Seni Lukis adalah

FAST DOWNLOADads
Download

VOI.co.id – Seni mempunyai pengertian sebagai kegiatan mengungkapkan gagasan dengan membuat karya, baik berupa visual, audio, audio-visual, maupun pertunjukan dan bertujuan untuk dihargai keindahannya. Salah satu cabang seni yaitu seni lukis.


Dalam dunia seni lukis, karya yang dihasilkan akan berbentuk 2 dimensi yang akan memberi kesan atau imajinasi tertentu. Biasanya, medium yang digunakan untuk membuat sebuah lukisan yakni kanvas. Namun, sebetulnya lukisan bisa dibentuk di aneka macam medium, baik itu kertas, papan, dan bahkan dinding.


Jika ingin merunutkan dari usia, maka seni rupa cabang lukis yakni seni rupa paling bau tanah yang ada di dunia. Ini sanggup dibuktikan dengan temuan gambar-gambar atau tabrakan sederhana yang ada di dinding-dinding goa pra-sejarah.


Berikut beberapa ulasan mengenai seni lukis, dari mulai pengertian, sejarah, unsur lukisan, hingga kepada rujukan dan fungsinya.


Pengertian Seni Lukis Menurut Para Ahli


 Seni


Seni lukis mempunyai beberapa pengertian berdasarkan beberapa ahli. Salah satunya berdasarkan Herbert Read, seni lukis merupakan sebuah kegiatan rohani yang berfungsi untuk merefleksikan kejasmanian dan mempunyai kemampuan untuk membangkitkan perasaan (jiwa).


Sedangkan, berdasarkan Sukaryono di tahun 1998, seni lukis yakni salah satu ungkapan perasaan sekaligus isi hati. Beliau menyebutnya sebagai salah satu bahasa seniman yang dikomunikasikan.


Leo Tolstoy sendiri, seorang sastrawan Rusia, menyampaikan bahwa seni lukis yakni salah satu bentuk ungkapan seorang pencipta (pelukis) yang ingin disampaikan kepada orang lain dengan tujuan biar orang lain tersebut sanggup memahami apa yang dirasakan sang pelukis.


Dari beberapa pengertian di atas, sanggup disimpulkan bahwa seni lukis yakni kegiatan membuat sebuah karya 2 dimensi yang bertujuan untuk mencurahkan segala perasaan dan imajinasi pelukis, biar orang yang melihat lukisan tersebut sanggup mencicipi perasaan atau pikiran yang mereka miliki.


Seni lukis mempunyai tujuan untuk mengeluarkan atau mengekspresikan perasaan penciptanya dalam bentuk karya dua dimensi. Medium yang biasa di pakai untuk melukis biasanya kanvas, kertas, dinding, kayu, papan dan lain sebagainya.


Sejarah Seni Lukis


Dalam sejarah perkembangannya, seni lukis mempunyai 5 fase sebelum bisa hingga ke titik sekarang. 5 fase sejarah seni lukis di antaranya adalah:



  • Zaman pra-sejarah

  • Zaman klasik

  • Zaman pertengahan

  • Zaman Renaissance

  • Zaman Art Nouveau.


Itu yakni fase sejarah seni lukis di dunia, sedangkan sejarah seni lukis di Indonesia sedikit berbeda. Meskipun salah satu lukisan tertua di temukan di Indonesia, tapi sejarah seni lukis modern dalam memasuki Indonesia dimulai semenjak masa penjajahan Belanda.


Berikut beberapa ulasan singkat mengenai sejarah seni lukis di dunia dan Indonesia.


1. Seni Lukis di Zaman Pra-Sejarah


Selazimnya cabang seni rupa yang paling tua, teknik melukis yang digunakan pada masa itu juga masih sederhana. Biasanya, mereka menggunakan kerikil kapur untuk membuat objek di dinding.


Teknik yang paling bau tanah dalam lukisan pra-sejarah yakni dengan menempelkan telapak tangan ke dinding gua. Di atas telapak tangan tersebut nantinya disembur dengan daun berwarna yang telah dikunyah untuk menghasilkan gambar telapak tangan.


