Perbedaan Nabi dan Rasul

FAST DOWNLOADads
Download

Meyakini adanya Nabi dan Rasul ialah kewajiban bagi setiap orang yang beriman. Namun harus diketahui bahwa walaupun Nabi dan Rasul sama-sama utusan Allah, keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Perbedaan Nabi dan Rasul berdasarkan agama Islam ini juga bukan hanya terletak pada pengertiannya saja, tetapi juga pada banyak sekali hal menyerupai tugasnya, cara mendapatkan wahyunya dan lain sebagainya.


Sayangnya, hingga ketika ini masih banyak masyarakat yang menganggap sebetulnya Nabi dan Rasul itu ialah sama. Pemahaman menyerupai ini perlu diluruskan, supaya kekeliruan tersebut tidak berkelanjutan. Oleh alasannya ialah itu, berikut ini akan disampaikan sejumlah perbedaan antara Nabi dengan Rasul lebih lengkap.


Perbedaan Nabi dan Rasul


Meyakini


Banyaknya orang yang menganggap bahwa Nabi dan Rasul itu sama salah satunya dikarenakan kiprah Nabi dan Rasul mirip. Namun harus ditegaskan sekali lagi bahwa Nabi dan Rasul itu berbeda. Mari simak beberapa perbedaan Nabi dan Rasul yang masih belum dipahami banyak orang berikut ini.


1. Perbedaan dari Segi Jumlahnya


Perbedaan yang pertama terletak pada jumlahnya. Sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu sebetulnya Rasul itu sudah niscaya Nabi. Namun tidak semua Nabi ialah Rasul. Makara dengan demikian, bisa dipastikan bahwa jumlah Nabi lebih banyak dibandingkan dengan jumlah Rasul.


Jumlah Nabi ini sendiri ada 124 ribu, tetapi ada juga yang menyebutkan bahwa jumlah Nabi tidak diketahui secara pasti. Sedangkan jumlah Rasul hanya 313. Dari sekian banyak jumlah Nabi dan Rasul tersebut, yang wajib diketahui oleh setiap muslim hanyalah 25 saja yang dimulai dari Nabi Adam sebagai insan pertama dan terakhir ialah Nabi Muhammad SAW sebagai epilog para Nabi.


Nama-nama Nabi dan Rasul yang perlu diketahui tersebut sudah sering diajarkan di dingklik sekolah, bahkan dilantunkan dengan lagu biar lebih gampang mengingatnya. Dari semua Nabi dan Rasul tersebut, ada pula 5 di antaranya yang disebut sebagai Ulul Azmi.


Ulul Azmi ini sendiri ialah gelar istimewa yang diberikan kepada para Rasul yang mempunyai ketabahan luar biasa. Adapun para Rasul tersebut ialah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Muhammad. Untuk mempermudah mengingatnya, biasanya para Rasul Ulul Azmi ini dikenal dengan kependekan NIMIM.


2. Perbedaan dari Segi Kisah Penyelamatannya


Dalam banyak sekali kisah Nabi dan Rasul, disebutkan bahwa para utusan Allah ini mendapatkan banyak rintangan dalam menegakkan agama Islam. Hal ini juga menjadi faktor pembeda. Disebutkan bahwa ketika Nabi menjalankan tugasnya, ada di antaranya yang dibunuh oleh kaumnya sendiri.


Hal ini senada dengan apa yang difirmankan oleh Allah dalam QS. Al Baqoroh ayat 41 yang artinya adalah: “mengapa kalian dahulu membunuh Nabi-Nabi Allah jikalau benar kalian ialah orang yang beriman?”. Sementara Rasul juga sering dijadikan sasaran pembunuhan oleh kaumnya namun Allah menyelamatkannya.


3. Perbedaan dari Segi Kitab Suci


Perbedaan yang selanjutnya terletak pada kitab suci. Nabi tidak mempunyai kitab suci sementara Rasul memilikinya. Kitab suci yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya dan perlu diketahui umat Islam ada 4, yakni sebagai berikut:



  • Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud

  • Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa

  • Kitab Alkitab diturunkan kepada Nabi Isa

  • Kitab Al Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad


4. Perbedaan dari Segi Penyebaran Syariat


Nabi dan Rasul juga berbeda dalam hal penyebaran syariat. Rasul itu ialah seorang yang mendapatkan wahyu dengan suatu syariat dan wajib baginya memberikan syariat tersebut sekaligus mengamalkannya.


Sementara Nabi, beliau ialah seorang yang juga mendapatkan wahyu dari Allah dengan suatu syariat, akan tetapi tidak ada perintah baginya untuk menyampaikannya. Atau dengan kata lain, syariat tersebut diamalkan untuk dirinya sendiri tanpa ada kewajiban menyampaikannya kepada orang lain.


5. Perbedaan dari Segi Cara Penerimaan Wahyu


Dilihat dari cara penerimaan wahyu. Nabi mendapatkan wahyu tersebut dengan melalui mimpi. Sementara Rasul, mendapatkan wahyu dengan melalui malaikat serta bertemu pribadi dengan malaikat tersebut, dalam hal ini khususnya ialah malaikat Jibril.


