Aliran Seni Rupa
– Jika berbicara mengenai seni rupa, maka yang akan tergambar dalam benak kita yaitu sebuah karya seni yang mempunyai wujud untuk dilihat sekaligus diraba. Seni rupa sendiri mempunyai banyak sekali cabang dengan bentuk karya berupa 2 dimensi mau pun 3 dimensi.
Berikut beberapa ulasan mengenai seni rupa, meliputi pengertiannya, aliran, ciri, contoh, dan sekaligus tokoh terkenal seni rupa.
Pengertian Seni Rupa
Seperti yang telah dituliskan di atas, seni rupa yaitu salah satu cabang seni yang mempunyai nilai estetika paling tinggi. Karya seni rupa haruslah berupa benda, baik 2 dimensi maupun 3 dimensi yang sanggup dinikmati keindahannya sekaligus sanggup diraba.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri yaitu segala macam pedoman seni yang meliputi seni pahat dan seni lukis.
Berbeda dengan KBBI, definisi seni rupa bagi Haukin yaitu bentuk sebuah verbal perasaan/jiwa pada insan yang kemudian diimajinasikan sekaligus diterapkan ke dalam sebuah bentuk karya seni.
Sedangkan berdasarkan Kottak, seni rupa haruslah sebuah seni yang mempunyai kualitas dan merupakan perwujudan dari sebuah keindahan alam yang dalam terapannya memenuhi nilai-nilai estetis. Berbeda lagi berdasarkan La Merry yang menyampaikan bahwa seni rupa yaitu sebuah perwujudan objek faktual yang dilakukan secara simbolis, dengan bentuk yang biasanya lebih tinggi sekaligus lebih indah.
Macam Macam Aliran dalam Seni Rupa, Ciri, dan Tokohnya
Sama menyerupai seni lainnya, seni rupa juga mempunyai alirannya sendiri. Aliran yang ada di dalam seni rupa ini sendiri nantinya akan mempengaruhi bentuk karya, kedalaman nilai estetis, sekaligus pemaknaan yang berbeda terhadap karya seni rupa itu sendiri.
Secara umum, ada 20 seni pedoman seni rupa yang biasa ditemukan dalam karya-karya peseni rupa tersohor di dunia:
1. Aliran Naturalisme
Ciri utama yang ada di dalam seni rupa pedoman naturalisme yaitu hasil karyanya yang mempunyai ciri atau objek yang sama dengan yang ada di alam. Biasanya, segala macam hal yang ada di alam, dari mulai warna, perspektif yang digunakan, sampai proporsi dalam karya dibentuk semirip mungkin dengan wujud orisinil objek itu sendiri.
Biasanya, karya seni rupa yang mengambil pedoman naturalisme ini menggunakan landscape atau pemandangan alam sebagai objek untuk diterapkan ke dalam karya seninya.
Tokoh seniman Indonesia dan Luar negeri yang paling terkenal dalam pedoman naturalisme yaitu Theodore Rousseu, Wakidi Basuki, Frans Hall, Abdullah, William Bliss Baker, Gambir Anom, dan William Hoggart.
2. Aliran Realisme
Sesuai dengan namanya, pedoman realisme biasanya mempunyai hasil karya yang benar-benar menyerupai dengan keadaan nyata. Dalam pedoman realisme, peseni tidak hanya berfokus pada objek yang dijadikan inspirasi, tapi juga kepada kesan, suasana, sekaligus perasaan yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya.
Ciri utama yang menandai bahwa pedoman sebuah seni rupa merupakan pedoman realisme yaitu detail dalam penggambaran sebuah objek harus benar-benar diperhatikan. Karya realisme akan mempunyai pewarnaan dan kondisi yang sama persis dengan apa yang terjadi, tanpa adanya distorsi warna dan bentuk.
Ciri lainnya yaitu apabila karya tersebut menggambarkan benda hidup, baik itu insan dan hewan, haruslah mempunyai kesan bahwa karya itu benar-benar hidup. Ini sanggup dilihat dari verbal yang terdapat dalam karya itu yang tampak faktual sekaligus natural.
Seniman Indonesia yang terkenal akan pedoman realismenya yaitu Tarmizi dan Basuki Abdullah.