Objek yang digunakan untuk dilukis biasanya berupa gambar insan sederhana, bentuk hewan, pohon, dan jiplakan telapak tangan warna-warni. Mereka biasa pula melukis sesuatu yang mereka anggap sakral, contohnya melukis tanduk banteng.


Beberapa lukisan dari zaman pra-sejarah yang ada di Indonesia sanggup dilihat di Gua Pra-sejarah Leang-leang yang terletak di Sulawesi Selatan. Lukisan arkeologi di Maros, Sulawesi ini berbentuk jiplakan tangan dan diperkirakan berasal dari 40.000 tahun lalu. Bahkan, lukisan ini yakni lukisan pra-sejarah tertua yang ada di dunia.


2. Seni Lukis Zaman Klasik


Di zaman klasik, teknik melukis yang dilakukan telah mengalami perkembangan.  Biasanya, lukisan di kala ini dibentuk semirip mungkin dengan objeknya. Lukisan di zaman ini mempunyai 2 tujuan, yakni:



  • Mistisme

  • Propaganda


Salah satu rujukan lukisan yang dibentuk di zaman ini yakni lukisan grafiti yang ditemui dalam reruntuhan kota Pompei. Grafiti ini diduga mengandung makna propaganda.


3. Seni Lukis Zaman Pertengahan


Ciri lukisan yang ada di zaman pertengahan ditandai dengan objek yang berupa simbol. Pergeseran objek ini sangat berbeda di zaman klasik di mana lukisan selalu bersifat realisme. Banyak jago yang menduga pergeseran yang sangat besar ini disebabkan oleh kehidupan religi yang sangat mendominasi.


Hal yang menyebabkan karya lukis di zaman ini mengandung pemisahan unsur  positif dari benda yakni perkembangan abstakisme. Abstakisme sendiri terjadi lantaran beberapa agama yang melarang menggambar makhluk hidup (manusia dan hewan).


4. Seni Lukis Zaman Renaissance


Seni lukis pada zaman ini dimulai dari jatuhnya pemerintahan Turki Ustmani. Banyak pihak yang menganggap inilah masa emas seni lukis. Hal ini lantaran kebudayaan Eropa yang gres lahir. Kebudayaan gres ini merupakan perpaduan antara sains dan seni lukis yang bersinergi dengan baik.


Seni lukis di zaman ini dianggap mempunyai nilai dan makna yang sangat dalam. Beberapa di antaranya bahkan masih misterius hingga sekarang, sebut saja lukisan Monalisa yang terkenal itu.


Beberapa seniman besar yang lahir di zaman ini yakni Leonardo da Vinci, Tomassi, Rapael, Donatello, dan Michaelangelo.


5. Seni Lukis Zaman Art Nouveau


Pada zaman Art Noubeau, pelukis banyak membuat lukisan dengan garis kurva yang lebih halus dan beberapa kriya yang khas dan menganut sistem ekskusifitas. Hal ini dikarenakan efek Revolusi Industri yang membuat sedikit sekali orang menghargai para seniman.


Pada kala ini, orang menganggap lukisan sanggup diproduksi secara sistematis dan diperbanyak dengan proteksi mesin, sehingga tugas seniman kurang dihargai. Untuk melawan paradigma ibarat itulah para seniman membuat objek lukisan berupa bentuk-bentuk yang tidak sanggup dicapai mesin dan kebanyakan mengambil bentuk alam.


Perkembangan Seni Lukis di Indonesia


Di Indonesia sendiri seni lukis sendiri tidak mengalami fase Renaissance dan Art Nouveau. Meskipun kesenian lukis modern dipengaruhi oleh Belanda, tetapi tema yang berkembang dalam lukisan di Indonesia dengan cepat bergeser dan meninggalkan tema-tema yang terkenal di Eropa ketika itu.


Awalnya, sobat lukisan di Indonesia masih menggunakan tema ‘Romantisme’ ala Eropa. Tapi tema tersebut berubah cepat menjadi tema ‘Kerakyatan’ yang dipengaruhi oleh penderitaan rakyat. Perkembangan selanjutnya dipengaruhi oleh sulitnya ditemukan peralatan lukis sehingga pelukis menggunakan medium sederhana dan memopulerkan konsep absurd dalam lukisannya.


