Majas Adalah

FAST DOWNLOADads
Download

–  Secara singkat, pengertian majas adalah  gaya bahasa yang bermakna konotasi atau bersifat kiasan, atau mempunyai sifat imajinatif dan tidak memberikan makna yang sebenarnya. Majas ini sering kali digunakan dalam penulisan karya sastra dengan tujuan untuk mendorong pembaca supaya bisa mencicipi emosi tertentu dari karya tersebut.


Majas ini sendiri masih termasuk dalam tataran semantik atau cabang linguistik yang berfokus pada mempelajari makna suatu bahasa, kode maupun jenis representasi yang lain.


Selain pengertian majas di atas, ada juga beberapa andal yang turut mengutarakan pendapatnya ihwal pengertian majas. Berikut ini akan disampaikan mengenai hal tersebut, sekaligus dengan fungsinya dan macam-macamnya.


Pengertian Majas Menurut Para Ahli


pengertian


Berikut ialah pengertian majas berdasarkan para andal yang terdiri atas Luxemburg, Prof. Dr. H. G. Tarigan, Nurgiyantoro, Aminuddin dan Laksmi Wijaya.


1. Luxemburg


Menurut Luxemburg dkk, yang disebut dengan majas itu ialah sesuatu yang akan menawarkan ciri tertentu pada suatu teks. Adapun teks itu sendiri pada giliran tertentu bisa berdiri sendiri layaknya individu yang begitu berbeda dengan individu lainnya.


2. Prof. Dr. H. G. Tarigan


Menurut Prof. Dr. H. G. Tarigan, pengertian majas ialah suatu cara untuk mengungkapkan pikiran melalui bahasa dengan khas yang memperlihatkan jiwa serta kepribadian penulis.


3. Aminuddin


Adapun berdasarkan Aminuddin, majas itu merupakan suatu gaya bahasa serta cara yang digunakan oleh penulis untuk memaparkan gagasannya sesuai dengan tujuan serta pengaruh yang hendak dicapai.


4. Nurgiyantoro


Nurgiyantoro beropini bahwa majas itu ialah teknik pengungkapan bahasa yang maknanya tidak secara eksklusif menunjuk pada makna harfiah, melainkan pada makna yang sifatnya tersirat.


5. Laksmi Wijaya


Sementara Laksmi Wijaya menganggap sesungguhnya majas itu merupakan gaya bahasa entah dalam bentuk lisan ataupun goresan pena yang digunakan dalam sebuah karangan dengan tujuan untuk mewakili apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh pengarang.


 


Pengertian Majas Menurut KBBI


pengertian


Adapun dalam KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksudkan dengan majas ialah cara untuk melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya ibarat sesuatu yang lain atau suatu kiasan.


Fungsi Majas


pengertian


Majas selain digunakan untuk membangkitkan emosional tertentu, juga digunakan semoga suatu karya menjadi lebih indah terutama dari segi diksi atau pemilihan katanya. Bukan hanya itu saja, penggunaan majas juga bisa membuat karya sastra jadi lebih hidup sekaligus lebih berkualitas.


Sementara berdasarkan Djoko (2010:62), dikatakan bahwa majas bisa membuat suatu karya sastra jadi lebih menarik, lebih hidup, lebih segar dan sekaligus memunculkan kejelasan akan citra angan.


Apabila fungsi-fungsi yang telah dipaparkan itu diruntut lagi, maka majas mempunyai fungsi ibarat yang disebutkan di bawah ini.



  • Menghasilkan imajinasi komplemen sehingga suatu karya yang awalnya aneh menjadi lebih yummy dinikmati

  • Menghasilkan suatu kesenangan imajinatif

  • Membuat makna yang akan disampaikan jadi lebih terkonsentrasi dengan cara yang lebih indah

  • Membuat intensitas perasaan pengarang menjadi bertambah


Jenis-Jenis Majas dan Contohnya


pengertian


Ada banyak majas yang bisa digunakan oleh pengarang untuk mengekspresikan perasaannya. Majas-majas tersebut terbagi menjadi 4 jenis, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran dan majas penegasan. Masing-masing jenis majas itu juga masih dibagi lagi menjadi beberapa bagian. Adapun klarifikasi lebih lengkapnya ialah sebagai berikut.




  • 1. Majas Perbandingan




pengertian


Majas perbandingan merupakan majas yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang dibandingkan dengan sesuatu yang lain. Majas jenis ini umumnya menggunakan kata perbandingan eksklusif yang bisa menawarkan nilai lebih tinggi pada suatu kalimat.  Majas perbandingan ini masih dibagi lagi menjadi beberapa macam, yakni sebagai berikut.


a. Majas Sinestesia


Majas sinestesia merupakan majas yang mengungkapkan sesuatu sekaligus membandingkannya dan menghubungkannya dengan alat indera. Dalam kalimat yang lain, majas sinestesia juga berarti majas yang mengungkapkan perbandingan, di mana perbandingan tersebut sangat erat kaitannya dengan indera manusia. Adapun contohnya ialah sebagai berikut.




