tidak pribadi mempercayai hal tersebut. Dalam artian Anda harus mencari informasi lebih lanjut mengenai kebenarannya.
Jika kenyataannya Anda memang betul dibicarakan dan dijelek-jelekkan orang lain di belakang, maka Anda tidak perlu pribadi murka seketika. Yang harus Anda lakukan ialah intropeksi diri, mungkin saja Anda pernah membuat kesalahan yang tidak Anda sadari. Dengan begitu, Anda bisa memperbaiki diri menjelang yang lebih baik lagi.
Namun bila ternyata pemberitahuan yang Anda dapatkan tidaklah benar, atau sengaja diberitahukan untuk mengadu domba, maka yang harus anda lakukan ialah dengan menegur seseorang yang memberitahu kabar tersebut. Dengan mencari informasi yang sebenarnya, maka kita akan jauh dari gosip bohong yang menyesatkan.
2. Kritis
Berpikir kritis merupakan suatu tanggapan mengenai permasalahan. Kritis merupakan sikap, pikiran dari ilmu filsafat yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari contohnya:
Ketika sedang melaksanakan ujian, maka kita harus memahami isi soal tersebut sebelum menjawabnya. Setelah berpikir dan menemukan balasan tulislah ke dalam bentuk coretan. Koreksi kembali balasan yang telah ditulis, dan ketika yakin dengan balasan tersebut maka kita bisa memindahkannya ke dalam lembar jawaban. Periksa kembali isi soal tersebut jangan hingga ada soal yang terlewati dan tidak dijawab.
Dalam menghadapi persoalan, kita perlu menggunakan pikiran kritis supaya problem tersebut bisa diselesaikan dengan baik.
3. Rasional
Rasional merupakan suatu cara berpikir yang masih bisa ditangkap dengan kebijaksanaan pikiran manusia. Dalam hal ini seseorang akan bersikap dan bertindak sesuai dengan kebijaksanaan yang dimiliki. Contoh dari pemikiran rasional dalam kehidupan:
Ketika Anda selalu mengeluh mengenai kemiskinan dan kebodohan, maka Anda harus berpikir secara rasional. Sehingga anda tahu apa penyebab dari kedua masalah tersebut dan solusi untuk mengatasinya. Untuk mengatasi kemiskinan maka Anda harus bekerja keras dan mengatasi kebodohan Anda harus berguru dengan pendidikan tinggi.
4. Reflektif
Reflektif merupakan cara untuk menghadapi situasi dengan mencerminkan pengalaman dalam hidup yang sudah dialami. Dengan begitu kita akan reflek menerapkan sikap berdasarkan pengalaman, rujukan penggunaan reflektif dalam kehidupan:
Berdasarkan pengalaman pribadi saya, saya telah menemui banyak orang yang bermacam-macam sifat dan sikapnya. Dengan begitu maka saya bisa menghadapi sahabat gres yang berasal dari aneka macam daerah, suku, agama, serta aksara yang berbeda. Sehingga saya bisa dengan praktis berbaur dan berteman dengan siapapun dan dari kalangan manapun.
5. konseptual
Konseptual merupakan hasil untuk menjawab problem menggunakan kontruksi pemikiran yang logis. Contoh penerapan konseptual dalam kehidupan sehari-hari:
Ketika mengerjakan kiprah atau ujian, maka kita tidak harus menjawabnya pribadi berdasarkan satu sumber, melainkan kita harus mencari sumber lainnya. Setelah itu kita harus pandai membaca, memahami dan membandingkan diantara tersebut hingga jadinya mendapatkan balasan yang terbaik dan logis.
6. Koheren
Koheren merupakan cara untuk menghadapi problem dengan mencari pokok permasalahan tersebut secara berurutan. Persoalan yang harus dihadapi contohnya problem academy, individu, maupun organisasi. Pertama-tama kita harus mencari penyebab dari problem yang terjadi kemudian menyimpulkan solusi untuk menyelesaikannya.