Di tahun 1950, dimana terjadi Gerakan Manifesto Kebudayaan yang melawan pemaksaan ideologi dalam karya seni, memulai kala ekspresionisme di mulai di Indonesia. Mereka berusaha membebaskan karya seni dari aneka macam kepentingan politik dan propaganda oleh partai tertentu.


Unsur-unsur dalam Seni Lukis


Seperti seni rupa pada umumnya, seni lukis juga mempunyai beberapa unsur yang membentuk lukisan itu sendiri. Unsur-unsur tersebut dibedakan menjadi unsur visual dan non-visual.


Unsur visual dalam lukisan yakni unsur yang sanggup dilihat dengan mata dan sanggup diraba pula penampakannya.


1. Unsur Visual


 Seni


Beberapa unsur visual yang masuk ke dalam seni lukis adalah:



  • Titik (point)


Titik yakni salah unsur dasar dalam lukisan dan salah satu unsur yang paling penting lantaran nyaris semua karya lukis dimulai dari teknik ini. Titik juga biasanya selalu ada dalam setiap lukisan lantaran merupakan salah satu unsur vital.



  • Garis (line)


Setelah titik, garis yakni unsur dasar selanjutnya yang juga selalu ada dalam lukisan. Garis terbuat dari dua titik yang dihubungkan dan dimaksudkan untuk membentuk objek dalam sebuah lukisan.



  • Bidang (field)


Selanjutnya yakni bidang. Jika garis yakni penggabungan antara dua titik, maka bidang yakni campuran antara beberapa garis.  Biasanya, unsur bidang digunakan ketika pelukis ingin melukis objek yang tidak hidup.



  • Ruang (space)


Unsur yang paling sulit dalam seni lukis yakni elemen ruang dan biasanya tidak melibatkan ornamen lain. Berbanding terbalik dengan bidang, ruang biasanya digunakan untuk memperlihatkan kesan hidup pada sebuah lukisan.



  • Warna (color)


Lukisan selalu dinikmati dengan cara dipandang, lantaran itulah warna menjadi unsur perhiasan yang cukup penting. Karena warna bisa mewakilkan perasaan dan realitas objek yang dilukis. Tapi unsur ini tidak serta merta menjadi wajib lantaran ada juga lukisan yang menggunakan konsep hitam-putih.


2. Unsur Non-Visual


 Seni
sumber: Unsplash.com

Beberapa unsur non-visual yang ada dalam lukisan meliputi unsur yang melibatkan sisi emosional pelukis. Berikut unsur non-visual yang ada di dalam lukisan:



  • Imajinasi


Karya lukis biasanya merupakan penggambaran antara objek orisinil ke dalam media 2 dimensi dan ukuran yang telah diperkecil. Meskipun merupakan penggambaran objek asli, tetap dibutuhkan imajinasi dalam pemindahan sudut pandang tersebut. Imajinasi ini sanggup berkembang sesuai dengan kreativitas masing-masing penulis.



  • Pengalaman atau Sudut Pandang


Pengalaman hidup biasanya menghipnotis sudut pandang seorang pelukis dalam melukiskan objeknya. Pelukis bisa saja melukis objek yang sama, tetapi sudut pandang dan pengalaman hidup dari kedua pelukis tersebut sanggup memunculkan kesan dan makna yang berbeda.



  • Konsep


Konsep yakni citra berangasan alias skema yang digambarkan di atas kanvas. Unsur ini tidak wajib ada, tetapi merupakan salah satu unsur yang cukup penting. Beberapa pelukis menggambar objek secara impulsif tanpa konsep terlebih dahulu. Tetapi tidak sedikit yang berpegang pada konsep, biar lukisan tidak lari dari yang direncanakan.



  • Nilai Estetik


Unsur estetik yakni unsur yang paling absurd dalam seni lukis dan sekaligus unsur yang paling penting. Dikatakan absurd lantaran tidak semua pelukis mempunyai perilaku estetik ini. Unsur ini menjadi penting lantaran mempunyai nilai keindahan yang tidak biasa, sekaligus sanggup menjadi nyawa dan ciri khas dalam lukisan tersebut.