Sedangkan, untuk tokoh luar negeri yang mempunyai pedoman realisme yaitu Gustove Corbert, Charles Prancois, Honore Daumier, dan Fransisco de Goya.
3. Aliran Romantisme
Salah satu pedoman seni rupa yang dalam terapannya mempunyai warna cerah dan mencolok yaitu romantisme. Aliran seni rupa yang satu ini biasanya menggambarkan sebuah cerita yang romantis sekaligus dramatis.
Romantisme biasanya mengandung nilai yang absurd, penuh dengan nilai estetika, mempunyai perasaan yang kuat, dan perwujudan karya yang fantastis.
Biasanya, pedoman seni rupa romantisme mengambil objek manusia, terutama sepasang lelaki dan perempuan, yang masuk ke dalam situasi yang romantis dengan ciri khas penggunaan warna yang terang dan mencolok.
Raden Saleh yaitu salah satu seniman Indonesia yang terkenal dengan karya seni rupanya yang mempunyai pedoman romantisme.
Sedangkan, untuk seniman luar negeri yang paling terkenal dengan romantismenya yaitu Gerriwult, Ferdinand Victor, Theoborre, Victor Marie Hugo, dan Eugene Delacroix.
4. Aliran Ekspresionisme
Berbeda dengan pedoman yang lain, ekspresionisme biasanya selalu mengambil objek gambar atau objek seni wajah insan lengkap dengan verbal yang ditampilkannya. Hanya saja, dalam penggambaran verbal tersebut, seniman bebas menggambarkan verbal tersebut dan tidak terikat dengan realitas objek.
Hal yang paling sering digambarkan dengan pedoman ekspresionisme yaitu verbal kesedihan, kemiskinan, putus asa, serta verbal insan lain yang mempunyai perasaan dan jiwa yang lebih kuat. Inilah yang menjadi ciri paling berpengaruh dalam pedoman ekspresionisme.
Affandi, Srihadi Soedarsono, dan Popo Iskandar yaitu seniman seni rupa Indonesia yang terkenal dengan pedoman ekspresionismenya.
Sedangkan, untuk nama di tokoh luar negeri yang terkenal yaitu Van Gogh, Paul Klee, JJ. Kandinsky, Ernest Ludwig, Karl Schmidt, Emile Nolde dan Paul Gaugiuin.
5. Aliran Impresionisme
Pernahkah kau melihat sebuah lukisan yang mengambil objek faktual tapi mempunyai detail yang kabur? Jika pernah, maka itulah yang disebut dengan pedoman impresionisme.
Aliran ini yaitu pedoman seni rupa yang menekankan kesan pada objek yang digambarkan dengan sekilas, sehingga tidak mempunyai detail yang niscaya dan tampak kabur. Biasanya, objek yang diambil dalam pembuatan karya seni ini yaitu binatang atau manusia.
Ciri utama dalam karya seni ini yaitu tidak adanya detail objek yang digambarkan dan hasil karya yang terkesan kabur atau terlihat menyerupai mengalami blur.
Vincent van Gogh, Casmile Pissaro, Aguste Renoir, Claude Monet yaitu beberapa seniman luar negeri yang terkenal akan pedoman impresionismenya.
Untuk seniman Indonesia sendiri ada nama Affandi, Solichin, Zaini, dan Kusnadi.
6. Aliran Kubisme
Aliran kubisme paling banyak dipakai dalam pembuatan karya seni rupa 3 dimensi dan seni lukis. Seperti namanya, pedoman ini mempunyai penggambaran yang menyerupai dengan bentuk berdiri geometri.
Banyak yang mengatakan, kubisme yaitu karya seni aneh yang digambarkan dalam bentuk geometri sempurna. Objek yang diambil (bisa itu manusia, hewan, atau pemandangan alam), akan diubah ke dalam bentuk segitiga, persegi, maupun bundar dalam perwujudannya menjadi karya seni.
Tokoh Indonsia yang terkenal dengan pedoman kubismenya dalah Fajar Sidik dan Srihadi Sudarsono.
Sedangkan, untuk tokoh luar negeri yang terkenal dengan ini yaitu Juan Gris, Pablo Ruiz Picasso, Gezanne, Metzinger, Francis Picabia, Fernand Leger, Barque, dan lain sebagainya.