  • Dengan tendangan manisnya, beliau berhasil memasukkan bola ke gawang lawan (yang dimaksud dengan tendangan manis ini ialah tendangan yang teratur bila dilihat, bukan tendangan yang mempunyai rasa manis. Jadi, dalam kalimat ini terdapat pertukaran antara indra mata dan indra perasa)

  • Mulutmu harimaumu (yang dimaksud di sini ialah sesuatu yang didengar, bukan verbal harimau dalam arti sebenarnya. Jadi, dalam kalimat ini terdapat pertukaran antara indra mata dan indra perasa)



b. Majas Simile


Majas simile merupakan majas yang membandingkan antara dua hal, di mana kedua hal tersebut secara hakiki ialah berbeda namun dianggap mengandung makna yang serupa. Ciri khas majas simile ialah berada pada kata penghubung yang dimanfaatkan, yang biasanya terdiri atas semisal, serupa, seperti, bagaikan dan juga laksana.


Oleh alasannya ialah itu, selain termasuk majas perbandingan, majas simile juga termasuk majas perumpamaan alasannya ialah terdapat kata penghubungnya. Untuk contoh majas simile ialah sebagai berikut.




  • Laksana air dan api, Dina dan Rio tidak bisa bersatu

  • Kelakukan mereka berdua ibarat kucing dan anjing yang selalu bertengkar setiap kali bertemu

  • Kebohongannya sudah terbongkar, tidak heran bila tingkahnya ibarat kebakaran jenggot

  • Semakin bertambah usiamu rupanya jidatmu juga bertambah lebar, ibarat lapangan sepak bola saja

  • Jadi orang itu jangan ibarat kacang yang lupa akan kulitnya

  • Dia orang kaya. Wajar bila rumahnya sangat besar laksana istana



c. Majas Sinekdoke


Majas sinekdoke ialah majas yang umumnya hanya terdiri atas sebagian kata guna mengungkapkan sesuatu yang menyeluruh ataupun kebalikannya. Majas sinekdoke ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu pars pro toto dan totem pro parte. Adapun klarifikasi lebih lengkapnya ialah sebagai berikut.



  1. Pars Pro Toto


Majas sinekdoke pars pro toto ialah majas yang menggunakan kata-kata bermakna sebagian namun yang dimaksud ialah keseluruhan. Misalnya:




  • Sebelum masuk dalam lokasi wisata, ‘per kepala’ wajib membayar tiket masuk sebesar Rp 30.000

  • Kemana Dina? Sejak pagi ‘batang hidungnya’ belum kelihatan

  • Hanya dengan ‘lidahnya’, beliau berhasil membuat perdamaian




  1. Totem Pro Parte


Majas sinekdoke totem pro parte ialah majas yang menggunakan kata-kata bermakna keseluruhan, tetapi yang dimaksud hanyalah sebagiannya. Misalnya:




  • Indonesia berhasil memenangkan Olimpiade Matematika Internasional (padahal yang mengikuti olimpiade tersebut hanya beberapa orang saja)

  • Anak Sekolah Menengan Atas X selalu berbuat keributan (tidak semua anak Sekolah Menengan Atas X berbuat keributan, hanya sebagiannya saja)

  • Musik dangdut merupakan musik yang sangat berkesan di hati masyarakat Indonesia

  • Universitas Indonesia ialah universitas harapan para pelajar



d. Majas Metonimia


Majas metonimia merupakan majas yang menggunakan ciri khas, label atau brand dagang untuk mendeskripsikan sesuatu yang digunakan sehingga kata ini kemudian berasosiasi pada benda secara keseluruhan. Majas metonimia juga bisa diartikan sebagai majas yang memanfaatkan suatu kata dalam menyatakan suatu hal alasannya ialah keduanya mempunyai hubungan yang begitu dekat.


Contoh kata-kata yang sering digunakan dalam majas ini ialah aqua sebagai pengganti air kemasan, rokok diganti dengan gudang garam, sanyo dijadikan sebagai pengganti dari brand pompa air dan lain sebagainya. Sementara untuk contoh kalimatnya ialah sebagai berikut.




  • Untuk pertama kalinya, Aldi menghisap Gudang Garam

  • Anlene mengajak setiap individu semoga aktif bergerak

  • Ibu menghidupkan Sanyo

  • Karena kangen, saya meneleponnya menggunakan Samsung

  • Sudah cukup usang beliau menjadi driver di Gojek

  • Instagram ialah salah satu aplikasi yang digandrungi anak muda



 e. Majas Simbolik


Majas simbolik ialah majas yang membandingkan sesuatu dengan simbol, di mana simbol tersebut bisa berupa tokoh, lambang, benda maupun hewan. Adapun simbol yang dimaksud dalam majas ini mempunyai makna khusus yang mewakili suatu hal yang hendak disampaikan. Simbol tersebut juga merupakan simbol umum sehingga siapapun yang membaca dan mendengarnya bisa mengetahui artinya dengan baik.


Fungsi dari majas simbolik ialah membuat makna sesungguhnya menjadi lebih halus. Sedangkan untuk contohnya ibarat yang disebutkan di bawah ini.