Aliran Seni Lukis


Dalam seni lukis sendiri, ada 10 fatwa yang sering digunakan hingga kini, yakni yakni sebagai berikut:


 Seni




  1. Abstraksionisme




Mungkin fatwa ini tidak absurd lagi, bahkan di indera pendengaran awam sekalipun. Abstrak termasuk salah satu fatwa seni lukis yang terkenal dan mempunyai ciri khas.  Biasanya, lukisan ini tidak merepresentasikan objek positif secara langsung, melainkan dengan menggunakan perpaduan bentuk dan warna.


Seniman lukis yang berkecimpung dalam fatwa ini antara lain Adolf Got Lieb dan Mark Rothko.




  1. Dadaisme




Jika kau pernah melihat sebuah lukisan yang mengambil bentuk angker dan penuh dengan daya magis, maka lukisan itu mempunyai fatwa Dadaisme. Aliran ini memang mengambil tema yang agak unik, berupa penggambaran objek dengan gaya seram, magis, kekanakan dan bisa juga mengesankan.


Seniman lukis yang berkecimpung dalam fatwa ini yakni Hans Arp dan Duchamp.




  1. Ekspresionisme




Aliran ini juga tidak merepresentasekan objek dalam bentuk sebenarnya, tapi juga tidak ibarat abstrak. Biasanya, ekspresionisme melaksanakan distorsi warna atau bentuk orisinil pada objek yang dilukis.


Pelukis yang menggunakan fatwa ini yakni Affandi dan Van Gogh.




  1. Fauvisme




Aliran ini menjunjung tinggi kebebasan berekspresi dan biasanya menghasilkan lukisan yang sangat kontras dengan objek aslinya. Ciri-ciri lukisan fauvisme yakni penyederhanaan garis dan warna yang digunakan tidak sama dengan warna orisinil objek.


Pelukis fauvisme antara lain yakni Andre Dirrain dan Henry Matisse.




  1. Futurisme




Lukisan yang mempunyai fatwa ini biasanya mempunyai ciri khusus, yakni objek di dalam gambar terlihat ibarat bergerak. Biasanya, untuk mendapat imbas bergerak ini, pelukis menggambar objek hingga beberapa kali untuk mendapat perspektif yang tepat.


Pelukis yang bergelut dalam bidang ini yakni Carlo Carra dan Sculptor.




  1. Gotik




Aliran gotik biasanya melukis ksatria, raja, ratu, maupun orang suci sebagai objek. Dalam melukiskan objeknya, pelukis akan menggunakan garis tebal dan menegaskan sebuah objek berdasarkan warna. Lukisan ini biasanya banyak terdapat di gereja-gereja atau kastil.


Pelukis gotik yang terkenal antara lain yakni Albert Durer.




  1. Impresionisme




Aliran ini lebih mementingkan kesan objek yang dilukis daripada kenyataan objek tersebut. Sehingga biasanya objek yang terdapat di dalam lukisan tidak terlalu detail dan sedikit kabur. Ciri khas lukisan ini yakni tabrakan kuasnya yang ibarat dengan sketsa, yakni berupa garis-garis pendek.


Pelukis impresionisme yang terkenal yakni Edward Degas, Sisley, dan lain sebagainya.




  1. Kubisme




Seperti namanya, fatwa kubisme biasanya menggambarkan objek dalam bentuk-bentuk geometris dan warna yang cerah. Biasanya, warna yang digunakan dalam lukisan ini sangat perspektif.


Pelukis yang terkenal dengan fatwa kubismenya yakni Pablo Picasso.




  1. Realisme




Aliran yang satu ini mungkin yakni fatwa yang paling gampang dipahami maknanya. Karena lukisan realisme selalu sesuai dengan objek yang dilukis dan tidak terdistorsi oleh apapun. Dari mulai warna hingga bentuk objek selalu digambar dengan bentuk senyata mungkin.


Tokoh fatwa seni realisme yakni Fransisco de Goya dan Honore Umier.




  1. Surealisme




Berkebalikan dengan realisme, surealisme justru menggambarkan hal-hal yang tidak nyata. Biasanya, objek yang digambarkan dalam lukisan ini berasal dari dunia fantasi sehigga menghasilkan objek lukisan yang tidak logis.