7. Aliran Fauvisme
Aliran fauvisme yaitu salah satu pedoman seni rupa yang tidak terlalu memperhatikan detail objek, bahkan tidak memperhatikan objek yang digambar sama sekali. Fauvisme sangat kental dengan sebutan permainan warna.Tidak heran, ciri utama dari pedoman seni yang satu ini memang karya seni yang menonjolkan warna mencolok dan bebas. Warna-warna yang dipakai dalam karya seni ini biasanya lebih imajinatif dan liar. Fauvisme sangat terkenal di kurun ke 20 masehi.
Beberapa pelukis mengambil pemandangan alam (landscape) sebagai objek, tetapi sebagian besar tidak terikat pada objek apapun.
Belum ada tokoh Indonesia yang terkenal dengan fauvismenya, tetapi untuk tokoh luar negeri ada Kess Van Dongen, Andre Dirrain, Rauol Dufi, Paul Gauguin, Maurice de Vlamink Paul Zezanne, dan lain sebagainya.
8. Aliran Dadaisme
Aliran Dadaisme yaitu pedoman seni rupa yang konon katanya paling tidak mempunyai jiwa seni. Alasannya yaitu alasannya yaitu karya seni ini menonjolkan unsur kekerasan dan kekasaran sebagai refleksi.
Dan memang, ciri utama dari pedoman dadaisme yaitu sebuah gambar dengan objek yang sedang melaksanakan kekerasan dan biasanya bersifat plesetan atau bahkan sindiran keras untuk beberapa oknum.
Tokoh Indonesia yang paling terkenal dalam dadaisme yaitu Hendra Gunawan, sedangkan tokoh luar negerinya yaitu Juan Gross, Picabia dan lain sebagainya.
9. Aliran Surealisme
Jika menyebutkan sebuah liran seni yang paling menonjolkan imajinasi, maka itu yaitu pedoman surealisme. Memang, secara umum surealisme yaitu sebuah pedoman seni rupa yang lebih menonjolkan sebuah objek yang biasanya ada di alam mimpi atau dunia fantasi.
Ciri utama yang ada di surealisme biasanya yaitu penggabungan antara 2 objek yang ada di dunia nyata, tetapi kedua objek tersebut mempunyai wujud yang berbeda. Hasil penggabungan ini nantinya akan menjadi sebuah karya dengan objek gres dan terkesan aneh. Biasanya lagi, surealisme menggabungkan objek mati dengan objek hidup.
Tokoh seni yang terkenal dengan karya-karya surealismenya yaitu Abdul Rahman dan Gusti Putu Saderi. Sedangkan untuk tokoh internasional yang identik dengan karya surealismenya yaitu Salvador Dali dan Andre Masson.
10. Aliran Futurisme
Aliran futurisme yaitu salah satu pedoman seni rupa yang disebut dengan anti-kubisme. Dalam futurisme, karya yang dihasilkan selalu menonjolkan keindahan garis, visual, dan gerak dengan warna yang statis.
Ciri utama dalam pedoman futurisma yaitu objek yang digambarkan pedoman ini selalu tampak bergerak dan mempunyai bayangan. Biasanya, objek yang diambil dalam pedoman futurisme yaitu makhluk hidup (bisa binatang dan manusia. Jika hewan, maka yang sering dijadikan objek futurisme yaitu kuda).
Seniman luar negeri yang paling terkenal dengan pedoman ini yaitu Boccioni, Gioccomo Ballad, Carlo Cara, Ruigi Russalo, Severini dan Umberto.
11. Aliran Konstruktivisme
Seperti namanya, pedoman kosnstruktivisme yaitu salah satu pedoman seni rupa yang mempunyai konsen pada penggambaran sebuah materi bangunan.
Ciri utama pedoman ini yaitu objek yang dipakai selalu sebuah bangunan dengan background alias latar orisinil bangunan tersebut dari banyak sekali sudut pandang. Bangunan yang dijadikan objek juga bermacam-macam, tidak harus bangunan klasik saja. Tetapi juga sanggup bangunan modern, bangunan tua, dan lain sebagainya.
Seniman Indonesia yang terkenal dengan pedoman konstruktivismenya yaitu Angelina P, Jim Nyoman Nuarta, Sprinka, dan Supankat.