  • Pak Dion terpaksa berhutang pada ‘lintah darat’ sehingga kini beliau jadi kesulitan ibarat ini

  • Ratna dikenal sebagai ‘kembang desa’ sehingga tidak heran bila banyak cowok yang menyukainya

  • Air yang disemprotkan masih belum bisa mengatasi ‘si jago merah’

  • Kasihan, beliau dijadikan sebagai ‘kambing hitam’

  • Sejak kedua orang tuanya meninggal, Desy yang menjadi ‘tulang punggung’ bagi adik-adiknya

  • Kasus ini akan berlanjut ke ‘meja hijau’



f. Majas Personifikasi


Pengertian majas personifikasi ialah majas yang membuat benda-benda mati atau benda hidup selain insan jadi mempunyai sifat insani sehingga seolah bertingkah ibarat manusia. Ciri-ciri majas personifikasi yang membuatnya lebih gampang dikenali ialah sebagai berikut.




  • Menggambarkan suatu kondisi dengan bayangan yang konkret

  • Membandingkan antara benda mati, tumbuhan dan binatang sehingga tampak ibarat manusia

  • Kata-kata yang digunakan ialah kata-kata yang bisa menawarkan sifat atau suasana insan pada benda mati



Adapun contoh majas personifikasi ialah sebagai berikut.




  • Coba lihat daun kelapa yang melambai ke arahku

  • Rekaman CCTV telah menyelamatkan tuna wisma itu dari tuduhan pencurian

  • Makanan pedas ini memperabukan lidahku

  • Hujan ini memeluk siapapun yang tengah sendiri

  • Langit pun menangis membasahi bumi

  • Sudah terang bahwa helm ini menyelamatkan kepalanya dari benturan ketika kecelakaan terjadi

  • Kucing itu tengah berpikir keras



g. Majas Metafora


Majas metafora merupakan majas yang membandingkan suatu objek dengan objek lain secara eksklusif dengan didasarkan pada sifatnya. Majas metafora juga bisa dianggap sebagai majas yang menggambarkan kesamaan atau perbandingan satu objek dengan objek yang lainnya. Majas ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.




  • Tidak menggunakan kata penghubung

  • Cara membandingkan objek-objeknya dilakukan secara langsung

  • Menggunakan kata-kata kiasan dalam membandingkan atau menyamakan objek satu dengan objek lainnya



Selain mempunyai ciri khas ibarat di atas, majas metafora juga terdiri atas dua jenis. Kedua jenis majas metafora itu ialah metafora in praesentia dan metafora ini absentia. Adapun klarifikasi lebih lengkapnya ialah sebagai berikut.



  1. Metafora in Praesentia


Ini ialah majas metafora yang membandingkan objek-objek secara bersamaan sehingga maknanya bisa dengan terang terlihat. Contohnya ialah: gadis kembang desa itu sangat menyita perhatian para cowok (kembang desa secara terang memperlihatkan bahwa gadis yang dimaksud sangatlah cantik)



  1. Metafora ini Absentia


Ini ialah majas metafora yang membandingkan objek-objek secara implisit sehingga antara pembaca yang satu dengan pembaca lainnya bisa saja mempunyai makna yang berbeda. Adapun contohnya ialah: Dina ialah mawar desa dan beliau diperebutkan oleh banyak lelaki (kata mawar desa di sini bisa mempunyai banyak makna, bisa gadis yang bagus dan bisa juga gadis yang masih belum menikah)


Contoh lain dari majas metafora ialah sebagai berikut.




  • Andre ialah seorang ‘kutu buku’ sejati, sehingga tidak heran bila kemudian nilainya selalu bagus

  • Siapapun yang ‘bermulut harimau’ tentu tidak akan disukai oleh orang-orang di sekitarnya

  • Tidak semua dongeng romantis ketika pacaran ‘bermuara’ pada pernikahan

  • Dewi menjadi ‘buah bibir’ sehabis memenangkan lomba puisi bergengsi itu

  • Kakek membawa ‘buah tangan’ yang sangat banyak

  • Dia memang lelaki ‘hidung belang’



h. Majas Asosiasi


Pengertian majas asosiasi ialah majas yang mengumpamakan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya, akan tetapi, perumpamaan yang digunakan di sini tidak disampaikan secara lugas sehingga pembaca atau pendengar harus menafsirkan makna apa yang tersembunyi di dalamnya. Jadi, bisa saja nanti masing-masing pembaca atau pendengar memperoleh penafsiran yang berbeda.


Ciri khas majas asosiasi ialah penggunaan kata ibarat laksana, bagaikan, bak, ibarat dan lain sebagainya. Selain itu, majas ini sedikit ibarat dengan majas simile, hanya saja untuk majas simile dijelaskan secara terang sehingga pemahaman antara pembaca yang satu dengan yang lainnya bisa sama sementara majas asosiasi ialah sebaliknya. Adapun contoh dari majas asosiasi ialah sebagai berikut.




  • Kasus ini sangat rumit ibarat benang kusut saja

  • Pencuri ini bagaikan belut, susah sekali ditangkap

  • Lembutnya itu ibarat kapas

  • Bagaikan pinang yang dibelah menjadi dua, mereka sangat sulit untuk dibedakan

  • Tatapannya ibarat pisau yang sudah di asah saja

  • Ibarat langit dan bumi, kalian berdua sangat jauh berbeda



i. Majas Antonomasia


Pengertian majas antonomasia ialah majas yang digunakan untuk menyebut objek tidak dengan nama aslinya, tetapi lebih menggunakan sifat yang ditonjolkan oleh objek yang dimaksud. Majas ini termasuk majas yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan berfungsi untuk menghilangkan kesan monoton terhadap kalimat yang digunakan. Adapun contohnya ialah sebagai berikut.