7. Konsisten Dan Komitmen
Konsisten dan komitmen merupakan dua hal yang paling berhubungan. Karena untuk menghadapi problem kita harus melakukannya secara konsisten atau berkelanjutan dan komitmen atau pemikiran yang berpengaruh dan tidak berlawanan. Contoh dari penerapan komitmen dan konsisten adalah
Ketika kita mendapatkan kiprah atau ujian makkah kita harus mengerjakannya secara konsisten atau terus-menerus dilakukan. Dan berkomitmen pada diri sendiri bahwa balasan atas soal-soal tersebut harus berasal dari kejujuran. Dengan begitu maka kita akan mengetahui kemampuan yang kita miliki dalam menjawab soal ujian tersebut.
8. Sistematis
Dalam hal ini, sistematis yang dimaksud ialah masalah yang paling berkaitan atau mempunyai kekerabatan alasannya ialah akibat. Sehingga Anda harus berpikir terlebih dahulu mengenai dampak dari perlakuan yang Anda lakukan. Contohnya:
Di dalam dunia perkuliahan, kita harus saling menjaga dan toleransi dengan teman, dosen, dan para akademisi lainnya. Hal tersebut guna menjaga keharmonisan dalam lingkungan perkuliahan. Jika sikap saling menjaga dan toleransi tersebut tidak dilakukan, maka bisa mengakibatkan timbulnya masalah dan kurang lancarnya pembelajaran di perkuliahan.
9. Metodis
Metodis merupakan cara yang dilakukan untuk mendapatkan suatu kebenaran. Contoh penerapan perlakuan metodis dalam kehidupan sehari-hari:
Ketika Anda mempunyai seorang sahabat yang sedang mempunyai masalah dengan orang lain maka, anda bisa mendekatinya untuk mendapatkan kebenaran dari permasalahan tersebut. Dengan begitu Anda menjadi tahu, apa motif dan tujuan permasalahan yang sedang sahabat Anda alami. Sehingga Anda bisa menarik kesimpulan dari permasalahan tersebut dan membantu sahabat Anda untuk menuntaskan masalah di antara kedua belah pihak yang bersangkutan.
10. komprehensif (Menyeluruh)
Komprehensif merupakan cara untuk menuntaskan masalah secara menyeluruh. Contoh penerapan komprehensif dalam kehidupan:
Dalam perkuliahan, seringkali kita mempunyai kelompok yang di dalamnya terdapat pengurus serta anggota. Setiap kelompok pasti mempunyai kualitas dan kemampuan yang berbeda-beda berdasarkan kelasnya masing-masing. Ketika mendapat sebuah program academy, maka masing-masing kelompok tersebut akan bersatu demi menjalankan keharmonisan serta mencapai tujuan bersama. Sehingga ketika terjadi diskusi, setiap individu akan mendapatkan pemahaman yang menyentuh.
11. Bebas Dan Bertanggung Jawab
Bebas dan bertanggung jawab merupakan sikap yang sangat penting diterapkan dalam kehidupan. Kedua hal tersebut sangat berkaitan, dengan maksud kita bebas melaksanakan apapun asal bisa dipertanggungjawabkan. Contohnya:
Sederhananya, ketika kita sedang menentukan ketua organisasi kak berhak atau bebas untuk menentukan siapa pun dari kandidat calon tersebut. Jika kandidat yang kita pilih ternyata menang, maka kita harus mematuhi segala hukum yang dibuatnya. Namun, ketika pilihan kita ternyata gagal maka kita harus menerimanya dengan tulus dan tetap mengikuti peraturan yang dibuat. Dengan begitu kita telah mempertanggungjawabkan hasil dari apa yang kita pilih.
Dari aneka macam pembahasan yang telah dijelaskan, bisa disimpulkan bahwa filsafat ialah ilmu dari kemampuan kebijaksanaan yang bekerjasama dengan penentuan kebenaran mengenai hakikat suatu hal. Bukan hanya ilmu mengenai alam dan manusia, melainkan terdapat pengetahuan budaya dan agama
Itulah beberapa pengertian filsafat baik secara umum maupun berdasarkan para ahli. Bukan hanya itu, ilmu filsafat juga mempunyai sejarah yang cukup panjang sehingga sangat berkhasiat untuk referensi pengetahuan ketika ini.
Baca juga:
- Contoh Surat Penawaran Kerja sama
- Pengertian Variabel adalah
- Ucapan Selamat Menikah
- Contoh Teks Anekdot
- Teks Anekdot
- Contoh Surat Lamaran Kerja Bahasa Inggris