6. Perbedaan dari Segi Maksud Diutusnya


Dari segi maksud diutusnya, Rasul diutus oleh Allah kepada kaum kafir untuk mengajak mereka mengenal aliran Islam dan menyembah Allah. Sementara Nabi, diutus kepada kaum yang sudah beriman serta melengkapi aliran yang sudah ada sebelumnya.


7. Perbedaan dari Segi Tugasnya


Tugas Nabi dan Rasul juga berbeda. Ada yang menyebutkan bahwa kiprah yang diemban oleh Rasul lebih berat dibandingkan dengan kiprah para Nabi. Hal ini masih berkaitan dengan perbedaan yang sebelumnya, di mana kiprah Nabi ialah melanjutkan serta menguatkan syariat yang sudah ada sebelumnya. Sementara kiprah Rasul ialah mengajak kaum kafir untuk beriman kepada Allah serta memperlihatkan mereka kepada jalan yang benar.


Persamaan Nabi dan Rasul


Meyakini


Kendati Nabi dan Rasul itu berbeda, juga ada persamaan di antara keduanya. Adapun persamaan Nabi dan Rasul yang perlu diketahui ialah sebagai berikut:



  1. Nabi dan Rasul sama-sama ma’shum atau terpelihara dari dosa semenjak lahir hingga meninggal dunia

  2. Nabi dan Rasul sama-sama pria dan Al Qur’an juga sudah menjelaskan bahwa Allah tidak mengutus Nabi dan Rasul yang berjenis kelamin perempuan

  3. Baik Nabi maupun Rasul sama-sama merupakan utusan Allah yang diberi wahyu oleh-Nya. Hal ini didasarkan pada firman Allah di dalam Al-Qur’an, tepatnya QS. Al Hajj: 52

  4. Nabi dan Rasul sama-sama mempunyai sifat shiddiq. Artinya, banyak sekali hal yang dilakukan dan disampaikan oleh Nabi serta Rasul itu benar

  5. Nabi dan Rasul sama-sama mempunyai sifat amanah atau bisa dipercaya

  6. Nabi dan Rasul sama-sama mempunyai sifat fathanah, artinya Nabi dan Rasul merupakan insan yang pandai dan cerdas, di mana hal ini sangat diharapkan untuk memberikan aliran Islam


Pengertian Nabi dan Rasul


Meyakini


Melihat perbedaan serta persamaan Nabi dan Rasul di atas sebenarnya sudah bisa ditarik kesimpulan mengenai pengertian Nabi dan Rasul. Adapun pengertian Nabi secara singkat ialah seorang pria yang memperoleh wahyu dari Allah namun wahyu tersebut tidak wajib disebarkan.


Nabi juga bisa diartikan sebagai seorang pria yang mendapatkan wahyu dari Allah namun beliau tidak diperintahkan untuk meneruskan wahyu tersebut kepada orang lain. Kata Nabi itu sendiri berasal dari bahasa Arab, yakni Naba yang artinya tinggi.


Sementara kata Rasul, juga berasal dari bahasa Arab yakni irsal yang berarti memperlihatkan bimbingan, memperlihatkan isyarat atau membimbing. Jadi, Rasul itu ialah seorang pria yang mendapatkan wahyu dari Allah dan wahyu tersebut wajib disampaikan kepada umat manusia.


Penjelasan Tentang Nabi dan Rasul dalam Al-Qur’an


Meyakini


Ada cukup banyak ayat Al Qur’an yang menyebutkan perihal Nabi dan Rasul serta perintah beriman kepada para utusan Allah tersebut. Bahkan ada pula sejumlah ayat yang menjelaskan kisah Nabi dan Rasul secara lebih rinci. Sebagian dari ayat Al Qur’an yang membahas hal tersebut akan disampaikan di bawah ini:



  1. Al Anbiya ayat 7 yang menjelaskan bahwa Nabi dan Rasul ialah laki-laki. Adapun arti ayat tersebut ialah sebagai berikut:


“Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kau (Muhammad) melainkan orang pria yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang cendekia jikalau kau tiada mengetahui”.



  1. Al Hajj ayat 75 yang menjelaskan bahwa utusan Allah ialah malaikat dan manusia, bukannya jin. Adapun arti ayat tersebut ialah sebagai berikut:


“Allah menentukan utusan-utusan-Nya dari malaikat dan dari manusia”.



  1. Al Mu’min ayat 78 yang menjelaskan bahwa jumlah niscaya Nabi dan Rasul hanya Allah yang mengetahui. Adapun arti ayat tersebut ialah sebagai berikut:


“Kami telah mengutus beberapa utusan sebelum kamu, di antara mereka itu ada yang telah Kami ceritakan kepadamu, dan ada pula yang tidak kami ceritakan kepadamu”.



  1. An Nahl ayat 36 yang menjelaskan bahwa Allah mengutus rasul kepada masing-masing umat. Adapun arti ayat tersebut ialah sebagai berikut:


“Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) ‘Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut itu”.



  1. An Nisa ayat 136 yang memerintahkan setiap orang beriman untuk percaya kepada Rasul. Adapun arti dari ayat tersebut ialah sebagai berikut:


“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya”.