  • Ke mana perginya si mata indah itu? Seharian ini saya tidak melihatnya

  • Aku ingin bertanya ihwal keluargaku pada si bau tanah itu

  • Malas rasanya bertemu dengan si cerewet

  • Pembuat onar berulah lagi rupanya

  • Si dungu lagi-lagi gemetar ketika diminta untuk maju ke depan kelas

  • Si gemuk itu harusnya berusaha menurunkan berat badannya biar lebih sehat



j. Majas Aptronim


Majas aptronim ialah majas yang digunakan untuk menawarkan suatu julukan tertentu pada seseorang, dimana julukan tersebut didasarkan pada sifat atau profesi orang yang bersangkutan. Adapun contohnya ialah sebagai berikut.




  • ‘Dewa si anak hilang’ kini sudah ditemukan

  • ‘Ari Kriting’ ialah salah satu pelawak yang lucu di Indonesia

  • ‘Budi si tukang cilok’ rupanya mempunyai bunyi yang merdu

  • ‘Dinda si pemarah’ kembali mendapat masalah

  • ‘Anita si pemurung’ selalu tidak peduli pada apa yang terjadi di sekitarnya

  • ‘Dewa si penjual ketoprak’ sedang sakit

  • ‘Adin ngantuk’ memang mempunyai mata yang sayu. Makanya beliau selalu terlihat mengantuk



k. Majas Alegori


Pengertian majas alegori ialah majas yang menggunakan kiasan untuk menandakan sesuatu. Penggunaan majas ini aneka macam dijumpai dalam karya fiksi contohnya novel, cerpen bahkan syair. Adapun contohnya ialah sebagai berikut.




  • Begitulah kehidupan. Suatu masa beliau akan menghijau ibarat tumbuhan yang tengah subur, dan pada masa yang lain beliau akan menjadi kuning ibarat tumbuhan yang kekurangan air

  • Memperjuangkan cinta itu ibarat kau berusaha menggenggam pasir. Apabila digenggam dengan sangat erat maka sebagiannya akan terdesak keluar melewati celah jari. Sementara bila tidak digenggam beliau hanya akan hilang diterpa angin

  • Layaknya kertas kosong, bayi yang gres lahir masih suci sehingga sebaiknya mereka dijaga dengan sebaik mungkin

  • Lidah itu ibarat pedang. Jika kau menggunakannya dengan hati-hati maka kau akan terhindar dari masalah. Sebaliknya, bila kau ceroboh ketika memainkannya, maka kau akan berada dalam kesulitan

  • Kemarahan itu layaknya api yang bila semakin disulut maka kobarnya akan semakin besar



l. Majas Hiperbola


Pengertian majas hiperbola ialah majas yang digunakan untuk menyatakan sesuatu secara berlebihan. Alhasil, majas ini membuat arti kalimat menjadi lebih besar dari kondisi yang sebenarnya. Meskipun demikian, penggunaan majas hiperbola umumnya ialah untuk meningkatkan kesan atas apa yang tengah dibicarakan.


Di antara ciri-ciri majas hiperbola ialah menggunakan kata-kata yang bersifat dramatis sehingga cenderung tidak masuk akal. Adapun contohnya ialah sebagai berikut.




  • Remuk jantungku mengetahui kau akan menikah dengannya

  • Semangatnya jadi melambung tinggi sehabis dinasehati

  • Kamu juga harus berjuang hingga titik darah penghabisan

  • Kulitnya seputih salju

  • Dia menghilang ibarat ditelan bumi

  • Sepertinya otakku akan meledak akhir problem ini

  • Bisakah kau tidak melontarkan kata-kata yang menusuk hati?

  • Aku jadi mandi keringat sehabis diwawancara

  • Kelakuannya membuat orang tuanya pusing tujuh keliling



m. Majas Depersonifikasi


Majas depersonifikasi merupakan majas yang membuat insan mempunyai sifat ibarat benda mati atau tidak bernyawa lagi. Majas ini ialah kebalikan dari majas personifikasi yang contohnya ialah sebagai berikut.




  • Niatku sudah ‘bulat’ untuk segera melamarmu

  • Tekadku semakin ‘membaja’, apalagi sehabis mendengar cemoohan ibarat itu

  • Hatinya semakin ‘panas’ melihat lawannya berhasil memenangkan babak pertama

  • Semangatnya menjadi lebih ‘membara’ berkat dorongan dari kedua orang tuanya

  • Rupanya hatinya sudah ‘membatu’

  • Andaikan kau itu ‘bunga’, maka kamulah yang terindah

  • Hatinya pun ‘mencair’ sehabis beliau menyadari apa kesalahannya

  • Baru saya tau beliau ialah ‘bunglon’ yang bisa memihak siapa saja yang menguntungkannya



n. Majas Eufimisme


Majas eufimisme merupakan majas yang membuat ungkapan kasar menjadi lebih halus. Ciri utama majas eufimisme ialah diksinya lebih sopan dan beberapa di antara ungkapan yang digunakan cenderung mengacu pada kata-kata baku yang biasa ada dalam KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Majas ini digunakan untuk memperlihatkan perilaku sopan yang biasanya juga digunakan pada ketika berinteraksi dengan orang yang dihargai, orang yang lebih bau tanah atau ketika menyebutkan sesuatu dalam dokumen resmi. Jadi, berdasarkan hal tersebut, majas eufimisme mempunyai 2 fungsi khusus ibarat di bawah ini.