Pelukis yang terkenal di ranah surealisme yakni Salvador Dali.


Teknik dalam Seni Lukis beserta Contohnya


Secara umum, ada 7 teknik dalam melukis yang biasanya digunakan dalam melukis, yakni:




  1. Teknik Aquarel




Teknik ini dilakukan bila pelukis menggunakan media cat air. Tekniknya yakni dengan melaksanakan sapuan warna tipis-tipis dan harus menghadirkan kesan transparan terhadap objek yang dilukis.


 Seni




  1. Teknik Plakat




teknik ini bisa dilakukan dengan segala jenis cat, dari mulai cat air, cat minyak, hingga aklirik. Berbanding terbalik dengan aquarel yang sapuan kuasnya tipis, teknik plakat justru melaksanakan sapuan kuas dengan tebal dan tegas.


 Seni


 




  1. Teknik Spray




seperti namanya, teknik ini dilakukan dengan cara menyemprot cat ke media lukis, biasanya berupa dinding. Contoh penggunaan teknik ini yakni seni  grafiti yang biasa ada di tepi jalan.


 Seni




  1. Teknik Pointilis




Teknik ini menggunakan titik-titik untuk menghasilkan sebuah lukisan utuh. Dalam praktiknya, pelukis dituntut mempunyai kesabaran ekstra biar menghasilkan lukisan yang lebih bagus.


 Seni




  1. Teknik Tempera




Teknik lukis yang satu ini sedikit unik, yakni dengan mencampurkan kuning telur kepada cat yang akan digunakan. Hal ini bertujuan untuk menjadi perekat cat dengan medium lukis yang biasanya berupa kayu atau tembok.


 Seni


 




  1. Teknik Basah




 Seni


Teknik ini hanya berlaku untuk cat minyak. Dinamakan teknik lembap lantaran cat minyak yang akan digunakan harus diencerkan dulu dengan minyak khusus cat. Setelah mencapai kadar kekentalan yang diinginkan, barulah cat digunakan untuk melukis.


 




  1. Teknik Kering




Kebalikan dari teknik lembap yakni teknik kering, dimana dalam menggunakan cat minyak tidak memerlukan proses pencairan dengan minyak. Selain itu, dalam teknik kering, kuas yang digunakan haruslah dalam keadaan kering. Biasanya teknik ini digunakan dalam lukisan realisme.


 


 


Fungsi Seni Lukis


Sebuah benda mustahil dibentuk tanpa mempunyai fungsi sama sekali. Demikian juga dengan seni lukis. Selain mengandung nilai estetika, secara umum seni lukis mempunyai 3 fungsi. Yakni:



  • Fungsi primer berupa ungkapan atau verbal diri dari si pelukis.

  • Fungsi skunder sebagai sara komunikasi antara pelukis dengan penikmat lukisan. Fungsi ini juga meliputi fungsi bisnis, yakni kalau terjadi jual beli lukisan antar di pelukis dengan si penikmat lukisan.

  • Dan sekaligus fungsi fisik yang biasanya dikhususkan pada nilai estetika. Dalam fungsi fisik, biasanya lukisan ditempatkan sebagai objek penghias ruangan.




Seni lukis intinya yakni acara menuangkan perasaan di atas kanvas dan diwakili dengan objek yang mempunyai unsur titik, garis, bidang, ruang sekaligus warna. Di dalamnya, ada beberapa fatwa seni lagi yang akan memberi makna berbeda di benak penikmat seni lukis. Bahkan, teknik yang digunakan juga bisa berbeda satu sama lain.


Itulah beberapa klarifikasi mengenai seni lukis yang meliputi pengertian, sejarah, unsur pembentuk, serta fatwa dan teknik yang sering digunakan dalam seni lukis. Dalam membuat sebuah lukisan, yang diharapkan hanya kesabaran mengasah kemampuan dan bukan hanya sekedar talenta saja.



Baca juga: SENI KRIYA yakni – Pengertian, Sejarah, Fungsi, Jenis, Contoh



FAST DOWNLOADads
| Server1 | Server2 | Server3 |
Download
Next Post Previous Post