Tujuan Allah Mengutus Rasul


Meyakini


Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, baik Nabi maupun Rasul ialah laki-laki. Artinya, Nabi dan Rasul juga berasal dari kalangan manusia.


Dalam sebuah kitab berjudul Al-Aqidah al-Islamiyah wa Madzahibuha, Prof. Dr. Kahtan Abdul Rahman al-Douri menjelaskan bahwa Rasul memang berasal dari insan supaya Rasul tersebut mempunyai ikatan yang berpengaruh dengan umatnya, serta bisa mencicipi apa yang dirasakan oleh umatnya.


Dengan demikian, Rasul sanggup memahami serta bisa mengajak mereka untuk berjalan di atas jalan yang lurus. Allah sendiri mengutus para Rasul kepada umat insan dengan tujuan tertentu. Memangnya apa tujuan Allah mengutus Rasul tersebut? Mengenai hal ini Dr. Inshof Ramadhan telah menjelaskannya kurang lebih menyerupai berikut ini:



  1. Memberikan petunjuk biar insan mengetahui siapa pencipta-Nya

  2. Memberitahu insan mengenai hal-hal yang bersifat mistik yang mencakup alam kubur, hari kebangkitan, neraka, surga, malaikat dan lain sebagainya

  3. Manusia memerlukan teladan dan suri tauladan yang baik

  4. Mengajak insan biar menuju kebenaran yang hakiki


Makna Beriman Kepada Nabi dan Rasul


Meyakini


Walaupun Nabi dan Rasul itu berbeda dan tidak sama menyerupai anggapan banyak orang, namun beriman kepada adanya mereka tetap merupakan hal yang wajib dilakukan. Adapun yang dimaksud dengan beriman kepada Nabi dan juga Rasul mengandung sejumlah hal menyerupai yang disebutkan di bawah ini:



  1. Meyakini bahwa Allah memang mengutus Nabi dan Rasul untuk mengajak insan biar hanya menyembah Allah

  2. Percaya bahwa Rasul ialah orang yang memberi petunjuk serta bimbingan untuk menuju hidayah Allah

  3. Mengakui kenabian serta membenarkan kerasulan mereka dan yakin bahwa mereka memberikan hal-hal yang benar yang datangnya dari Allah

  4. Percaya sebetulnya Allah juga meninggikan derajat sebagian dari para Rasul atas sebagian yang lainnya

  5. Percaya kepada Nabi dan juga Rasul secara umum, baik itu yang sudah diketahui maupun yang masih belum diketahui

  6. Mengikuti seluruh perintah Nabi dan Rasul serta menjauhi larangannya


Hikmah Beriman Kepada Nabi dan Rasul


Meyakini


Kewajiban beriman kepada adanya Nabi dan Rasul tentu akan mendatangkan banyak pesan tersirat dan faedah. Beberapa di antara hikmah keyakinan kepada Rasul dan Nabi tersebut ialah sebagai berikut:



  1. Menjadi alasannya ialah yang bisa mengantarkan seseorang menuju ke nirwana mengingat Allah akan mengumpulkan orang-orang bersama dengan yang mereka cintai

  2. Setiap insan akan terdorong untuk lebih sering memuji Allah

  3. Semakin bertambah pula keimanan kepada Allah

  4. Selalu terdorong untuk melaksanakan perbuatan yang terpuji


Contoh Perilaku Beriman Kepada Nabi dan Rasul


Meyakini


Beriman kepada Nabi dan Rasul tidak cukup dengan hanya pernyataan saja. Namun ini juga perlu tercermin dalam setiap perbuatan atau sikap setiap harinya. Beberapa dari contoh sikap beriman kepada Nabi dan Rasul ialah sebagai berikut:



  1. Melaksanakan ibadah hanya kepada Allah

  2. Menjunjung tinggi aliran yang dibawa oleh Nabi dan Rasul

  3. Menjaga biar aliran yang telah dibawa oleh Nabi dan Rasul tidak hilang

  4. Meningkatkan pemahaman akan ilmu pengetahuan yang bermanfaat

  5. Selalu berusaha mencontoh sikap mulia Nabi dan Rasul


Sebenarnya perbedaan Nabi dan Rasul berdasarkan agama Islam sangatlah jelas. Hanya saja mengingat tugasnya yang mirip, banyak orang yang menganggap bahwa Nabi dan Rasul ialah sama. Memang selain mempunyai perbedaan Nabi dan Rasul juga mempunyai kesamaan. Perihal Nabi dan Rasul ini sudah banyak disinggung oleh ayat Al Qur’an.


Diutusnya Nabi dan Rasul juga sebenarnya ialah nikmat yang perlu disyukuri. Pasalnya, tanpa adanya Nabi dan Rasul insan akan terus tersesat dalam perbuatan dosa yang akan mengantarkannya kepada kesengsaraan baik di dunia maupun di akhirat. Wallahu a’lam bish showab.




Baca Juga :



FAST DOWNLOADads
| Server1 | Server2 | Server3 |
Download
Next Post Previous Post