  • Untuk menawarkan penghormatan pada lawan bicara supaya mereka tidak merasa direndahkan

  • Untuk membuat ungkapan menjadi lebih halus



Sementara untuk contoh majas eufimisme ialah sebagai berikut.




  1. Para tupai loncat sudah diamankan oleh polisi (diamankan maksudnya ditangkap)

  2. Dia sudah tuna wicara semenjak usianya 5 tahun (tuna wicara maksudnya bisu)

  3. Jika terus-terusan malas, bisa-bisa kau menjadi tuna wisma (tuna wisma maksudnya ialah gelandangan)

  4. Orang tidak sehat rupanya lebih bebas berkeliaran (orang tidak sehat maksudnya ialah orang gila)

  5. Dina memang kurang pandai sehingga beliau terpaksa tinggal kelas (kurang pandai maksudnya ialah bodoh)





  • 2. Majas Pertentangan




pengertian


Majas pertentangan merupakan majas yang menggunakan kata-kata kiasan, di mana kata-kata tersebut bertentangan dengan maksud orisinil penulis. Adapun majas ini terdiri atas 5 macam, yaitu majas paradoks, majas  litotes, majas antitesis, majas pertentangan interminus dan majas anakronisme. Adapun klarifikasi lebih lengkapnya ialah sebagai berikut.


a. Majas Paradoks


Majas paradoks ialah majas yang menyatakan dua hal yang berbeda dan bertentangan dalam satu kalimat namun kedua hal yang dimaksud tersebut mengandung suatu kebenaran di dalamnya. Dengan demikian, bisa dijabarkan bahwa ciri-ciri majas paradoks ialah sebagai berikut.




  • Terdapat 2 komponen yang sifatnya bertentangan atau berlawanan

  • Kalimat yang terbentuk mempunyai kesamaan atau keselarasan kombinasi antar masing-masing kata sehingga kalimat tersebut kemudian mempunyai makna kebenaran



Secara umum, majas paradoks digunakan untuk memberikan suatu opini mengenai sesuatu yang tidak disukai. Selain itu, majas ini juga biasa digunakan untuk menegur lawan bicara tanpa menjadikan kesan lancang, untuk menyatakan suatu argumen dan sekaligus  menawarkan kesan dramatis bagi setiap pembaca atau pendengarnya. Adapun contoh dari majas paradoks ialah sebagai berikut.




  • Mereka sibuk berebut ‘kenikmatan’ dunia tanpa peduli pada ‘kesengsaraan’ orang lain

  • Sebagian perempuan berusaha menonjolkan ‘kecantikan’ wajahnya demi menutupi ‘keburukan’ hatinya

  • Dia sangat ‘malas’ belajar, namun begitu ‘rajin’ dalam beribadah

  • Dia gadis ‘buruk’ rupa yang sangat ‘cantik’ hatinya

  • Meski terlihat ‘rapuh’, namun sebenarnya Andi ialah sosok yang ‘tangguh’

  • Kejujurannya’ malah membuatnya ‘dibohongi’ oleh teman-temannya

  • Badannya memang ‘sehat’, namun pikirannya sebenarnya ‘sakit’

  • Kakek memang sudah ‘tua’, namun beliau masih berjiwa ‘muda’



b. Majas Litotes


Majas litotes merupakan majas yang digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi yang sebenarnya tinggi, tetapi diungkap dengan kata-kata yang merendah. Dalam kalimat yang lain, disebutkan bahwa majas litotes merupakan majas yang fungsinya melemahkan atau mengecilkan suatu hal yang awalnya besar. Majas ini umumnya digunakan untuk menghaluskan pembicaraan dan menjaga kesopanan.


Adapun contoh majas litotes ialah sebagai berikut.




  • Jika suatu ketika kau tiba ke tempat ini lagi, harap jangan sungkan untuk singgah di gubuk bau tanah ini

  • Aku hanyalah orang kecil

  • Maaf, alasannya ialah saya hanya bisa menyajikan hidangan sederhana ibarat ini

  • Mohon terimalah hadiah yang tak seberapa ini

  • Hadirlah dalam pesta kecil yang akan ku adakan nanti malam

  • Maaf, saya hanya orang awam yang juga ingin berpendapat

  • Bagaimana kalau ku antarkan kau dengan motor butut ini?

  • Kemampuanku ini biasa saja, bahkan kau pun bisa melakukannya



c. Majas Antitesis


Majas antitesis merupakan majas yang ibarat mirip majas paradoks, yakni dalam satu kalimat terdapat dua kata yang maknanya berlawanan. Hanya saja bedanya ialah apabila dalam majas paradoks kedua kata tersebut tidak berada dalam satu klausa, namun pada majas antitesis, kedua kata yang dimaksud berada dalam satu klausa entah itu berurutan maupun disambung oleh kata penghubung.