Sedangkan, seniman luar negeri yang sangat terkenal dengan konstruktivismenya yaitu Naum Gabo, Laszlo Moholy-Nagy, Oskar Schlemmer, Liubov Popova, dan Victor Pasmore.
12. Aliran Post Modern atau Kontemporer
Aliran post modern atau biasa disebut juga dengan pedoman kontemporer yaitu pedoman yang terkenal akhir-akhir ini. Sama menyerupai hal yang berbau modern lainnya, pedoman ini yaitu pedoman seni rupa yang tidak terikat dengan pakem atau ketentuan-ketentuan.
Aliran ini selalu memperbarui diri dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan biasanya merefleksikan situasi dan waktu secara tematik.
Ciri utama yang sanggup dilihat dari pedoman ini yaitu mempunyai citra objek yang lebih tematik, ekspresif, mencolok, dan dinamis.
Seniman kontemporer Indonesia yang terkenal yaitu Angelina P, Jim Nyoman Nuarta, Sprinka, dan Supankat.
Sedangkan seniman kontemporer luar negeri yang terkenal yaitu Ida Applebroog, Frank Auerbach, dan Richard Artschwager.
13. Aliran Abstraksionisme
Aliran yang paling terkenal dan biasanya paling gampang dikenali yaitu Abstraksionisme. Aliran ini yaitu pedoman seni rupa yang membebaskan objek yang diambil dari bentuk-bentuk figuratif. Biasanya, abstaksionisme tidak pernah menjiplak bentuk objek secara mentah. Seniman yang mengambil pedoman ini selalu mengubah garis maupun porsi dari objek yang beliau ambil.
Ciri utama yang ada di pedoman abstraksionisme yaitu penggambaran objek yang tidak terperinci dan mempunyai warna-warna yang menonjol. Abstraksionisme sendiri mempunyai 2 cabang lagi, yakni abstraksionisme non-figuratif dan geometris.
Abstraksionisme non-figuratif yaitu pedoman aneh yang mempunyai objek geometris murni, sedangkan abstraksioniema non-figuratif yaitu seni aneh yang berbentuk garis dan warna.
Seniman Indonesia yang terkenal dengan karya abstraknya yaitu Zaini dan Fajar Siddik.
Sedangkan tokoh seniman luar negeri yang terkenal dengan karya abstraknya yaitu Naum Goba, Wassily Kardinsky, Alexander Ronchenko, dan El Lisitzky.
14. Aliran Populer Art atau Pop Art
Populer Art atau Pop Art yaitu salah satu pedoman seni rupa yang mempunyai kesan santai dan dinamis, tetapi tidak meninggalkan nilai estetika dalam karyanya. Aliran ini muncul akhir munculnya rasa jenuh terhadap seni yang tidak mempunyai objek yang jelas.
Ciri utama yang ada di dalam pedoman Pop Art yaitu hasil seninya yang berupa karikatur. Nah, menyerupai yang diketahui, karikatur yaitu bentuk seni yang biasanya dibentuk untuk menyindir, memberi kritik, atau hanya sekedar menyalurkan rasa humor.
Tokoh seni pop art Indonesia yaitu Ris Purnomo dan Nyoman Nuarta.
Sedangkan tokoh seni pop art dari luar negeri yaitu Cristo, Tom Wasselman, Yoseph Bennys, George Segal, dan Claes Oldenburg.
15. Aliran Pointilisme
Ciri utama yang menandai pedoman pointilisme yaitu terdiri dari sekumpulan titik-titik yang membentuk sebuah objek. Selain itu, karya seni dengan pointilisme selalu tampak terperinci jikalau dinikmati dengan jarak jauh, tapi terkesan kabur jikalau dinikmati dari jarak dekat.
Tokoh seniman Indonesia yang terkenal dengan pedoman pointilismenya yaitu Rijaman dan Keo Budi Harijanto.
Sedangkan seniman luar negeri yang terkenal dengan gaya melukis pointilismenya yaitu Vincent Van Gogh.
16. Aliran Neo-Klasik
Aliran neo-klasik mulai muncul pasca terjadinya revolusi Prancis. Seperti namanya, pedoman ini menggambarkan situasi klasik yang berdifat objektif sekaligus rasional.