Ciri majas antitesis lainnya yang membuatnya berbeda dari majas paradoks ialah dua kata yang dimaksud biasanya menggunakan antonim. Sementara pada majas paradox, kedua kata itu tidak hanya mengandung antonim tetapi juga bisa dipadukan selama maknanya bertentangan.




  • Guru gres itu mencoba bersikap adil, beliau bahkan memperlakukan siswa ‘laki-laki dan perempuan’ dengan cara yang sama

  • Mau ‘orang kaya atau orang miskin’, semuanya tetap sama di mata Tuhan

  • ‘Tebal tipisnya’ skripsi tidak menjadi teladan kesuksesan, jadi jangan terlalu dihiraukan

  • Entah perbuatannya itu ‘salah atau benar’, psikopat tidak pernah mempedulikannya

  • Sebagai orang yang sudah berumur, beliau sudah banyak menelan ‘pahit manis’ kehidupan

  • ‘Cepat atau lambat’, kedoknya akan terbongkar juga

  • Tetaplah berusaha dan berdoa, problem ‘hidup dan mati’ biarkan Tuhan yang mengurusnya



d. Majas Kontradiksi Interminus


Majas pertentangan interminus ialah majas yang digunakan untuk menyangkal pernyataan yang telah diucapkan sebelumnya. Ciri khas majas ini di antaranya ialah menggunakan kata hanya, kecuali atau terkecuali. Adapun contohnya ialah sebagai berikut.




  • Dia membawa semua macam buah-buahan, kecuali nangka (Dalam hal ini disebutkan bahwa sosok ‘dia’ membawa semua macam buah-buahan yang ada, namun kalimat yang selanjutnya menyangkal pernyataan tersebut alasannya ialah sosok ‘dia’ tidak membawa nangka)

  • Setiap siswa tidak diperbolehkan untuk izin, kecuali bagi yang sakit dan mempunyai keperluan mendesak

  • Seluruh anggota keluarga itu bekerja sebagai petani. Hanya si bungsu saja yang menjadi guru

  • Setiap hari beliau sibuk, kecuali ketika selesai pekan

  • Dia selalu bersikap hirau pada setiap orang kecuali padaku

  • Diskon itu berlaku untuk produk apa saja, kecuali baju



e. Majas Anakronisme


Majas anakronisme merupakan majas yang mengungkapkan sesuatu di mana ungkapan tersebut tidak mempunyai kesesuaian antara waktu dengan insiden yang tengah dibicarakan. Pengertian ini diambil dari asal kata anakronisme, di mana ankronisme itu terdiri atas 2 kata yakni ana dan chromos. Ana artinya ialah mundur sedangkan chromos artinya ialah waktu. Jadi, dari arti 2 kata ini, sudah terang bahwa majas anakronisme memperlihatkan sesuatu yang mempunyai nilai sejarah.


Adapun contoh dari majas anakronisme ini ialah sebagai berikut.




  1. Tentara Majapahit telah siap dengan menggunakan pesawat F-16 (padahal sebenarnya pada masa Kerajaan Majapahit, pesawat F-16 belum ada)

  2. Ken Arok berusaha memikat Ken Dedes dengan cara mendatangkan kendaraan beroda empat yang glamor (padahal sebenarnya pada masa itu kendaraan beroda empat glamor belum ada)

  3. Untuk meramaikan pertandingan, Raja Romawi menampilkan penari balet

  4. Untuk menakuti musuh-musuhnya, Jengis Khan menggunakan bom nuklir

  5. Kemenangan tentara Kerajaan Sriwijaya disambut oleh orkestra musik dangsut

  6. Para tentara Kerajaan Majapahit segera memacu kuda besi menuju medan pertempuran





  • 3. Majas Sindiran




pengertian


Pengertian majas sindiran ialah majas yang mengungkapkan sindiran terhadap sesuatu atau seseorang yang tujuannya ialah untuk meningkatkan kesan terhadap orang yang mendengar atau membaca kalimat tersebut. Majas sindiran ini terbagi atas 5 macam yaitu majas sarkasme, majas sinisme, majas ironi, majas satire dan majas innuendo. Adapun klarifikasi lebih lengkapnya ialah sebagai berikut.


a. Majas Sarkasme


Majas sarkasme merupakan majas yag biasa digunakan untuk menghujat seseorang secara langsung. Dibandingkan dengan menggunakan kata-kata kiasan yang bersifat sopan, majas ini lebih cenderung menggunakan kata-kata yang kasar dan umumnya dilontarkan untuk memperlihatkan kemarahan, bahkan disertai dengan tujuan untuk menyakiti pendengarnya. Adapun contohnya ialah sebagai berikut.




  • Dasar ‘sampah masyarakat’, jangan berani lagi kau tinggal di tempat ini

  • Dasar ‘otak udang’, begitu saja kau tidak tahu

  • Ya, kau memang ‘buta’. Kau bahkan tidak bisa melihat betapa jahatnya perilaku dia

  • Baru gagal sekali saja kau eksklusif menyerah. Dasar orang ‘mental kertas’

  • ‘Dasar pikun’, gres beberapa menit yang kemudian saya mengajarimu dan kini kau sudah lupa?

  • Apa kau tidak bisa membaca? Sudah disebutkan jangan menginjak rumput ini



b. Majas Sinisme


Majas sinisme ini merupakan majas yang digunakan untuk memberikan sindiran secara eksklusif terhadap apa yang disindir. Sama ibarat majas sarkasme, majas sinisme inipun juga menggunakan kata-kata yang kasar. Hanya saja bedanya ialah majas sinisme tingkat kekasarannya lebih rendah daripada majas sarkasme. Adapun contohnya ialah sebagai berikut.




  • Betapa kurusnya badanmu hingga tulang-tulangmu menonjol ibarat itu

  • Kamu malas sekali ya, kamar hingga terlihat ibarat kapal pecah begini

  • Wajar kalau nilaimu jelek ibarat ini, malas berguru sih

  • Tulisan awut-awutan ibarat ini mana bisa dibaca

  • Jangan begitu keras kepala, maksudnya baik semoga kau tidak salah jalan lagi



c. Majas Ironi


Majas ironi merupakan majas sindiran yang menggunakan kata-kata yang berlawanan dari fakta sebenarnya. Majas ini murni digunakan untuk menyindir dan dibandingkan dengan jenis majas sarkasme atau sinisme, majas ironilah yang paling halus. Adapun contohnya ialah sebagai berikut.




  • Rajin sekali kamu, kamar hingga ibarat kapal pecah begini

  • Kamu sangat suka berguru ya, sampai-sampai nilaimu merah semua

  • Kamu cocok jadi dokter, tulisanmu kan awut-awutan dan susah dibaca ibarat ini

  • Makanannya yummy sekali, persis ibarat yang ada di rumah sakit, rasanya hambar

  • Kau begitu jujur, sampai-sampai kau tak sadar bahwa kata-katamu telah menyakiti hatinya

  • Selera fashionmu bagus ya, semua yang kau kenakan sudah ketinggalan jaman



d. Majas Satire


Majas satire merupakan majas yang cenderung menggunakan ungkapan untuk menyindir. Adapun contohnya ialah sebagai berikut.




  • Dia sangat tidak tahu terima kasih, sudah dibantu malah memfitnah

  • Memangnya kini harga gula sudah naik lagi? Sampai-sampai kopi ini rasanya pahit sekali

  • Ternyata kepribadianmu seburuk ini. Dia sudah baik dan peduli padamu tapi kau malah menganggapnya sebagai pengganggu

  • Ibumu tak pernah memasak yang yummy ya? Kau rakus sekali melahap makanan ketika itu



e. Majas Innuendo


Dibandingkan dengan jenis majas sindiran lainnya, majas innuendo termasuk jenis yang tidak terlalu dikenal. Padahal sebenarnya, majas ini cukup sering digunakan walaupun secara tidak sadar. Adapun pengertian dari majas innuendo ialah majas yang sering dimanfaatkan ketika seseorang ingin mengecilkan kondisi yang sebenarnya cukup gawat. Atau dengan kata lain, majas innuendo merupakan majas yang digunakan untuk menyindir seseorang dengan cara mengecilkan hal yang di alaminya. Contohnya sebagai berikut.




  • Ini hanya cacing besar, kau bahkan tidak perlu gemetar ibarat itu (kata cacing besar padahal memperlihatkan pada binatang ular)

  • Cuma dicolek begitu saja kau menangis (kata dicolek ini digunakan untuk mengecilkan insiden langgar fisik atau perkelahian)

  • Ada apa denganmu? Terkena flu saja rasanya ibarat akan mati

  • Dia diterima di perusahaan itu alasannya ialah memang ada orang dalam

  • Kau hanya gagal menjadi juara di pertandingan itu, berhentilah bersikap ibarat ingin mati saja





  • 4. Majas Penegasan




pengertian


Majas penegasan ini merupakan majas yang digunakan untuk mensugesti pembaca atau pendengar supaya mereka mau menyetujui ujaran yang diungkapkan. Adapun majas penegasan terdiri atas 7 macam yakni majas paralelisme, majas tautologi, majas anti klimaks, majas klimaks, majas retorika, majas pleonasme dan majas repetisi. Untuk klarifikasi lengkapnya ialah sebagai berikut.


a. Majas Paralelisme


Majas paralelisme ialah majas yang mengulang suatu kata, namun masing-masing kata menjelaskan sesuatu yang berbeda. Majas ini biasa digunakan dalam puisi dan pengulangan katanya bisa terjadi pada baris maupun kalimat. Apabila pengulangan itu berada di awal kalimat atau baris maka akan disebut dengan anafora, tetapi bila pengulangannya berada di selesai kalimat atau baris, maka disebut dengan epifora. Adapun contohnya ialah sebagai berikut.




  • Cinta itu suci. Cinta tidak seharusnya dikhianati. Cinta juga memerlukan pengorbanan

  • Aku bisa mendengar. Aku bisa melihat. Aku bisa merasakan

  • Segala yang ku suarakan tidak pernah kau dengar. Apa yang ku bicarakan tidak pernah kau hiraukan

  • Rindu ini harus bertemu dengan pemiliknya. Rindu ini sudah tidak terbendung lagi.



b. Majas Tautologi


Majas tautologi merupakan majas yang ciri khasnya ialah mengulang-ulang sebuah kata sebanyak beberapa kali dalam satu kalimat. Dengan kata lain, majas tautologi merupakan majas yang menyebutkan beberapa kata yang artinya sama atau sinonim dengan tujuan untuk menegaskan suatu kondisi tertentu. Adapun contohnya ialah sebagai berikut.