Ciri utama yang gampang dikenali dari pedoman seni rupa yang satu ini yaitu latar objek yang selalu berbau akademis sentris ataupun istana sentris. Selain itu, penggambaran objek dilakukan dengan wujud yang hiperbolis, namun seimbang sekaligus menggunakan batasan warna yang bersih.
Belum diketahui tokoh seniman yang berasal dari Indonesia yang mempunyai pedoman neo-klasik.
Tetapi, beberapa tokoh seniman luar negeri yang mempunyai pedoman neo-klasik yaitu Dominique Ingres dan Jean August.
17. Aliran Optik
Apakah kau pernah elihat sebuah karya seni yang mempunyai visual yang menipu mata? Jika ya, maka itulah hasil karya seni yang mempunyai pedoman optik. Seperti namanya, pedoman ini selalu menggambarkan objek dengan manipulasi visual yang penggambarannya sanggup menipu penglihatan.
Ciri utama yang ada dalam pedoman ini yaitu objeknya yang lebih sederhana, biasanya beruga garis, bidang maupun citra objek yang hanya mempunyai dua warna (biasanya hhitam putih, atau perpaduan warna lain dengan warna putih maupun hitam). Detail yang ada di dalam karya seni optik biasanya tidak terlalu banyak.
Tokoh seniman Indonesia yang mempunyai pedoman optik yaitu Agus Djaja.
Sedangkan tokoh seniman luar negeri yang terkenal dengan pedoman optiknya yaitu Bridget Louise Riley dan Walter Gropius.
18. Aliran Primitif
Seperti namanya, pedoman primitif yaitu sebuah pedoman yang menggambarkan objek dengan gaya penggambaran insan primitif di dinding gua.
Ciri utama dalam pedoman ini yaitu karyanya yang tampak sangat sederhana dan tidak menonjolkan detail. Warna-warna yang dipakai biasanya yaitu warna-warna alam, menyerupai warna merah dari daun sirih atau warna kuning dari dinding padas.
Seniman Indonesia yang sangat terkenal dengan pedoman primitifnya yaitu S. Sudjono.
Sedangkan seniman luar negeri yang terkenal dengan pedoman primitifnya yaitu Ricardo Ponce.
19. Aliran Gothik
Aliran gothik yaitu salah satu pedoman seni rupa yang dalam melukiskan objeknya, seniman akan menggunakan garis tebal, bentuk objek yang ramping, dan menegaskan sebuah objek berdasarkan warna.
Ciri utama yang menandai pedoman gothik yaitu objek yang diambil biasanya berupa raja, tokoh suci, ksatria ataupun ratu. Dan seni rupa dengan pedoman ini sangat gampang ditemui di gereja-gereja atau bangunan kastil.
Belum diketahui siapa tokoh seniman Indonesia yang mengambil pedoman ini. tokoh seniman di luar negeri yang terkenal dengan pedoman gothiknya yaitu Van Eyck, Pieter Droughel, Albert Durer, dan Mathias Grunnewald.
20. Aliran Pittura Metafisica
Pittura metafisica yaitu pedoman seni rupa yang berlawanan dengan pedoman kubisme dan futuristik. Dalam karyanya, pedoman ini menggambarkan sebuah objek dengan sentuhan, goresan, sekaligus mengandung kesan metafisika.
Ciri utama yang ada di dalam pedoman ini yaitu objek yang diambil biasanya berupa boneka atau insan dengan acara dan latar belakang tertentu. Tokoh seniman Indonesia yang mendalami Pittura Metafisika belum diketahui. Namun, tokoh seniman luar negeri yang mengambil pedoman ini yaitu Giorgio de Chirico dan Charlo Carra.
Prinsip Dasar Seni Rupa
Dalam pembuatan seni rupa, biasanya ada prinsip-prinsip tertentu yang harus ada di dalam karya seni tersebut. Beberapa prinsip tersebut biasanya merupakan mendasar umum yang melengkapi nilai instrinsik dalam sebuah seni, yakni nilai estetika.
Berikut beberapa prinsip dasar seni rupa:
Prinsip Kesatuan (Unity)
Prinsip kesatuan di dalam seni rupa menyangkut unsur-unsur di dalam seni rupa yang harus saling berhubungan. Jika unsur tersebut tidak saling berhubungan, maka prinsip unity atau kesatuan di dalam sebuah karya seni tidak terpenuhi.
Jika prinsip kesatuan tidak terpenuhi, maka biasanya prinsip lainnya juga tidak terpenuhi dan membuat sebuah karya seni tidak mempunyai nilai estetika yang memuaskan. Ini juga sanggup membuat resah para penikmat seni.
Prinsip Irama (Rythme)
Prinsip irama berkaitan dengan pengulangan unsur dalam seni rupa yang dilakukan secara teratur sehingga membentuk karakteristik tertentu. Pengulangan yang dilakukan dalam sebuah karya seni sanggup membuat nilai estetika sebuah karya bertambah, tetapi apabila dilakukan secara berlebihan maka akan terlihat membosankan.
Untuk mencegah banyaknya pengulangan yang terjadi di dalam sebuah karya seni inilah dibutuhkan unsur keseimbangan.
Prinsip Keseimbangan (Balance)
Prinsip keseimbangan ini mengambil berdasarkan struktur atau unsur lain di dalam sebuah karya seni. Jadi, unsur yang ada d dalam karya seni harus memenuhi unsur keseimbangan, sehingga karya tersebut tidak nampak jomplang atau pun aneh. Jika unsur keseimbangan ini tidak terpenuhi, maka sebuah karya seni akan terlihat kurang menarik atau bahkan buruk.
Prinsip keseimbangan ini dibagi lagi menjadi 4, yakni:
- Keseimbangan simetris
- Keseimbangan asimetris
- Keseimbangan diagonal
- Keseimbangan sentral
Prinsip Komposisi
Komposisi yaitu susunan unsur yang ada di dalam sebuah karya seni. Komposisi yang dimiliki karya seni tidak harus mengandung seluruh unsur. Karya seni sanggup mengandung sebagian unsur saja asalkan komposisi tersebut tepat dan indah dipandang.
Prinsip Proporsi
Proporsi sanggup berarti juga sebagai perbandingan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain. Perbandingan yang dimiliki unsur dalam sebuah karya seni haruslah seimbang dengan komposisi yang tepat pula. Apabila proporsinya tidak seimbang, maka nilai estetikanya akan terganggu.
Prinsip Pusat Perhatian (Center of Interest)
Pusat perhatian sanggup disebut juga sebagai ‘gambar utama’ dalam sebuah karya seni. Gambar utama seharusnya lebih lebih banyak didominasi dan biasanya reaksi atau makna dalam sebuah seni rupa sebagian besar berada di gambar utama tersebut.
Prinsip Keselarasan (Harmoni)
Prinsip ini berarti keserasian antara unsur satu dengan unsur yang lainnya dalam sebuah karya seni rupa. Jika tidak mempunyai keselarasan dalam sebuah karya seni, maka yang akan terjadi yaitu penabrakan antara unsur satu dengan unsur yang lainnya.
Prinsip Gradasi
Prinsip ini berkaitan dengan unsur warna. Gradasi diharapkan semoga warna tidak monoton dan tidak membosankan.
Prinsip Penekanan (Kontras)
Prinsip kontras yaitu perbedaan antara unsur satu dengan unsur yang lain. Tujuannya yaitu untuk menonjolkan gambar utama semoga ‘lebih terlihat’ dan lebih sanggup dipahami maksudnya.
Unsur Seni Rupa
Seperti seni lainnya, seni rupa juga mempunyai beberapa unsur. Yaitu sebagai berikut:
Titik
Unsur paling dasar dengan satu dimensi yang ada di dalam seni rupa yaitu titik. Unsur ini yaitu unsur yang paling gampang dan biasanya selalu ada di setiap karya seni rupa. Unsur ini sanggup dibilang sebagar dasar pembentuk dari unsur-unsur lain yang ada di dalam seni rupa.
Garis
Setelah garis, unsur dasar yang lainnya yaitu garis. Garis merupakan unsur yang terletak dalam unsur dua dimensi. Unsur garis yaitu penggabungan antara dua titik yang digabungkan.
Bidang
Unsur lain sesudah titik dan garis yaitu bidang. Jika garis yaitu adonan antara dua titik, maka bidang yaitu adonan antara dua garis atau lebih yang membentuk unsur gres disebut dengan bidang.