  • Waktuku telah ku habiskan untuk mengelak, membantah dan menghindari problem itu

  • Jadilah santri yang patuh, ta’dzim dan taat kepada guru

  • Dengan siapapun sebaiknya kita selalu akur, rukun dan menjunjung persaudaraan

  • Malam yang senyap, sunyi dan sepi



c. Majas Antiklimaks


Majas antiklimaks merupakan majas yang menyatakan sesuatu secara berurutan dimulai dari tingkat yang atas dan menurun ke tingkat yang bawah. Dengan kata lain, majas ini dimulai dari hierarki yang tinggi, menengah kemudian yang rendah. Adapun contohnya ialah sebagai berikut.




  • Ukuran baju yang tersedia sangat lengkap, mulai dari 3XL, XXL, XL, L, M dan S

  • Tua, muda bahkan belum dewasa juga mempunyai hak yang sama

  • Setiap golongan masyarakat merayakan hari paling bersejarah bagi Indonesia mulai dari Presiden, menteri, gubernur, bupati, kepala desa bahkan rakyat

  • Acara kirab ini diikuti oleh kyai, ustadz hingga para santri



d. Majas Klimaks


Majas titik puncak merupakan majas yang juga menyatakan sesuatu secara berurutan, namun urutannya tersebut dimulai dari tingkat yang paling bawah ke tingkat yang lebih atas. Adapun contohnya ialah sebagai berikut.




  • Proses hidup insan berlangsung semenjak dari kandungan, bayi, anak-anak, remaja hingga cendekia balig cukup akal dan lanjut usia

  • Rapat itu dihadiri oleh ketua kelas, anggota OSIS, ketua OSIS, Pembina OSIS dan kepala sekolah

  • Lomba yang diadakan ada yang untuk anak TK, SD, Sekolah Menengah Pertama dan SMA



e. Majas Retorika


Majas retorika merupakan majas penegasan dalam bentuk kalimat tanya yang sebenarnya tidak perlu dijawab alasannya ialah memang tujuannya hanya untuk menegaskan, menggugah kesadaran atau menyindir. Adapun contohnya ialah sebagai berikut.




  • Siapa yang beropini bahwa menikah itu tidak memerlukan modal?

  • Apa akhirnya bila kita malas bekerja?

  • Jangan sombong, apa kau benar-benar bisa bertahan hidup tanpa pinjaman siapapun?

  • Memangnya siapa yang mau dihina hingga ibarat itu?

  • Bukankah saya tidak memintamu untuk memikirkanku?

  • Siapa bilang bahwa jodoh akan tiba meskipun kita tidak berusaha?



f. Majas Repetisi


Majas repetisi merupakan majas yang mengulang kata, frasa maupun klausa dalam kalimat, di mana yang diulang-ulang tersebut masih mempunyai hubungan yang saling terkait satu sama lain. Adapun contohnya ialah ibarat berikut.




  • Tiap jam, tiap menit, tiap detik, tiap waktu saya selalu memikirkanmu

  • Aku bosan, hampir tiap hari makannya hanya sayur, sayur dan sayur

  • Hanya beliau yang peduli padaku. Hanya beliau yang perhatian kepadaku. Hanya beliau yang mau mendengarkan keluh kesahku

  • Begini salah, begitu salah, semuanya serba salah



g. Majas Pleonasme


Majas pleonasme merupakan majas yang membantu menawarkan keterangan komplemen pada sesuatu yang sebenarnya sudah jelas. Majas ini digunakan untuk menegaskan sesuatu, namun sayangnya, kata-kata tersebut sebenarnya tidak diperlukan. Adapun contohnya ialah sebagai berikut.




  • Sang pengendara menepikan kendaraannya ke pinggir jalan (kata menepikan di sini berarti bahwa sang pengendara sudah membawa kendaraannya ke pinggir jalan, jadi kata ”ke pinggir jalan’ sebenarnya sudah tidak diharapkan lagi)

  • Kakak sedikit memajukan mobilnya ke depan supaya tidak menutupi verbal gang

  • Andi naik ke atas panggung

  • Diva masuk ke dalam kelas

  • Para penonton mendongak ke atas menyaksikan atraksi terjun payung

  • Mobil itu meluncur turun ke bawah

  • Diana mundur ke belakang



Pengertian majas ialah sesuatu yang harus dipahami dengan baik supaya nanti bisa lebih gampang mengidentifikasi jenis-jenis majas dalam teks. Selain itu, pemahaman mengenai majas ini juga bisa mempermudah siapa saja membuat karya tulis yang lebih hidup, lebih berkualitas dan tidak monoton.


Demikian pengertian majas dan macam-macamnya sekaligus dengan fungsinya, semoga bermanfaat.




Baca juga:



FAST DOWNLOADads
| Server1 | Server2 | Server3 |
Download
Next Post Previous Post