Bentuk
Bentuk yaitu sebuah unsur seni rupa yang merupakan penggabungan dari beberapa unsur di atas sehingga membuat bentuk yang lebih hidup. Bentuk juga sanggup dibilang juga sebagai karya seni rupa yang utuh dan biasanya unsur bentuk berbentuk geometris.
Ruang
Ruang yaitu unsur seni rupa yang mempunyai dua sifat. Dua sifat dalam unsur ruang meliputi sifat semu (karena hanya berupa gambar semata) dan faktual (karena gambar tersebut terkesan hidup dan berdiri sendiri).
Warna
Unsur warna yaitu unsur yang membuat sebuah seni lebih indah dan hidup lagi. Warna sendiri biasanya dibagi lagi menjadi 5 yakni:
- Warna Primer yang berisi warna dasar atau warna yang tidak sanggup dihasilkan dari penggabungan dua warna berbeda. Warna dasar yaitu merah, kuning, dan biru.
- Warna skunder yaitu warna yang dihasilkan dari dua warna primer yang digabung menjadi satu. Warna sekunder yaitu oranye, ungu, dan hijau.
- Warna tersier yaitu warna yang dihasilkan dari penggabungan beberapa warna sekunder.
- Warna Analogus yaitu warna yang menyerupai tetapi mempunyai gradasi dan kepekatan berbeda. Misalnya pink dengan baby pink.
- Warna komplementer yaitu warna yang letaknya berseberangan dan kontras alias berseberangan.
Tekstur
Unsur tekstur biasanya hanya ada di seni rupa 3 dimensi dan berkaitan dengan kondisi permukaan. Biasanya, unsur tekstur sanggup diraba dan mengandung sifat semu sekaligus nyata.
Gelap Terang
Unsur gelap terang biasanya ada di karya seni rupa 2 dimensi yang bertujuan untuk menawarkan letak sumber cahaya. Biasanya, jikalau sumber cahaya yang ada dalam gambar terletak di ujung kiri, maka semakin ke kanan warna atau garis yang ada di dalam gambar terlihat lebih gelap.
Fungsi Seni Rupa
Seni rupa dibentuk tidak hanya dengan tujuan estetika semata. Ada beberapa fungsi dan tujuan seni rupa lainnya juga. Beberapa di antaranya adalah:
Fungsi Estetika
Fungsi ini merupakan fungsi utama dari seni rupa. Fungsi estetika yaitu fungsi keindahan yang ditujukan untuk kepuasan batin si pembuat sekaligus si penikmat karya seni.
Fungsi Sosial
Fungsi sosial yaitu fungsi nilai seni yang menyangkut orang lain. Biasanya, sebuah karya seni sanggup sangat mempengaruhi orang lain. Baik sebagai hiburan, alternatif komunikasi, maupun sebagai fungsi pendidikan
Fungsi Komersil
Fungsi ini biasanya bersangkutan dengan laba yang dihasilkan dari penjualan karya seni rupa tersebut.
Tujuan Seni Rupa
Selain mempunyai beberapa fungsi, seni rupa juga mempunyai beberapa tujuan dalam penciptaannya. Beberapa di antaranya adalah:
- Sebagai verbal seniman
- Untuk dinikmati karyanya
- Menyampaikan nilai budaya
- Sebagai dekorasi sebuah ruangan
- Sebagai media ritual keagamaan
- Sebagai media mengenang sebuah sejarah ataupun sebuah kejadian penting, sanggup juga sebagai pengenang pahlawan
Sebagai alat bantu kehidupan, contohnya bangku goyang dan bangku roda.
Jadi, seni rupa yaitu salah satu cabang seni yang dalam karyanya mempunyai 2 bentuk, yakni dua dimensi dan tiga dimensi. Seni rupa mempunyai banyak pedoman lagi yang semakin membuat hasil karnya ini lebih variatif dan imajinatif.
Itulah 20 pedoman seni rupa, ciri, pola gambar, dan tokohnya yang ada di Indonesia maupun luar negeri. Beberapa tokoh yang disebutkan di atas yaitu tokoh-tokoh terkenal yang dalam membuat lukisan, selalu mempertimbangkan rasa dan imajinatif, menyerupai Van Gogh dan Affandi.
Baca juga: Seni Rupa 3 Dimensi